“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20.
Somad hanya mengangkat kedua bahunya. Suara ketukan pintu kini sudah tidak lagi terdengar.
“Sudah tidak ketuk ketuk lagi, mungkin hanya ingin kenalan.” Gumam Somad lalu membalikkan tubuhnya.
Ekspresi wajah temannya Somad tampak masih penasaran. Dia masih berdiri dan menatap ke arah pintu. Jantungnya masih berdebar debar dan bulu kuduk masih meremang.
“Orang atau bukan?” tanya teman Somad dengan suara yang masih lirih dan terdengar sedikit bergetar karena ketakutan. Somad kembali hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahunya.
“Kalau bukan orang kenapa tadi menjawab Mad?” ucap teman Somad lagi masih dengan suara lirih. Tampaknya dia masih penasaran.
“Kita tidur lagi saja, itu sudah tidak lagi ketuk ketuk. Hari masih malam besok pagi kita sudah mulai bekerja.” ucap Somad selanjutnya.
Di saat mereka akan melangkah menuju ke kamar tiba tiba...
PET
Suasana di dalam rumah itu tiba tiba gelap gulita. Semua lampu di dalam rumah itu padam. Tidak ada angin dan tidak ada hujan.
“Mad, mati listrik dari PLN apa njeglek. Jangan jangan yang ketuk ketuk pintu tadi orang jahat. Njeglek kan tombol meteran listrik.” Ucap lirih teman Somad di dalam kegelapan di ruang depan.
“Kamu lihat Mad. Lampu teras sebelah nyala tidak.” Ucap teman Somad lagi.
“Ya ayo tho kita lihat berdua..” ucap Somad sambil memegang tangan temannya.
“Kita intip dari jendela saja Mad. Kalau kita buka pintu, kalau orang jahat, kita bisa dibunuh. Kalau njeglek kita biarkan saja.” Ucap teman Somad.
Mereka berdua berjalan pelan pelan di dalam kegelapan menuju ke jendela ruang depan. Gorden jendela yang tebal itu lalu pelan pelan mereka sibaak....
Suasana luar di depan rumah gelap gulita.. akan tetapi di samping rumah tampak ada cahaya lampu dari teras rumah yang ditempati oleh Respati dan Yayuk.
“Hanya tempat kita Mad yang mati. Pasti njeglek meteran listriknya.” Gumam lirih teman Somad.
“Coba aku cek sekering nya dulu saja. Aku ambil hand phone dulu.” Ucap Somad tangan nya yang masih memegang gorden akan segera kembali menutup gorden tebal itu.
Akan tetapi sebelum jendela kaca itu tertutup oleh gorden tebal seluruhnya.
DEG
Jantung Somad serasa berhenti berdetak sesaat. Namun selanjutnya berdetak lebih kencang. Bulu kuduk kembali meremang di saat dia melihat sosok yang tiba tiba muncul di jalan depan rumah yang gelap gulita itu.
Bukan sosok tinggi besar hitam berbulu bulu seperti cerita orang orang. Juga bukan sosok perempuan memakai baju putih kedodoran dengan rambut panjang tergerai berantakan.
Namun sosok perempuan yang cantik, memakai baju terusan motif bunga bunga. Rambut panjang diikat di belakang.
Di saat Somad menajamkan penglihatannya sosok itu langsung hilang lenyap.
Dan bersamaan dengan itu..
BYAAAAARRRR
Suasana di ruang itu kembali terang benderang.
Tubuh Somad tampak masih lemas dan wajah tampak pucat pasi.
“Mad sudah nyala kok. “ ucap teman Somad sambil menoleh ke arah Somad.
Teman Somad pun tampak kaget saat melihat wajah Somad yang pucat pasi dan terlihat sangat lemas.
“Kenapa kamu Mad?” tanya teman Somad selanjutnya.
“Coba kamu lihat di depan.” Ucap Somad.
“Ogah ah, kamu pasti melihat sesuatu di luar seperti cerita Bu Yayuk.” Ucap teman Somad dan segera berlari menuju ke kamar.
Somad pun juga melangkah cepat cepat menyusul temannya..
“Bukan, Bukan seperti cerita Bu Yayuk. Kamu pasti senang kalau melihatnya..” ucap Somad saat sudah masuk ke dalam rumah.
“Halah kalau senang kenapa kamu pucat pasi begitu.” Saut teman Somad yang sudah membaringkan tubuhnya di tikar.
