NovelToon NovelToon
Siapa Aku Di Sisimu?

Siapa Aku Di Sisimu?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Shalema

Sepuluh tahun ingatan Kirana terhapus. Saat membuka mata, Kirana mendapati dirinya sudah menikah dengan pria asing yang menyebutnya istri.

Namun, berbeda dengan kisah cinta yang diharapkan, pria itu tampak dingin. Tatapannya kosong, sikapnya kaku, seolah ia hanya beban yang harus dipikul.

Jika benar, Kirana istrinya, mengapa pria itu terlihat begitu jauh? Apakah ada cinta yang hilang bersama ingatannya, atau sejak awal cintanya memang tidak pernah ada.

Di antara kepingan kenangan yang terhapus, Kirana berusaha menemukan kebenaran--- tentang dirinya, tentang pernikahan itu, dan tentang cinta yang mungkin hanya semu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shalema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adik Ipar

Di hari ketiga, kesehatan Barra mulai pulih kembali. Selang infus sudah dibuka. Dia juga mulai bisa berjalan-jalan di sekitar rumah.

Barra tidak mengizinkan Kirana jauh-jauh. Selama sakit, Kirana bisa melihat sisi lain dari suaminya. Sisi manja --- sisi kekanak-kanakannya. Tidur, makan, bersih-bersih, semuanya harus ditemani dan dibantu Kirana. Layaknya seorang istri setia, Kirana menjaga dan merawat Barra.

"Bu Wulan, mulai malam ini, aku akan tidur di kamar bawah. Tolong pindahkan barang-barangku ke sana."

"Uhuk, uhuk, uhuk...," Kirana menyemburkan air dari dalam mulut. Ia baru saja menghabiskan makan siangnya.

"Iya, Mas?!" Bu Wulan ingin memastikan permintaan Barra.

"Mulai malam ini, aku akan pindah ke kamar bawah. Jadi, barang-barangku, semuanya, tolong di bawa ke sana," ulang Barra. Ia memandang Kirana dengan tatapan hangat.

"Mba Kirana?" bu Wulan beralih pada Kirana seakan meminta izin.

Kirana jadi salah tingkah ketika keduanya menatap bersamaan. Ia mengambil tisu lalu mengusap mulutnya untuk meredakan rasa gugup.

Barra dan bu Wulan menunggu jawaban Kirana.

"Emm..., boleh, Bu. Pindahin aja." Kirana bersuara pelan.

Barra dan bu Wulan menghela nafas bersamaan, seolah-oleh keduanya tidak bernafas saat menunggu jawaban Kirana.

Kirana sibuk merapikan piring dan gelas bekas makan siang.

**********

"Bu Wulan, Ibuuu. Bu Wulan," suara wanita terdengar di penjuru rumah.

Kirana tengah merapikan barang-barang Barra di kamarnya. Sementara, Barra tertidur lelap di kasur yang selama ini ditempati Kirana.

Bu Wulan tergopoh-gopoh menuju ruang depan. Kirana mengikuti, ingin tahu siapa yang datang.

"Mba Almaaaaa...," Bu Wulan memeluk wanita tadi. "Mba Alma kapan pulang? kenapa gak kasih kabar mau ke sini?"

Alma? Siapa lagi ini? Kenalan Mas Barra lagi? tanya Kirana dalam hati.

Alma tersenyum lebar. "Ingin kasih kejutan buat Ibu. Ibu terkejut gak?" Ia memegang bahu bu Wulan.

Bu Wulan menepuk pipi Alma. "Mba Alma tambah cantik aja."

"Iya dong, Bu. Di sana banyak skincare bagus-bagus. Ini, aku bawain buat ibu juga." Alma mengangkat paperbag yang dibawanya.

Alma mengalihkan pandangan pada Kirana yang berdiri tidak jauh di belakang bu Wulan. Dia berjalan mendekat. Bibirnya menyunggingkan senyuman hangat.

"Halo, Kak Kirana. Aku senang melihat Kakak sudah pulih." Alma memeluk Kirana.

