NovelToon NovelToon
AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

AKULAH ANTAGONIS IDAMAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Fantasi Wanita
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Monacim

Felisha Rumi adalah seorang siswi SMA yang mendapatkan gelar ratu sekolah. Kecantikan yang kekayaan yang ia miliki sangat menunjang hidupnya menjadi yang paling dipuja. Namun sayang, Felisha merasa cinta dan kasih sayang yang ia dapatkan dari kekasih dan teman-temannya adalah kepalsuan. Mereka hanya memandang kecantikan dan uangnya saja. Hingga suatu hari, sebuah insiden terjadi yang membuat hidup Felisha berakhir dengan kematian yang tragis.

Namun, sebuah keajaiban datang di ambang kematiannya. Ia tiba-tiba terikat dengan sebuah sistem yang dapat membuatnya memiliki kesempatan hidup kedua dengan cara masuk ke dalam dunia novel yang ia baca baru beberapa bab saja. Dirinya tiba-tiba terbangun di tubuh seorang tokoh antagonis bernama Felyasha Arumi yang sering mendapatkan hinaan karena bobotnya yang gendut, kulit yang tak bersih, dan wajah yang banyak jerawat. Terlebih ... dirinya adalah antagonis paling tak tahu diri di novel itu.

Bagaimanakah Felisha menjalankan hidup barunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monacim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NOVEL YANG DICARI

Felya berdecak takjub melihat perpustakaan kuno itu benar-benar ada. Letaknya tak jauh dari area camping. Perpustakaan itu tak berukuran besar, bahkan terlihat seperti rumah bisa dengan satu kamar. Rumah yang terbuat dari kayu jati dengan cat berwarna cokelat tua. Hiasannya pun terkesan jadul sekali. Pantas disebut perpustakaan kuno. Memang sekuno itu tampilannya.

"Nah, ini dia perpustakaan yang gue maksud. Begitu masuk, lo kudu ngisi data dulu. Nama, usia, dan kota tempat tinggal. Abis itu silakan cari buku buat dibaca. Nggak boleh berisik sama sekali. Lo bisa dikeluarin kalau berisik," ujar Sendrio menjelaskan.

"Iya-iya gue nggak bakal berisik. Ya udah ayok masuk! Ntar habis lagi waktu istrirahatnya," ajak Felya seraya masuk lebih dulu ke dalam perpustakaan itu.

Seorang kakek-kakek berambut putih tampak duduk dengan tenang sambil membawa buku. Felya hendak menyapa, tetapi Sendrio mendahului langkahnya. Tanpa berkata apa-apa, Sendrio langsung membuka buku tamu dan mengisi data dirinya. Felya pun ikut mengisi datanya juga. Setelah itu, barulah mereka memasuki bagian rak-rak buku. Felya berdecak kagum melihat buku-buku di sana tertata dengan sangat rapi. Namun, rata-rata buku di sana memang tak baru lagi. Namanya juga perpustakaan kuno, pasti banyak menyimpan buku-buku yang lama.

"Lo mau gue bantu nyari apa nyari sendiri?"

"Sendiri aja deh. Gapapa," sahut Felya.

"Ya udah gue nyari buku buat gue baca dulu," sahut Sendrio berjalan meninggalkan Felya.

Felya langsung mencari buku sesuai dengan petunjuk dari sistem. Buku dengan sampul merah muda dan ada potret seorang wanita di depannya. Dengan rak yang cukup banyak, akan sulit mencarinya. Felya menuju rak buku fiksi. Setidaknya buku tersebut pasti berada di tempat itu.

Felya mulai menelusuri satu per satu buku dengan sabar. Sementara itu, Sendrio sudah duduk di kursi untuk membaca buku yang ia cari. Ke sana ke mari mencari, kadang melompat dan berjongkok. Namun, Felya masih tak menemukan bukunya.

'Oy, Sistem. Lo nggak ngibulin gue, kan? Mana bukunya? Gue udah capek nyari. Bloon lo!' batin Felya.

DING!

[Perhatikan buku yang akan dibaca oleh temanmu.]

Felya perlahan menoleh ke arah Sendrio. Matanya membulat melihat buku tersebut ada di hadapan Sendrio. Sepertinya cowok itu mengambil dua buku untuk dibaca dan buku yang Felya cari adalah buku yang akan ia baca selanjutnya. Buru-buru Felya menghampiri Sendrio.

"Gimana? Udah dapat bukunya?"

Felya tersenyum canggung sambil menarik buku yang ada di atas meja itu. "Kayaknya ini sih buku yang gue cari. Gapapa ya gue yang duluan baca?"

"Oh, itu. Oke deh baca aja. Gue juga masih baca yang ini. Seru juga ternyata," sahut Sendrio mengangkat buku yang sedang ia baca.

"Bagus deh kalau gitu. Gue cari cahaya yang bagus dulu ya buat foto nih buku," ucap Felya menjauh dari Sendrio. Ia berpindah ke balik rak yang lain.

