NovelToon NovelToon
I Want You

I Want You

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romantis / Office Romance / Cintapertama / Tamat
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangan dan kakak kandungnya membuat Rada mengambil keputusan untuk meninggalkan New York dan kembali ke Indonesia.

Pernikahan yang gagal membuat Rada menutup hati dan tidak ingin jatuh cinta lagi, tapi pertemuan dengan Gavin membuatnya belajar arti cinta sejati.

Saat Gavin menginginkan sesuatu, tidak ada yang bisa menolaknya termasuk keinginan untuk menikahi Rada. Ia tahu hati Rada sudah beku, tetapi Gavin punya segala cara untuk menarik wanita itu ke sisinya.



Cerita ini murni ide penulis, kesamaan nama tokoh dan tempat hanyalah karangan penulis dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Pukul delapan malam, langit Jakarta sudah berubah menjadi kanvas gelap dengan sedikit cahaya jingga di horizon. Mobil yang membawa Rada, Alia, Ashley, dan David melaju perlahan memasuki halaman rumah besar keluarga Argaya yang dipenuhi cahaya taman. Rumah itu berdiri megah dengan pilar putih tinggi, kaca besar, dan taman yang dipenuhi lampu-lampu kecil di sepanjang jalan masuk terlihat seperti istana yang bersiap menyambut pesta besar.

Begitu mobil berhenti, Alia langsung berseru riang. “Astaga, Ra, rumah kamu masih segini luasnya! Aku bisa nyasar kalau sendirian.”

Ashley menggeleng sambil tersenyum kecil. “Kalau kamu nyasar, aku yakin kamu malah ketemu dapur dan minta makan tengah malam.”

“Ya kali aku lapar,” sahut Alia sambil terkekeh.

David hanya menggeleng kecil, mengikuti di belakang dengan koper kecil di tangan. “Aku rasa, rumah ini lebih besar dari hotel tempat aku nginep di New York.”

Rada tersenyum tipis. “Papa memang suka rumah besar. Katanya biar semua anaknya bisa selalu punya tempat pulang.”

Begitu mereka masuk, aroma melati dari diffuser di ruang tamu menyambut. Bunda muncul dari ruang keluarga, tersenyum hangat melihat kedatangan tiga sahabat itu.

“Akhirnya sampai juga kalian. Wah, senangnya Rada ditemani sahabat-sahabatnya di hari penting begini,” katanya sambil menyalami Ashley dan David satu per satu, lalu memeluk Alia yang langsung membalas pelukannya.

“Bunda nggak keberatan kan kalau mereka nginep di sini?” tanya Rada hati-hati.

Bunda hanya tersenyum lebih lebar. “Tentu tidak. Rumah ini memang untuk dipenuhi tawa. Kamar tamu di lantai dua sudah siap, minta Mbak Reni bantu kalau butuh sesuatu, ya.”

“Serius, Ra, kamu harus bikin tur rumah lagi. Ini kayak mini mansion.” Alia berdecak kagum saat menaiki tangga

“Besok aja, sekarang aku cuma mau mandi dan rebahan,” jawab Rada sambil menahan tawa lelah.

Ashley mengangkat tas belanja. “Setuju. Tapi sebelum itu, aku mau teh hangat. Jet lag masih belum hilang.”

“Aku juga. Kalau bisa, kopi malam ini nggak masalah.” David menimpali dengan nada santai

“Kopi malam ini nggak masalah kalau kamu temenin aku ngobrol di teras.” kata Alia menoleh cepat

David hanya tertawa kecil tanpa memberi jawaban jelas, sementara Rada dan Ashley saling melirik geli.

Beberapa saat kemudian, mereka semua berkumpul di ruang santai lantai dua. Rumah yang besar itu terasa hangat dengan suara tawa ringan dan aroma teh melati. Rada duduk di sofa panjang sambil memainkan ponselnya sekilas, tapi ekspresinya berubah datar ketika layar ponsel menyala.

Sebuah pesan dari Gavin muncul di layar:

[ Gavin : Besok pagi, fitting terakhir pukul sepuluh. Aku akan langsung ke butik. Jangan terlambat.]

Rada membaca dua kali, lalu menatap kosong ke arah jendela. Ia mengetik balasan singkat.

[ Nerada : Baik. Sampai besok.]

“Gavin?” Tanya Ashley yang duduk di sebelahnya memperhatikan perubahan ekspresi itu.