Kirana terkejut. Ia tidak mengingat wanita bernama Alma ini. Tapi, pelukannya hangat. Dan, Kirana merasa familiar.

Siapa dia?

"Eh, maaf. Kakak pasti gak ingat sama aku. Aku Alma, adiknya Kak Barra."

Adiknya Mas Barra? Adik iparku?

"Maaf, aku tidak bisa ingat."

"Gak apa-apa, Kak," Alma tersenyum.

Kirana membalas senyuman Alma. Hatinya menghangat. Untuk pertama kalinya, ada anggota keluarga Barra yang menerimanya dengan terbuka.

"Kak Barra mana? Kata mama, dia lagi sakit."

"Mas Barra sedang tidur. Aku bangunkan dulu."

"Gak usah Kak. Tunggu aja sampai bangun."

Alma lalu menggandeng bu Wulan, "Ibu masak apa? Aku kangen sama masakan ibu."

Kirana, Alma dan bu Wulan kemudian sibuk berkutat di dapur. Alma meminta bu Wulan memasakkan beberapa makanan khusus untuknya. Obrolan ringan mengalir hangat. Sesekali, diselingi candaan dan tawa kecil.

Kirana baru mengetahui jika selama dua tahun ini Alma tinggal di Seoul, mengikuti suaminya yang seorang diplomat. Ia baru kembali ke tanah air beberapa hari lalu. Alma meminta maaf tidak bisa menjenguk Kirana di rumah sakit.

Alma memberikan beberapa skincare untuk Bu Wulan dan Kirana. Menurutnya, Skincare ini bisa membuat kulit seperti tidak punya pori-pori layaknya manequin. Ia memberikan bukti dengan menunjukkan kulitnya yang super glowing.

"Kira...," suara Barra dari dalam kamar tepat ketika Alma sedang menjelaskan aturan pemakaian skincare.

"Kira, di mana?" nada suara Barra kedengaran manja.

Alma mengangkat alisnya memandang Bu Wulan.

"Sebentar," pamit Kirana.

"Iya, Mas. Kenapa manggil-manggil?" tanya Kirana setelah di dalam kamar.

"Kamu dari mana? Sini!" Barra menarik Kirana ke atas pangkuannya. Ia menempelkan kepalanya di bahu Kirana.

"Mas, ada Alma."

"Alma?"

"Iya. Ada di dapur sama Bu Wulan," lapor Kirana.

"Hai, Kak!" Alma langsung bergelayut manja di leher Barra, sesaat keluar dari kamar.

"Salam dan salim dulu kalau baru datang," protes Barra. Tapi, tangannya membalas pelukan Arma.

"Iya, iya. Assalamualaikum Kak Barra," Alma mencium tangan Barra.

"Kapan balik ke sini? Kenapa gak bilang-bilang," Barra menyentil kening adiknya.

"Aduh! Sakit, Kak!" Alma mengusap keningnya.

Kirana memperhatikan kebersamaan kakak beradik ini. Ia menduga hubungan keduanya sangat dekat.

Kehangatan ini berlanjut hingga makan malam. Bu Wulan menyajikan makanan kesukaan Alma. Candaan khas kakak adik membuat suasana semakin hidup. Keduanya melemparkan aksi saling usil mereka.

Beberapa kali Kirana tertawa melihat polah Barra dan Alma. Sementara, bu Wulan sibuk melerai keduanya saat keusilan berubah menjadi pertengkaran kecil.

Sepanjang malam, Barra terus memperlihatkan kemanjaan pada Kirana. Ini membuat Alma seringkali menatap bu Wulan. Sorot matanya menandakan keheranan. Sudah lama sekali, Alma tidak melihat Barra seperti ini.

**********

Kirana baru keluar dari kamar setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur. Ia berhenti di ruang TV ketika mendengar Barra dan Alma berbicara serius.

"Kakak betul akan melakukan ini? Gimana kalau nanti ingatan Kak Kirana kembali? Masalahnya akan lebih rumit dari sebelumnya, Kak."

