Salahkah jika aku menyukaimu Abang?
Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.
Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
“Ya, kamu jangan terlalu deket ya sama Ran,” bisik Ibuku saat aku tengah membantunya membuat sarapan.
“Emangnya kenapa Bu?” Aku heran sendiri dengan permintaan Ibuku ini, dulu dia yang menyuruhku mengakrabkan diri pada Ran, tapi sekarang justru malah sebaliknya.
“Gak papa, sedikit jaga jarak aja, walau bagaimanapun Ran itu bukan Abang kandung kamu, Ya.” Ibu sedikit melirik Pak Bagas yang tengah duduk sambil membaca koran di meja makan, sepertinya Ibu takut perbincangan kami sampai ke telinga Pak Bagas.
Aku mengangguk patuh, aku akan coba bicara pada Ran saat kami dalam perjalanan ke sekolah nanti.
“Bang! Abang gak pernah ada kegiatan lain di kampus?” tanyaku saat kami dalam perjalanan menuju sekolah.
“Kadang ada kadang enggak, emangnya kenapa?”
“Gak papa sih, akhir-akhir ini kayanya waktu Abang kesita sama Dea deh, Abang lebih banyak ngabisin waktu Abang bareng Dea di banding temen-temen Abang.”
“Iya gitu?” Ran malah balik bertanya.
“Emang Abang gak ngerasa bosen gitu, tiap hari pulang pergi bareng Dea? Kalau misal Abang mau nongkrong atau hangout bareng temen-temen Abang, Dea gak papa ko, Abang gak selalu harus antar jemput Dea tiap hari, Dea bisa pulang sendiri.” ucapku sedikit hati-hati takut Ran tersinggung.
“Maksudnya, kamu gak mau Abang anter jemput kan? Kamu ngerasa risih terus bareng Abang?” nada suara Ran sedikit meninggi, agaknya dia menyadari arah pembicaraanku.
“Bukan gitu, Bang. Dea cuma gak mau terus ngerepotin Abang, itu aja.” dalihku memberi alasan.
Ran menghela napas jengah, “Denger ya, Ya. Abang gak pernah ngerasa di repotin, justru Abang seneng bisa bareng kamu tiap hari, Abang gak tahu kenapa tapi Abang ngerasa nyaman kalau deket kamu. Gak ada yang namanya bosen atau pun rasa keganggu, kapan pun dan dimana pun kamu butuh Abang, Abang pasti dateng.” ucapnya penuh keyakinan.
Deg... Jantungku kembali berpacu dua kali lipat, perkataan Ran menjadi stimulasi bagi jantungku yang semula tenang jadi seolah siap berperang.
‘Please jantung, stop ngereog gak karuan, dia Abang lo, Abang lo.’ aku mencoba menyadarkan diri.
“Abang lebay.” komentarku, namun entah kenapa ujung bibirku tak mampu menahan senyuman.
“Ko lebay, orang serius ko.” Aku enggan berkomentar lagi, sudah di pastikan rencanaku gagal sepenuhnya.
Aku berjalan masuk kedalam kelas, tampak Sita dan yang lain tengah mengobrol di bangku kami. Aku langsung duduk gitu aja, pikiranku terus dikuasai Bang Ran.
Maya melirik kearahku, “lu kenapa Ya? Berak lu gak lancar ya tadi pagi?” ceplosnya sambil cengengesan.
Aku hanya mendelik enggan menyahutinya, aku melempar pandangan keluar jendela, menatap burung-burung yang terbang dengan bebas di udara.
“Gaes, kalau jantung kita deg-degan terus itu tandanya apa ya?” tanyaku tanpa menoleh.
“Itu tandanya elu masih hidup Ya, kalau gak deg-degan elu mati.” balas Maya, si Maya ini emang suka bener kalau ngomong, tapi ngeselin banget jawabannya.
“Emang jantung lu deg-degan deket siapa Ya?” Sita ikut menanggapi, sedang Laura hanya nyimak.
“Bu–bukan gue, gue cerita tentang temen gue, dia nanya kenapa jantungnya suka deg-degan depan seseorang gitu.” dalihku memberi alasan.
“Cih, emang lu punya temen selain kita?” cibir Maya, benar aku tidak punya teman selain mereka.
“A–ada lah temen SMP.” dustaku.
“Setahu gue Ya, kalau misal jantung lu deg-degan depan cowok, itu tandanya elu suka sama dia.” komentar Laura.
Aku mematung seketika, jadi ternyata aku suka sama Ran? Ko bisa?
“Siapa cowoknya?” Maya kepo.
“Mana gue tahu, orang ini cerita temen gue ko,” aku membuang muka kearah lain takut jika temanku bisa menemukan kebenaran di mataku.
“Selamat pagi anak-anak.”
“Pagi Bu!”
Obrolan kami terpotong oleh suara guru yang masuk kelas.
Sepanjang jam pelajaran otakku benar-benar di buat gak fokus oleh bayangan Ran yang terus berseliweran di otakku, bahkan suaranya terus terdengar di sekelilingku.