“Iya, besok finish fitting, katanya ketemu di butik aja. Mungkin dia lagi sibuk.” Rada mengangguk kecil, tersenyum tipis.

Alia yang duduk di seberang mereka, masih menyesap teh, ikut menimpali, “Atau mungkin grogi. Besok fitting terakhir, lusa kamu nikah, Ra. Cowok mana yang nggak tegang?”

“Aku nggak yakin Gavin tipe yang bisa grogi.” Rada selalu melihat Gavin sebagai orang yang tenang dan hampir tidak pernah menampakkan kegelisahan di wajahnya.

Ashley menatapnya lekat-lekat, lalu menggenggam tangannya pelan. “Aku sungguh ingin bertemu dia, memintanya untuk menjagamu dan bukan menyakiti.”

Dada Rada menghangat, bisa kenal dengan Ashley adalah salah satu anugerah paling indah yang selalu Rada syukuri. Ia mengangguk perlahan, mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja.

“Bang Daniel kemana, Ra? Dia masih belum pulang?” Tanya Alia penasaran, sudah sedari tadi ingin bertanya tapi baru ia tanyakan saat David pergi keluar. Alia membangun image bagus di depan pria Amerika itu.

“Ada. Dia selalu sibuk, mungkin akan pulang larut malam.” Jawab Rada, menatap Alia dengan senyum menggoda. “Kamu masih naksir dia?”

Pipi Alia sedikit memerah, lalu menggeleng. Rada tertawa kecil dan tidak bertanya lebih jauh.

Lalu mereka bertiga pindah ke kamar Rada supaya lebih leluasa mengobrol. Angin lembut berembus dari jendela kamar besar Rada. Di dalam kamar, tiga gadis itu berbaring santai di atas ranjang besar yang ditutupi seprai putih lembut. Di meja kecil di samping tempat tidur, beberapa bungkus camilan terbuka, dan lampu kamar diredupkan hingga menyisakan suasana nyaman.

Alia yang terkenal paling cerewet tentu saja menjadi sumber keramaian malam itu. Ia duduk bersila sambil memeluk bantal, wajahnya berseri-seri seolah tengah jatuh cinta paling dalam.

“Kalian sadar nggak sih? David itu bukan cuma ganteng. Dia tuh punya vibe yang… yang, ugh… kayak karakter utama di drama Korea yang cool tapi hangat gitu.”

Ashley mendengus kecil. “Kamu baru kenal dia lima jam yang lalu, Alia.”

“Ya terus kenapa?” balas Alia cepat, menatap Ashley dengan mata berbinar. “Aku percaya sama cinta pada pandangan pertama.”

Rada, yang berbaring miring sambil memainkan ujung rambutnya, mencibir sambil tertawa kecil.

“Kamu percaya itu karena kamu jatuh cinta tiap kali lihat cowok tampan. Bahkan dulu kamu pernah suka sama kasir minimarket cuma karena dia senyum ramah.”

Ashley tertawa keras, sampai hampir tersedak. “Oh Tuhan, kasir minimarket? Seriusan?”

Alia mendecak, wajahnya memerah tapi tetap berusaha mempertahankan wibawa. “Itu dulu! Sekarang beda. David itu… beda.”

“Kita lihat saja berapa lama ‘beda’-nya bertahan.” Rada mengangkat alis, pura-pura tidak percaya

Suasana kamar dipenuhi tawa lagi. Untuk sesaat, Rada merasa seperti kembali ke masa kuliah saat hidup masih sederhana dan belum sekompleks sekarang.

Setelah tawa mereka mereda, Ashley bersandar pada sandaran kepala ranjang. Pandangannya beralih ke Rada yang kini tampak lebih tenang.

“Tapi serius, Ra… aku masih nggak percaya kamu bakal menikah. Dan bukan dengan siapa-siapa, tapi dengan Gavin Agler.”

“Iya, Ra. Itu kayak wow banget. Aku dulu cuma tahu dia dari berita bisnis dan Forbes. Si pemilik black Orchid dan Apexion, jutawan muda yang katanya dingin dan perfeksionis. Gimana rasanya?” Alia ikut mengangguk cepat

Rada diam sejenak sebelum menjawab. Tatapannya menerawang ke langit-langit kamar. “Aku juga nggak tahu. Semua terjadi terlalu cepat. Kadang aku sendiri masih nggak yakin.”

“Tapi dia baik kan, Ra?”Ashley mencondongkan tubuhnya sedikit

“Dia… tidak jahat,” jawab Rada pelan.

