⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
⚠️Rawan Typo!
⚠️Mengandung adegan romans✅
⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅
Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.
Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 20
Mobil Ryszard berjalan menyusuri jalanan. Sedari tadi senyuman tak luntur dari wajahnya setelah kejadian di kampus tadi.
"Loh ini mau kemana?" Tanya Nea yang menyadari jalan yang mereka lewati bukan lah jalan menuju mansion Ryszard.
"Saya ada meeting penting. Tapi tenang saja, itu tidak akan lama."
"Jadi bapak mau bawa saya ke kantor?" Tanya Nea.
"Hm..." guman Ryszard sebagai jawaban.
"Saya turun disini aja kalau begitu."
"Kamu jangan gila. Dijalan itu bahaya!" Nea kaget dengan suara Ryszard yang tiba-tiba naik.
"Tapi saya nggak mau ikut ke kantor. Gimana nanti kalau orang-orang tau kalau saya datang sama bapak?" Apa yang dikatakan Nea memang ada benarnya.
"Biar saja," ucap Ryszard kembali santai.
"Gimana sih? Kan bapak sendiri yang bilang gak boleh ada yang tau kalau kita ini-" perkataan Nea terhenti begitu saja. Rasanya seperti ada yang menahan nya saat ia akan mengatakan 'suami-istri'.
"Kita apa?" Tanya Ryszard pada Nea yang menghentikan ucapannya ditenah jalan.
"K-kita... pokok nya saya nggak mau. Saya capek mau istirahat dirumah." Ucap Nea kekeh dengan pendiriannya.
"Kamu bisa istirahat diruangan saya."
Nea bingung mau alasan apa lagi. Sekarang ia hanya bisa diam dan menurut apa kata suaminya.
Setelah menempuh perjalanan. Sampailah mereka sampai di depan gedung kantor yang menjulang tinggi. Dengan segera, Ryszard memarkirkan mobilnya ke parkiran yang dibuat khusus untuk mobil nya.
Ryszard turun dari mobil. Beberapa waktu menunggu Nea keluar, namun tak kunjung keluar. Lalu ia berjalan kesebrang dan membukakan pintu untuk Nea, namun Nea masih diam di posisi nya tidak mau bergerak sedikit pun.
"Turun!" Titah nya.
"Gak." Entah sejak kapan Nea berani membantah perkataan Ryszard seperti ini.
"Saya bilang turun!"
"Dan saya juga bilang enggak."
Ryszard yang sudah habis kesabaran nya pun menarik tangan Nea.
"Akh aw, sakiit." Pekik Nea yang merasakan sakit di pergelangan nya karena ditarik oleh Ryszard sedikit kasar.
Ryszard sudah berhasil mengeluarkan Nea dari mobil.
"Kamu mau jalan sendiri apa saya gendong?" Tanya Ryszard menatap dengan Nea yang cemberut.
Tanpa menunggu persetujuan dari Nea. Ryszard langsung mengangkat tubuh Nea seperti karung beras. Sedangkan Nea terus memberontak sambil memukul punggung Ryszard namun tak ada efek apapun.
Ryszard berjalan dengan santai walau pun ditatap oleh beberapa karyawan nya dengan tatapan aneh. Sedang kan Nea dia sudah berhenti memberontak karena selain capek juga tak akan ada hasilnya, yang ada dirinya sendiri yang akan malu. Tapi tak lupa dia juga menutup wajahnya dengan kedua tangan nya. Ia tak mau ada orang disana yang akan mengenalinya.
Sesampainya di ruangan nya. Membuka pintunya dan menurunkan Nea.
"Pak! Apa-apaan sih. Saya malu tauk dilihat semua karyawan" gerutu Nea.
"Siapa suruh kamu tidak mau jalan sendiri" Nea hanya mendengkus kesal kesal mendengar perkataan Ryszard.
"Tok"
"Tok"
"Tok"
Terdengar suara ketukan pintu dari luar sana.
"Masuk"
Rupanya sang pengetuk pintu adalah Emrik.
Emrik sedikit kaget dengan kehadiran Nea di dalam ruangan bosnya. Ternyata topik yang digosipkan karyawan tadi adalah mereka berdua. Tadi saat Emrik berjalan menuju ruangan Ryszard ia mendapati beberapa karyawan yang sedang berkumpul dan bergosip ria disaat jam kerja.
"Maaf mengganggu tuan. Saya hanya ingin mengingatkan jika meeting akan dimulai beberapa menit lagi."
"Kamu duluan saja ke meeting room, saya akan menyusul." Mendengar itu Emrik langsung pamit dan pergi dari sana ke meeting room, meninggalkan bosnya dengan istrinya.
"Ikut saya," ujar Ryszard lalu melangkahkan kakinya menuju rak buku berukuran raksasa disana.
