NovelToon NovelToon
Hamil Anak Pak Dosen

Hamil Anak Pak Dosen

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen
Popularitas:33.3k
Nilai: 5
Nama Author: Al-Humaira

Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.

Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.

Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HAPD_BAB 18

Banyak hal yang dilakukan Fayola bersama Calvin hari ini, meskipun cukup lelah tapi tak membuatnya melunturkan senyuman. Fayola mengajak Calvin ke tempat-tempat yang bahkan Calvin sangat enggan untuk mendekat, bagaimana tidak jika Fayola mengajaknya ke wahana bermain, dan permainan seperti itu hanya untuk kalangan anak-anak sampai remaja, sedangkan dia...ahh rasanya Calvin ingin marah jika saja bukan Fayola. Hanya saja melihat wanitanya yang begitu senang membuat Calvin tak berkomentar.

"Kenapa tidak belanja barang mahal, biasanya wanita suka mengoleksi barang mahal?" Tanya Calvin saat keduanya dalam perjalanan pulang.

Fayola menjawab dengan simple. "Karena aku salah satunya wanita yang tidak suka seperti itu, meskipun aku juga senang memiliki banyak barang branded, tapi aku rasa itu hanya membuang uang saja."

Calvin mempercayainya, karena selama bersama Fayola tak banyak membeli barang, bahkan uang didalam kartu ATM yang dia kasih juga tak banyak di kelurkan. Baginya kemewahan adalah segalanya untuk para wanita, tapi wanita disisinya ini ternyata berbeda.

Sampainya di mansion hari sudah malam, Fayola tidak membawa apapun, dia hanya membawa tas kecil dari sejak berangkat tadi, pulang pun sama.

Mansion sudah sepi, hanya Megi yang masih menunggu kedatangan keduanya.

"Selamat malam Tuan, nona?" Sapa Megi sopan.

"Hm," Calvin hanya berdehem dan berlalu ke kamar utama, sedangkan Fayola masih tinggal bersama Megi.

"Bik, apakah ada bahan kue?" Tanya Fayola setelah melihat Calvin tak terlihat.

"Ada nona, memangnya untuk apa?" Tanya Megi penasaran, ini sudah malam untuk apa Fayola menanyakan bahan kue.

"Aku hanya ingin membuat sesuatu, bibik bisa membantuku?" Fayola tersenyum penuh harap.

"Tentu saja saya akan membantu nona,"

Fayola tersenyum lebar, gadis tak perawan itu mengikuti Megi menuju dapur.

Fayola dengan di bantu Megi melakukan proses membuat kue, entah untuk apa Megi hanya menemaninya saja, karena Fayola hanya minta disiapkan bahan dan di temani.

Sedangkan di dalam kamar Calvin masih berada di dalam kamar mandi, pria itu berdiri dibawah air shower yang mengalir, rasa dingin menyentuh kulit kepala hingga ujung kaki, Calvin berdiri dengan wajah mendongak memejamkan matanya.

Lima jam menghabiskan waktu diluar bersama Fayola, meskipun wajahnya datar dan tampak tidak senang, namun berbeda dengan perasaanya yang hangat. Biasanya hanya ada pertempuran panas jika mereka berdua, namun hari ini Fayola begitu banyak menciptakan kenangan dihari ini, tidak biasanya Calvin mau menginjakan kakinya ditempat hiburan, tapi demi Fayola dia melakukanya.

Satu jam Fayola berkutat di dapur hingga selesai, gadis itu tersenyum dengan manis melihat hasil yang dia buat.

"Nona berulang tahun?" Tanya Megi sedikit terkejut melihat kue dan ukiran tulisan diatas kue tersebut.

"Hu'um, bukankah ini cantik?" Tatapan Fayola mengarah pada Megi yang tersenyum.

"Cantik, seperti nona. Selamat ulang tahun nona semoga nona dan tuan selalu bahagia." Ucapan Megi begitu tulus, doa yang begitu baik untuk majikan dan wanita yang sudah membuat majikannya berubah.

"Terima kasih bik, tentu saja kami akan selalu bahagia di manapun dan kapanpun, Meskipun kami berada ditempat yang berbeda." Batin Fayola diakhir kalimat.

"Kalau begitu aku masukkan ke dalam lemari pendingin dulu, aku mau mandi." Fayola tersenyum sambil memasukkan kue yang dia buat, entah apa yang di pikirkan tapi Fayola ingin melakukannya.

"Bibik istirahat saja, sudah malam." Katanya lagi sebelum berlalu pergi menaiki tangga.

Fayola masuk kedalam kamar, tidak ada siapapun langkah kakinya membawanya menuju kamar mandi namun juga tidak ada Calvin didalamnya. Gadis itu lebih baik membersihkan diri karena aktifitas diluar badannya terasa lengket.

Selesai beberapa saat, Fayola masih belum melihat Calvin, mungkin pria itu berada di ruang kerjanya, karena biasanya Calvin suka seperti itu jika tidak ada di kamar.

"Aku harus mencoba untuk terakhir kali." Batin Fayola sambil melihat pantulan dirinya didepan cermin.

Lingerie hitam yang menerawang, buah dadanya yang terlihat mengintip karena tak bisa menampung semaunya, belum lagi segitiga berenda yang terlihat transparan, Fayola mengigit bibirnya sendiri saat melihat penampilannya itu.

Berjalan keluar kamar, Fayola menuju ruang kerja Calvin, menggunakan kimono satin untuk menutupi tubuh moleknya yang sangat seksi. Jika sudah malam memang tidak ada pelayanan yang berada dimansion, mereka sudah kembali ke penginapan mereka yang ada di belakang mansion.