Ashley menatapnya lekat-lekat. “Tapi jelas lebih baik daripada si bajingan El.” suaranya tegas, penuh penekanan, hingga membuat Rada terdiam beberapa detik.

“Kamu udah cukup tersakiti, Ra. Kalau Gavin bisa bikin kau tenang, meskipun belum cinta, mungkin itu langkah awal yang bagus.” Alia ikut menimpali, kali ini dengan nada serius yang jarang keluar darinya.

Rada tersenyum samar, mencoba menelan emosi yang tiba-tiba muncul di dadanya. “Aku nggak tahu apakah aku siap mencintai lagi. Tapi… aku ingin tenang. Mungkin Gavin memang bukan pilihan yang buruk.”

Ashley menepuk bahu Rada lembut. “Kamu pantas bahagia, Ra. Kali ini jangan biarkan siapa pun menghancurkannya lagi.”

Alia yang tadi heboh kini ikut terdiam, lalu dengan cepat meraih bantal dan menekannya ke wajah Rada sambil berkata,

“Oke, cukup drama untuk malam ini. Aku nggak mau nangis sebelum tidur. Besok mataku bisa bengkak pas fitting!”

Tawa mereka pecah lagi, menutup suasana sendu yang sempat muncul. Beberapa menit kemudian, lampu kamar dimatikan. Mereka bertiga berbaring berdampingan, saling berbagi kehangatan dan rasa tenang yang jarang mereka rasakan belakangan ini.

Sebelum benar-benar tertidur, Rada menatap langit-langit kamar yang samar-samar diterangi cahaya bulan. Di dalam hati, ia berbisik pelan seolah untuk dirinya sendiri.

“Mungkin ini benar-benar awal yang baru…”

1
Mundri Astuti
nah iya rada mending pindah demi jaga kewarasan dan kehamilan kamu, keluarga kamu sendiri ngga bisa berbuat apa"
Mundri Astuti
ortunya rada ma Nasya ngga peka pa gimana y, anaknya gila itu si Nasya malah dibiarin keliaran
Umi Kolifah
keluarganya naysa itu gimana udah nyoba bunuh rada tapi d biarin aja kan sekarang ganti nusuk , Thor q kok gregetan sama keluarga rada
Umi Kolifah
ayo Nil hukum naysa kalau ayahmu tidak bisa tegas, biar tau rasa👍👍👍
Umi Kolifah
kasih pelajaran buat naysa Thor JD kakak kok iri dan jahat sama rada, buat d hukum biar kapok
Mundri Astuti
ayo Gavin ikut usaha juga dong kaya rada, buang tuh bibit pelakor ke planet pluto
Mundri Astuti
anak pungut kali tu si Nasya, bener" duo uler bersatu, ortunya rada ngga sadar apa anaknya yg satu tingkahnya ngga bener
Momoy Himayah
karya kk bner² luar biasa
Momoy Himayah
gemes bnget sma si Nesya pen nampol ajh itu org. bukan nyh seneng sodara bahagia.. ini mah mlh sirik ajh.
Mundri Astuti
amit" si Nasya ngga tau malu y
Adit monmon
penyakit hati iri dengki TK kn bisa smbuh😡
Mundri Astuti
itu mah kamu sakit jiwa nasya
Nda
so sweet😍
selamat rada utk kehamilanya.
Mundri Astuti
dah tau si Lizzy kegatelan, kamu usah menghindar ke minimal, setiap kali dia mendekat, kan bukan pertama itu aja dia deketin kamu, kalo kamu sendiri fine" aja, tapi skrg kamu terikat dng pernikahan, ada hati istrimu yg mesti kamu jaga, coba klo istrimu di dekatin pria lain, dipeluk perasaan kamu gimana
Mundri Astuti
Gavin payahhhh ahhh ngga asyikk
Mundri Astuti
lah si Gavin ngga nyadar kamulah yg udah nyakitin, kan kamu tau dari awal rada habis dikecewakan luar biasa dan dikhianati, harusnya kamu bisa jaga sikap dan menghormati pernikahan, ngga sembarangan ketemu perempuan dan terima pelukan perempuan yg bukan istrimu
Fitriana Yusuf
ceritanya bagus,,, smangat berkarya💪💪
Lunaire astrum
💯
Lunaire astrum
Bagus juga. Nanti baca lagi, mau ke warung dulu
Ega
Suka sama karakter Gavin🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!