‘Ini gue pasti udah gila!’ aku memukul kepalaku sendiri berusaha menyadarkan diri dengan khayalan aneh yang terus merundungku.
Jam istirahat ini aku berpisah dengan teman-temanku, mereka pergi ke kantin sedang aku ke perpustakaan karena gak laper sama sekali.
Aku berjalan di antara rak buku, pilihanku jatuh pada sebuah buku tentang cerita bisnis seorang pengusaha wanita, sebenarnya aku gak tertarik sama sekali dengan dunia bisnis, tapi berhubung ke perpustakaan harus baca buku, ya udah ambil random aja.
“Kamu tertarik sama bisnis juga Ya?” suara yang aku kenal tiba-tiba muncul di belakangku.
Benar itu Davi, sial banget ketemu dia disini, padahal semenjak hari itu aku berusaha menghindarinya sebisa mungkin. Aku hanya tersenyum untuk membalas pertanyaan Davi, aku membawa diri ke salah satu tempat duduk yang kosong dan Davi langsung ikut.
Aku menghela nafas berat, aku berusaha mengabaikannya, ‘Anggap aja yang duduk depan gue itu patung.’ batinku bergumam.
“Ya, kamu sengaja ngehindarin aku?” tanyanya.
“Hah? Iya gitu?” aku pura-pura gak tahu.
“Aku serius Ya suka sama kamu, tapi Aku juga gak bakalan maksa kamu buat nerima Aku, tapi ijinin Aku ngejar kamu ya.” Aku enggan menjawab kata-kata semacam ini, Aku akui Davi orang baik, ganteng, pinter pula. Tapi sedikit pun aku gak pernah tertarik sama dia.
“Ya, kamu suka orang lain ya?”
Seketika aku langsung membantah, “nggak ko, kenapa aku harus suka orang lain.”
Davi tersenyum simpul, “syukur deh kalau gitu, itu tandanya aku masih punya harapan.”
‘Ugh, si*al harusnya gue jawab iya aja tadi. Ini kesannya gue ngasih dia kesempatan gitu, haish.’
“Mau jajan seblak gak? Ada penjual seblak baru deket sini.”
Seblak? Wah ini mah jajanan favorit gue, “boleh, dimana?”
“Ayo Aku anter.” Davi bangkit dari duduknya.
“Gak usah Vi, sebutin aja dimana biar Aku yang kesana sendiri.”
Davi melipat tangan di dada, “Gak bisa, ini kesempatan aku jalan bareng kamu masa ia aku sia-siain,” dia tersenyum setengah menyeringai.
Aku memutar bola mata malas, “ya udah ayo.” Aku bangkit, dengan terpaksa aku membiarkan Davi yang jadi penunjuk jalan.
“Sini biar aku yang simpen bukunya.” dia mengambil buku yang aku baca tadi dan langsung pergi untuk mengembalikannya ke tempat semula.
Aku dan Davi berjalan keluar melewati gerbang sekolah, masuk kedalam gang menuju pemukiman warga. Tak butuh waktu lama kami pun sampai di rumah sederhana bercat warna peach, disana ada etalase dan meja berisi barang jualannya.
“Teh, beli seblaknya dua porsi dong.” seru Davi pada si penjual wanita kisaran usia dua puluh lima tahunan.
“Siap, mau pilih sendiri atau mau Teteh pilihin? Atau campur aja?" Tanya si penjual.
“Gimana Ya?"
“Campur aja Teh, pilihin yang menurut Teteh enak.” sahutku.
“Siap, di tunggu bentar ya Dek.”
Aku dan Davi duduk menunggu di kursi plastik yang disediakan disana, Davi mengambil dua botol Teh kemasan dan menyerahkan salah satunya padaku.
“Thanks.” ucapku, Davi hanya tersenyum sebagai jawaban.
‘Bang Ran pernah makan seblak gak ya?’ otakku tiba-tiba ingat pada Ran lagi.
“Emh, Teh biasanya Teteh buka sampe jam berapa?” tanyaku.
“Jam sepuluh Dek.”
“Oh oke.” aku tersenyum, sepulang kerja nanti aku akan ajak Ran jajan seblak disini, aku ingin dia mencoba jajanan yang satu ini.
Aneh emang, meski dengan siapa aku berada pikiranku tetap mengarah padanya, Devran Putra Bagaskara.
maknya menjauh...
❤❤❤❤😀😀😀😀
❤❤❤❤❤
rapi teenyata Dea masih malu2...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
apa masalah flo dimas dan Ran..
❤❤❤❤❤
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..
😀😀😀❤❤❤😍😙😗
ko bisa flashback Thor
❤❤❤❤
😀😀❤❤❤
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
biar gak terlambat...
😀😀😀❤❤❤
bingung mau ngaku syka ama Dea...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤😍😙😙😙
yg ketahuan jadian....
❤❤❤❤❤
mkasi udah up banayakkkk...
❤❤❤❤❤