Ceklek

Fayola tersenyum saat tatapanya bertemu dengan Calvin, tidak mengetuk pintu namun langsung membukanya, awalnya Calvin ingin memarahi orang yang sudah lancang namun melihat wajah Fayola yang terlihat lebih dulu membuat pria itu menutup mulutnya rapat.

"Apa hari ini aku membuatmu repot, sehingga kamu masih bekerja?" Tanya Fayola yang masih berdiri didepan pintu.

"Masuklah!"

Fayola tersenyum, menutup pintu lalu berjalan mendekati Calvin yang duduk di kursi kerjanya.

Yang Fayola tahu Calvin hanya seorang dosen, tanpa tahu identitas pria itu lebih lagi. Tapi Fayola juga tahu jika Calvin masih memiliki keluarga, Tuan Hansel Gilbert itu ayah Celvin.

"Pergilah sebelum kau menjadi urutan kesekian wanita yang harus aku singkirkan." 

Kata-kata itu selalu teringat di kepala Fayola, Tuan Hansel mendatanginya hanya untuk memperingatkan.

"Kau tidak akan ada artinya bagi Calvin, selain tubuhmu itu." 

Fayola yang mendengar kenyataan itupun hanya bisa menahan perih dihatinya, meksipun benar tapi Fayola masih berusaha untuk dilihat Calvin, ia ingin Calvin melihatnya sebagai seorang wanita yang dicintai, namun selama bersama seperti nya ucapan ayah Calvin itu benar. Dirinya tidak ada artinya selain hanya tubuhnya yang Calvin inginkan.

Fayola tersentak saat pinggangnya ditarik dan berakhir duduk di atas pangkuan Calvin, bibirnya mengulas senyum paksa.

"Apa yang kamu lakukan di bawah,hmm.." Calvin meremas pinggang Fayola dan mencium aroma rambut Fayola yang harum, tangan satunya menyingkirkan helaian rambut Fayola menjadi satu arah kesamping.

"Umm, tidak ada. Aku hanya keasikan mengobrol saja." Jawabnya sambil melingkarkan tangannya di leher Calvin.

Calvin masih memejamkan matanya, menghirup dalam-dalam aroma kulit leher Fayola yang sangat menenangkan, ia suka harum tubuh Fayola yang mampu membuat dadanya berdesir.

"Aku ada libur kuliah, apakah bapak ingin menemaniku?" Tangan Fayola membelai sisi wajah Calvin.

Pria yang masih memejamkan matanya itu perlahan membuka matanya dan menatap wajah Fayola yang tersenyum padanya. Sangat cantik dan manis, tatapan teduh dan tulus itu mampu membuat hatinya yang beku kian cair.

"Aku ada kesibukan, besok aku harus pergi ke Turki." Jawab Calvin.

Sebenarnya ini mendadak, dia baru saja membuka email dari orang kepercayaannya.

"Apakah aku boleh ikut?" Fayola mencoba.

"Um, aku bekerja Baby,"

Jawaban Calvin cukup membuat Fayola sadar, senyumnya berubah kecut. Namun hanya sesaat karena yang ia tunjukan hanya senyum kepalsuan.

"Um, aku mengerti. Mungkin aku bisa berlibur sendiri." Katanya sambil menutupi rasa kecewanya.

Calvin tersenyum tipis, dikecupnya bibir Fayola singkat, "Ya, kau punya teman bukan,"

Fayola mengangguk, keduanya saling menatap dalam diam untuk beberapa saat hingga suara Fayola kembali terdengar yang membuat tatapan Calvin langsung dingin.

1
Hartini
mungkin ini jalan untk kalian bertemu
Erna Fadhilah
perkebunan yang di maksud Calvin kayaknya yang di tempati yola deh
Erna Fadhilah
semoga🤲🤲🤲 megi udah dapat informasi tentang yola dan dia mau lapor pada Calvin
Nur Adam
lnjut
daroe
not smart 😒
Erna Fadhilah
kayaknya halusinasi deh😅😅😅, semoga🤲🤲🤲 dengan adanya halusinasi ini hanzel bisa sadar dan mengekang Calvin lagi
Nur Adam
lnjjut
Vtree Bona
lindungi payola bibik kasihanilah dia
Erna Fadhilah
jangan ngomong sama majikanmu dulu lin kasihan dia biar dia bersatu lagi sama Calvin
Erna Fadhilah
semoga bibi megi bisa membantu pak dosen menemukan yola secepatnya
Muawanah
msh menunggu update nya ya,
Marc Lina Aczenk Lolo
cerita hamil nya mana thor?
*Septi*
kasian Calvin dalam tekanan ayahnya sendiri
*Septi*
kenapa ya seperti itu terhadap putranya sendiri 🤔
Erna Fadhilah
iiih orang tua kok kaya gitu sama anaknya, daripada kamu di gituin trs setiap dekat sama perempuan mending habisi aja dia biar ga ada penghalang kebahagiaan untuk mu, aku kok jadi jahat siiih nyuruk seorang anak bunuh ayahnya 🙏🙏🤦‍♀️🤦‍♀️, abisnya greget siiih aku sama bapaknya 😤😤😤
Erna Fadhilah
itu namanya kalau sudah tiada baru terasa
Erna Fadhilah
apa selama kamu pergi kamu ga ngubungin dia walau lewat chat sekalipun pak dos 🤦‍♀️🤦‍♀️
saljutantaloe
cewe klo udh di ewe sebelum nikah jadi bloon akut nurut aja sama cwo nya di apa"in juga diem
Nur Adam
lnju
Asih Sumarsih
sedih banget bacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!