Felya berjongkok di pojokan sambil menyalakan kamera ponselnya. Ia bab yang belum ia baca, lalu memotretnya satu per satu. Sesekali Felya menoleh ke belakang memastikan tindakannya tak diketahui orang lain. Cukup banyak sudah yang felya potret, ia mulai lelah. Sendrio pun tampak sudah beranjak dari tempat duduknya.

"Ah, mana lumayan banyak yang belum gue foto lagi. Gue langsung di bab terakhir deh. Bodo amat yang penting endingnya gue tahu gimana jalannya."

Felya melewati tiga bab novel itu dan membuka bab terakhir. Ia potret satu per satu halamannya dengan baik. Hingga ketika Sendrio sampai di belakang tubuhnya, Felya langsung berdiri dari sana.

"Lama banget. Semuanya lo foto?"

"I-iya banyak halaman yang gue foto. Eh, udah mau pergi, ya?"

"Iya. Setenagh jam lagi waktu istirahat abis. Jadi gue mau balik sekarang," sahut Sendrio.

"Lo duluan aja, ya. Gue mau foto-foto dulu di sini. Kan waktu kunjungannya masih tersisa lima menit."

Sendrio mengangguk. "Ya udah. Gue cabut duluan," sahutnya seraya berjalan menjauh.

Felya mengembuskan napas lega. Buru-buru ia menuju kursi dan duduk di sana. Felya membuka bab yang ia lewati tadi.

"Setidaknya gue baca sekilas aja intinya per bab. Mayan lima menit," gumamnya seraya melakukan baca cepat pada bab-bab yang ia tinggalkan.

Satu bab selesai. Dua bab sudah terbaca sedikit. Lalu bab ketiga yang tertinggal sempat ia foto lembar akhirnya. Felya akhirnya memutuskan untuk mengambalikan novel itu. Perasaan leganya terasa, misinya telah selesai. Felya pun segera meninggalkan perpustakaan kuno tersebut.

"Akhirnya gue bisa baca tuh novel lagi. Ntar aja deh gue di rumah. Untung Sendrio nggak sempat baca. Kalau dia baca, udah pasti tuh anak kebingungan luar biasa karena nama-nama kami ada di dalam buku itu. Thank you, Sistem. Lo pinter juga. Hehe."

"FELYA!" teriak Citra sampai melambaikan tangannya dari kejauhan.

"Ngapain tuh cewek manggil gue kek gitu," gumam Felya heran seraya mempercepat langkahnya.

Sesampai di hadapan Citra, Felya bisa melihat cewek itu membawa dua lembar kertas. Citra menyerahkan satu lembar pada Felya. Felya mengambilnya dengan tampang bingung.

"Buat apa nih?"

"Ini permainan game. Tadi dibagiin sama panitia setelah selesai nulis data di sana," ujar Citra menunjuk ke arah meja panitia.

"Data apaan? Gue kan baru datang. Gimana bisa gue udah ngedata di sana?"

Citra tersenyum canggung. "Tadi kan ceweknya disuruh nulis nama orang yang bakal dijadikan mate, jadi aku maju buat wakilin kamu sekalian."

"Oh, ini kayak kuis pasangan gitu? Terus lo tulis nama siapa yang jadi mate gue? Sendrio, kan?"

Citra menggeleng. "Bukan. Sendrio udah jadi mate aku, Fel. Kamu tadi aku tulisan nama Yokan. Kan kamu deket sama dia jadi aku tulis aja nama dia."

"What?!" Felya tak menyangka dengan tindakan Citra. "Lo tau sendiri gue sama Yokan itu nggak pernah akur. Gue kan sukanya sama Sendrio!"

Citra mengusap lehernya tak enak hati. Ia berdecak pelan sembari pergi meninggalkan Felya yang masih ingin mengomel.

"Woy, Citra! Seenak jidat lo ya nentuin mate gue!"

Felya kesal sekali melihat Citra yang kini duduk di samping Sendrio. Felya berdecih remeh, ia hapal sekali apa tujuan Citra menuliskan mate dia adalah Yokan. Sudah pasti agar Sendrio tak direbut olehnya.

"Licik juga tuh cewek polos. Bisa banget manfaatin keadaan. Dasar ganjen! Liat aja ntar gue buat lo cemburu setengah mati, Citra. Dia lari begitu aja setelah bikin gue sama Yokan jadi mate. Emang sinting tuh cewek!" umpat Felya kesal.

Felya terpaksa mencari keberadaan Yokan. Ternyata cowok itu ada di barisan paling belakang. Felya pun menghampirinya dengan tampang tak senang. Duduk di samping Yokan hingga membuat tubuh cowok itu tersenggol.

"Santai dong. Duduk aja lo rusuh banget, ya," tegur Yokan.

"Bodo amat. Gue lagi nggak mood," sahut Felya.

"Nggak demen banget gue liat-liat jadi mate gue. Lo nggak suka sama gue?"

"Masih nanyak lo?"

Yokan membenarkan pita suaranya sambil memasang tampang percaya diri. "Kalau di ending gue adalah jodoh lo, emang lo bisa apa?"

1
Gedang Raja
Luar biasa
Mona_cim: thank u
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!