NovelToon NovelToon
Kurebut Suamiku

Kurebut Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: megatron

Sagara mengalami hilang ingatan setelah kecelakaan tragis, tidak ada kenangan Lania dalam pikirannya.

Lania merasa sedih, terlebih-lebih Sagara hanya mengingat sekertaris-nya yang tak lain adalah Adisty.

Peristiwa ini dimanfaatkan Adisty untuk menghasut Sagara agar menceraikan Lania.

Lantas, dapat kah Liana mempertahankan rumah tangganya?
Apakah ingatan Sagara akan kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon megatron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kena Kau!

Udara di basement apartemen itu terasa lebih dingin dari yang seharusnya. Dindingnya basah oleh lembap yang tak pernah mengering, dan aroma apak bercampur bau karat menusuk hingga ke tenggorokan. Lorong-lorong sempit hanya diterangi cahaya redup dari lampu kuning pucat yang menggantung rendah, berkedip sesekali seperti enggan menyala sepenuhnya.

Dalam kesunyian, kedua pria itu menyelam ke pikiran masing-masing. Mencari cara agar bisa menyelesaikan masalah. Lawan kali ini tergolong sulit karena orang yang punya kedudukan penting.

Bulu kuduk di tengkuk Pandu bergidik ngeri, tidak habis pikir bagaimana bisa orang melakukan hal nekat demi cinta—atau yang sebenarnya mengincar kekuasaan.

“Kemungkinan besar yang ambil mobil dari bengkel bukan sopir Lania. Seorang pria pakai masker, bawa nota servis. Tapi teknisinya nggak pernah lihat dia sebelumnya.” Menurut informasi yang Zain terima dan insting yang dimiliki jarang meleset, dia tidak pernah gagal dalam menangani kasus.

Emosi kemarahan mengakar di hati, Pandu mengepalkan tangan. “Orang bengkel bersekongkol, kenapa setelah tau ada yang tidak beres sama mobilnya, dibiarkan gitu aja? Lalu, kalau memang sudah langganan, dan tau bahwa orang yang ambil bukan sopir Lania, kenapa tidak dicegah?”

“Gimana mau dicegah? Semua kelihatan normal.” Tangan terulur, Zain lalu menyerahkan satu catatan lagi. Dia melanjutkan keterangan sebelum mendapat respons dari Pandu. “Saksi mata di TKP bilang ada SUV hitam yang kayak sengaja ngikutin mobil Lania. Nggak bantu pas kecelakaan, langsung kabur. Plat nomor nggak jelas. Tapi mobilnya model fleet. Mungkin milik perusahaan.”

Kelopak mata terpejam tiga detik, Pandu bergumam, “Sagara Corp punya beberapa mobil kayak gitu.” Dia mengalihkan perhatian ke sekitar basement. Sepi, hanya ada mobil yang berjajar rapi.

Bibir sensual detektif swasta itu menipis singkat. Zain menatap Pandu dalam-dalam. Dia memang tidak dibayar mahal oleh pria ini, tetapi hubungan mereka cukup dekan. Sebagai jurnalis, Pandu tak segan memberi bantuan yang dibutuhkan.

Sebab itu, Zain akan berusaha keras menemukan dalang di balik kecelakaan si istri pengusaha muda. “Eemm, kira-kira kamu tahu siapa yang bisa akses mobil Lania, punya cukup kontrol, dan cukup licik buat bikin semua ini kelihatan seperti kecelakaan?”

Pandu tidak menjawab, tetapi jalan pikiran langsung melayang ke nama yang sejak awal membuatnya curiga.

“Aku tidak tahu, yang pasti menurutku dalangnya Adisty.” Jujur saja, Pandu bukan pegawai Sagara Corp, jadi jelas tidak tahu menahu terkait orang dan jabatan yang diemban. “Tanpa Lania bercerita pun aku tahu, bahwa Adisty terobsesi kepada Sagara.”

Untuk kesekian kalinya, Zain menipiskan bibir. Dia melanjutkan pelan, “Ini bukan sekadar obsesi pribadi, Pandu. Ini taktik. Wanita ini sahabat sekaligus sekretaris Sagara bukan?”

“Ya,” jawab Pandu seraya mendongak, matanya mulai dipenuhi amarah yang tertahan. Dia juga menaruh minat terhadap Lania, tetapi sedikit pun tidak pernah berniat merusak kebahagiaan temannya itu. “Dia pengen Lania keluar dari hidup Sagara. Secara teknis, Adisty ingin merebut posisi Lania.”

Napas berat berembus keras, Zain menyelipkan catatan ke saku jaket Pandu. “Kita belum bisa hadapi dia terang-terangan. Langkah awal harus tarik benang satu per satu. Aku akan lanjutkan dari sini—semoga menemukan data GPS, sistem pengawasan internal Sagara Corp, siapa saja yang mungkin ‘dipakai’ Adisty.”

Harap terakhir untuk melindungi Lania adalah Zain, Pandu mengangguk mantap. “Terus selidiki. Jangan biarkan dia menang. Ini jelas tindak kejahatan serius.”

Lebih cepat lebih baik, Zain berdiri dan hendak melangkah menuju mobilnya. Akan tetapi, berhenti sebelum mencapai tempat parkir kendaraan. Dia menoleh ke arah Pandu.

“Pandu. Hati-hati. Adisty main bersih, kalau diamati dari hasil kerjanya, jika merasa terancam, dia bisa jadi jauh lebih berbahaya.” Sebagai detektif, Zain sudah banyak memecahkan kasus kriminal tidak mudah, tetapi bukan masalah besar. Dia mengambil langkah mundur dan naik ke mobil.