Kirana melihat mereka duduk saling berhadapan.

"Aku harus mencobanya, Al. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan. Kalau memang ingatannya kembali, aku akan menanggung konsekuensinya." Barra memutar ponsel di tangannya.

"Mama gimana? Kak Raisa gimana? Kakak udah berjanji sama mereka." Alma mendekatkan wajahnya pada wajah Barra.

Barra tersenyum getir.

"Tidak akan mudah menghadapi mereka. Aku khawatir mereka akan membuka semuanya pada Kak Kirana," lanjut Alma.

Barra mengangkat kepalanya. "Aku tahu. Aku sudah bicara dengan mama. Urusan Raisa, aku akan menyelesaikan pelan-pelan. Aku akan melindungi Kirana supaya tidak tersakiti."

Alma menyadarkan punggungnya di kursi. "Kakak tahu, aku akan mendukung apapun keputusan kakak. Tapi, kakak tidak akan bisa terus-menerus melindungi kak Kirana dari dunia yang dulu mengenalnya. Selalu ada kemungkinan, Kak."

Barra melayangkan pandangannya keluar jendela. Di luar sudah gelap. Begitupun sorot matanya.

"Aku cukup mengenal Kak Kirana. Aku tahu bisa sekeras apa hatinya. Apa kakak siap menghadapi konsekuensi terburuk seandainya Kak Kirana mengetahui semuanya?"

"Aku siap, Al," ucap Barra dengan suara penuh ketegasan dan keteguhan.

"Aku tahu Kakak sangat mencintai Kak Kirana. Aku hanya ingin mengingatkan, jangan sampai cinta kakak pada akhirnya akan menyakiti kalian berdua."

Kirana terkejut mendengar kalimat terakhir Alma. Mas Barra sangat mencintaiku? Tapi, kenapa dia bisa menyakitiku? Ia berpegangan pada dinding. Lututnya terasa lemas.

1
Dewi Payang
Semoga hubungan Barra dan Kirana semakin membaik ya ke depannya.
Xlyzy
sulit kir karna ingatan itu tak kunjung kembali jadi kita tidak bisa memastikan nya takut nya di sisi lain kamu cinta sama bara namun di sisi lain kamu benci dia karna suatu alasan
Afriyeni Official
seperti punya siapa bara /Doubt/ ngomong yang jelas /Curse//Facepalm/
Afriyeni Official
Oma mau bantu ingetin, tapi Oma nggak kenal kamu Kirana 🤣
Afriyeni Official
apa itu hobi baru mu mungkin Kirana 🤔
mama Al
karena dia bukan teman yang baik. buktinya kamu seperti ini mereka tidak peduli.
mama Al
kelihatan teman-temannya bukan teman sejati.
Iyikadin
Jadi penasaran selanjutnya gimanaaa
Iyikadin
Hemm apa yang udah di perbuat nya ya
Iyikadin
Ciaelahhhh, apakah kauu terkagum kagum melihatnya
@dadan_kusuma89
Mungkin belum saatnya Mas Barra bercerita kepadamu, Kira! Sekarang lebih baik kamu tenang saja. Tunggu waktunya Barra menceritakan sendiri tanpa harus diminta.
@dadan_kusuma89
Beli satu kuintal kelengkengnya ya, Mas Barra!
Muffin🌸
Anggep aja yg haru yaa mungkin dia suka kmu tp km dulu cuek jd nya begitu
Muffin🌸
Mangkannya kira bobok bareng aja udaah
Muffin🌸
Dia kek nya keinget pas kecelakaannyabya ?
Dasyah🤍
banyak banget kalo ngak bisa kamu habiskan Rp nya bagi yah soalnya aku kere sekarang 🤣🙏
Dasyah🤍
Ambil sekalian tokonya boleh ngak mas 👉👈
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
kenapa kirana jadi misterius bagi ku yaa😭
Iqueena
Mungkin Barra nyuruh Bu Wulan supaya gak terlalu ramah sama Kirana
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
kok jadi puyeng akuu/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!