Nea hanya menurut dan membuntutinya dari belakang. Saat tepat berada di depan rak buku itu, Ryszard mengambil sebuah buku yang cukup tebal lalu menyelipkan satu jarinya pada cela yang tadi sebagai tempat buku itu.
'Srek'
Tiba-tiba rak dinding itu bergeser dan menampilkan sebuah ruangan dibalik rakbuku itu. Sebuah kamar minimalis namun tampak elegan.
Mulut Nea tak berhenti membentuk huruf 'o' ia terkagum melihat kamar dibalik rak buku itu dan tak menyangka di ruangan ini ada ruangan lain
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mulut Nea tak berhenti membentuk huruf 'o' ia terkagum melihat kamar dibalik rak buku itu dan tak menyangka di ruangan ini ada ruangan lain.
"Tunggu saya disini. Jika kamu butuh apa pun panggil ob saja."
Manusia mana yang mau menjerumuskan dirinya sendiri ke jurang? Nea masih waras. Jika Nea melakukan apa dikatakan Ryszard dengan memanggil ob, bisa tamat semuanya. Bagaimana jika salah satu dari mereka mengenal Nea?
"Iya. Udah sana ngapain masih disini?" Nea menatap Ryszard yang diam di tempatnya.
"Awas sampai kamu kabur!"
"Iya-iya, nggak bakal kabur. Lagian dimana pun saya sembunyi bapak pasti menemukan saya."
Ryszard menarik sudut bibirnya dan mengelus kepala Nea sambil berkata, "Good girl!"
Setelah itu Ryszard keluar dari ruangan nya, meninggalkan Nea sendiri didalam sana.
Nea berjalan kearah ranjang seraya meneliti seluruh benda yang ada di dalam sana. Lalu ia menyadari jika tidak membawa ponsel nya. Gawat! Bisa mati kutu jika dia ditinggalkan sendiri diruangan tanpa ponsel. Jika ada ponselkan setidaknya Nea bisa menghubungi sania untuk menemaninya disini. Tapi sekarang apa yang akan ia lakukan ditempat yang terasa asing bagi nya. Akhirnya Nea memilih tidur diranjang yang ada di kamar itu.
_________
Meeting berjalan dengan lancar. Namun tidak sesuai perkiraan, yang Ryszard kira akan berlangsung sebentar tapi malah berlangsung berjam-jam. Dari tadi Ryszard meeting, pikiran nya tak pernah lepas dari Nea. Hingga membuat Emrik harus mengingatkan nya berkali kali saat Ryszard mulai melamun dan tak menyimak.
"Huh!" Ryszard menghembus kan napasnya gusar. Ia mempercepat jalan nya menuju ruangan nya mengabaikan Emrik yang membuntuti dibelakangnya.
"Woi tunggu!" Teriak Emrik yang sudah mulai kesal. Untung bos, kalau tidak Emrik tidak akan sesabar ini.
Ryszard menoleh ke belakang.
"Apa?"
Emrik berlari menghampiri Ryszard yang berhenti berjalan dan menatapnya.
"Ada apa? Mngapa dari tadi kau tidak fokus." tanya Emrik yang sedang berperan sebagai sahabat, bukan sekertaris atau pun asisten. Selama ini Emrik merangkap tiga pekerjaan sekaligus. Yaitu asisten, sekertaris, dan tentunya sebagai sahabat yang baik. Hal itu semua ia lakukan karena sekertaris lama Ryszard sudah keluar alhasil dia lah yang menggantikan nya.
"Kamu pikir apa? Ya tentu saja memikirkan dia."
'Dia' Emrik langsung paham dengan kata 'dia' yang disebutkan sahabatnya.
"Ohh. Jadi kau mulai menjalankan misimu?"
"Hm. Sudah tidak ada yang penting lagi kan? Saya mau duluan." setelah berkata itu. Ryszard langsung meninggalkan Emrik.
"GOOD LUCK" teriak Emrik.
Emrik ikut bahagia dengan sahabatnya yang mulai berubah menjadi hangat dan sering tersenyum. Ia juga akan membantu hubungan mereka sebisa mungkin.
Di ruangan Ryszard.
Ryszard melihat seluruh ruangan nya. Hening dan tidak ada manusia disana. Lalu ia masuk ke kamar rahasia disana ia mendapati istrinya yang tentang tertidur dengan balutan selimut di ranjang nya.
Gila rasanya jika Ryszard terus menahan nya seperti ini. Ia selama ini telah berdampingan bahkan sepanjang dengan Nea, namun tak pernah melakukan apapun selain tidur. Ia juga tak mau memaksa Nea, bagaimana pun juga ia ingat dengan perjanjian nya dengan Nea. Bukan takut membayar denda namun lebih ke dia menghargai keputusan Nea dan gengsi tentunya.
Sebelum baca jangan lupa 🎯 "Target kita: banyak like, view, dan komentar kece dari kamu! 😉"
<