Pandu mengangguk sekali lagi. Tatapannya kosong, mengarah ke pintu tangga darurat apartemen saat Zain mulai menyalakan mesin dan berlalu.

***

Malam itu kantor pusat Sagara Corp sudah nyaris sepi. Lampu-lampu utama di lantai eksekutif padam, menyisakan hanya penerangan darurat dan beberapa cahaya monitor dari lantai teknis.

Zain melangkah cepat melewati pos keamanan basement dengan kartu ID tamu yang telah dimodifikasi. Di balik jas santainya, sebuah drive enkripsi dan perangkat remote backdoor terselip rapi. Dia tidak sendirian—seorang rekan lama yang dulu bekerja di bidang forensik digital telah membantu meretas kredensial login tim IT dari luar.

Setelah melewati koridor belakang, Zain memasuki ruang server kecil. Udara di dalam terasa dingin dan sunyi, hanya terdengar dengungan server dan kipas internal. Dia duduk di salah satu terminal kosong, memasukkan flashdisk khusus, dan mulai bekerja cepat.

Di layar muncul berbagai file, mata temannya tertuju pada direktori sistem keamanan internal, seperti Surveillance_CCTV, Logistik_Kendaraan, Akses_Pengguna dan Jaringan_DataKaryawan.

Kemudian, Zain juga fokus ke hal yang tidak kalah penting. Dia melihat data pergerakan mobil operasional dan rekaman kamera internal bengkel perusahaan. Jemari mengetik cepat, mencari log aktivitas kendaraan milik Sagara Corp pada hari Lania mengalami kecelakaan.

“Sial, tidak ada SUV Hitam yang keluar,” gumam Zain. Menurut data yang dilihat olehnya, mobil tidak beroperasi. Hanya mobil box dan truk yang bekerja. “Sudah aku duga, dia bermain bersih.”

“Ada masalah?” tanya temannya.

Sepanjang sejarah pencarian barang bukti, Zain tidak pernah menemukan jalan buntu. Namun, kali ini target jauh lebih cermat daripada yang dia sangka.

“Harusnya kita ke sini tidak pulang dengan tangan kosong,” ucap Zain percaya diri seperti biasanya.

Tanpa kekurangan akal, Zain membuka CCTV internal bengkel perusahaan, tempat Lania biasanya melakukan servis ringan.

Cekatan jemari mengetik tanggal rekaman tiga hari sebelum kecelakaan. Dalam layar berwarna pudar, menampilkan sosok pria bertubuh tinggi, masker hitam, masuk ke bengkel, menyerahkan dokumen, dan mengambil kunci mobil.

Kamera tidak menangkap wajah—tetapi tepat saat pria itu membalik badan. “Kena kau!” seru Zain ketika menghentikan hasil rekaman CCTV. Dia mendekati layar yang menampilkan gambar seseorang.

Logo kecil di pinggir tas punggungnya terlihat samar tapi jelas—Divisi Strategi Sagara Corp. Zain ambil tangkapan layar, lalu menyimpan semua data ke dalam drive terenkripsi.

Debum halus langkah kaki terdengar dari koridor luar, Zain cepat-cepat mencabut flashdisk, menghapus jejak, dan menutup semua jendela sistem. Dia keluar ruangan tepat saat lampu lorong menyala kembali secara otomatis. Seorang staf cleaning service melintas, nyaris tidak memperhatikannya.

Dengan langkah cepat dan tenang, Zain meninggalkan gedung—tapi di sakunya, kebenaran mulai terkumpul.

“Belut pun akan kesat bila terkena garam.”

1
[AIANA]
wah dia bukan mak lampir, ternyata dia iblis,
[AIANA]
mak lampir plis hus hus hus.
[AIANA]
tantang aja. kalau kamu (Sagara) masih memperlakukan lania dg buruk dan memilih mak lampir, aku dg tangan terbuka akan menampungnya. hahahaha
Mega: Hahaha, siap jadiin ayam geprek ya.
total 1 replies
Queenci Kim
💃🏻💃🏻
Iza
😭😭😭
[AIANA]
nah, jadi orang bodoh lagi kan. sebel aku lama2
Mega: Sabar-sabar, masih awal.
total 1 replies
[AIANA]
ini si Sagara, sekalipun ilang ingatan. sekalipun yg dia ingat adalah perdebatan tentang perceraian. kok dia lupa sama hatinya ya? ada hal lain kah yg belum dibahas?

jujur selain hasutan nenek lampir, atau ingatan ttg Lania, smp saat ini keinginan sagara sendiri ga jelas
Mega: Sagara jadi korban penulis plin-plan. kikikikik
total 1 replies
[AIANA]
waktu istri
Mega: Banyak banget typo ternyata ya. kikikikik. nulisnya sambil-sambil. Nanti, deh, revisi lagi. makasih
total 1 replies
[AIANA]
bentar, aku ga salah kan? skg ini si Lania kondisi hamil kan ya?
Mega: Iya, kikikikikikik.
total 1 replies
Mega
MasyaAllah dapat kejutan aku. Makasih sudah sempatkan mampir. kikikikikikik
[AIANA]
lihai bener sih ini nenek lampir
kamu dapat inspirasi dari mana jal
[AIANA]
meninggal kamar. sereeem.
hai sayang. aku datang karena penasaran
Mega: Ayo mulai nulis lagi
[AIANA]: semangat!!! aku bangga padamu. kamu aja kyk gt apalagi aku. malu udah hiatus 1th
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!