“Aku kaget, yang aku lihat gadis cantik.. tapi langsung menghilang.. siapa tahu kalau kamu yang lihat tidak langsung menghilang.” Ucap Somad lalu juga membaringkan tubuhnya di tikar.
“Hiii.. sudah ah lebih baik aku tidak melihat.. makluk cantik malam malam.. “ ucap teman Somad sambil menutup muka dengan bantalnya.
“Apa itu sosok Yatmi ya.. mungkin dia butuh doa..” gumam Somad di dalam hati.
Waktu pun terus berlalu dan pagi hari pun telah tiba. Somad sebelum subuh sudah bangun. Dia sembahyang sholat subuh dan juga mendoakan arwah Yatmi. Biar Yatmi diterima disisi Allah. Dan jika ada kasus yang belum selesai atau disembunyikan agar bisa segera diungkap.
Mbah Seno pun setelah subuh di saat hari sudah terang. Dia datang kembali. Kali ini dia memakai kaos berwarna hijau. Sama ada tulisan dan gambar lambang partai. Mbah Seno sepertinya kolektor kaos kaos partai. Semakin banyak partai Mbah Seno semakin senang.
Mbah Seno ikut makan pagi bersama Somad dan teman temannya.
“Mbah tadi malam kok saya melihat gadis cantik pakai baju bunga bunga, rambut panjang diikat ya..” ucap Somad yang duduk di tikar ruang depan sambil memegang piring berisi nasi lengkap dengan sayur dan lauk pauk.
Mbah Seno yang sedang menyendok nasi tampak kaget. Kedua matanya sampai melotot menatap Somad.
“Bajunya warna putih kembang kembang ungu?” tanya Mbah Seno selanjutnya.
“Iya Mbah. Apa itu Yatmi?” tanya Somad selanjutnya.
Teman teman Somad tampak menatap Mbah Seno menunggu jawaban, dengan bulu kuduk mereka yang meremang. Meskipun mereka tidak melihat, hanya mendengar cerita saja sudah prindang prinding kulitnya.
“Iya itu Yatmi. Saat tubuhnya menggantung di pohon duwet itu dia memakai baju itu. Rambutnya juga diikat satu. Hiii.. lha kok sampeyan diprimpeni begitu ya.. tidak sosok kuntilanak. “ ucap Mbah Seno lalu menyendok nasi lagi.
“Mungkin Yatmi naksir Somad, Mbah.. jadi dia ingin terlihat cantik di mata Somad.” Saut teman Somad yang tidur tidak sekamar dengan Somad. Dan terlelap tidak mendengar apa pun.
“Iya Mbah, suka suka Yatmi lah mau menunjukkan sosok seperti apa.” Saut teman yang lain yang juga tidur tidak satu kamar dengan Somad.
“Hust.. “ saut Somad.
Sejenak mereka semua terdiam saat mendengar suara langkah di teras.. Mereka semua menoleh, tampak sosok Bu Yayuk sudah tampil cantik menawan. Dengan celana cargo coklat dan atasan kaos panjang warna putih dan kerudung warna mocca.
Yayuk dan Respati akan belanja ke warung dan juga belanja material. Termasuk akan beli banyak bambu, untuk menopang ranting ranting dan dahan pohon duwet. Dan juga memanggil bengkel untuk memperbaiki ban mobil.
“Aku dan Pak Respati mau belanja. Setelah kalian makan kerjakan membuat atap belakang rumah yang aku tempati. Rumah tidak aku kunci.” Ucap Yayuk saat sudah berdiri di dekat pintu depan.
“Ya Bu.. nanti kalau Bu Yayuk dan Mas Respati sudah berangkat, saya langsung ke situ.” Ucap Somad.
“Ya Bu..” ucap Mbah Seno.
Yayuk Sesaat menatap Mbah Seno yang sedang sarapan.
“Eh Mbah, apa sampeyan kenal dengan Pak Waspo, Suwaspo?” tanya Yayuk selanjutnya..
Mbah Seno yang sedang makan tampak kaget mendengar pertanyaan Yayuk. Dia pun langsung tersedak makanan yang sedang dia kunyah dan akan ditelannya.
“Huk... huk.. huk..” Mbah Seno terbatuk batuk.
“Minum air putih dulu Mbah.” Ucap Yayuk sambil menatap Mbah Seno yang masih terbatuk batuk hingga nasi di dalam mulutnya meloncat ke luar.
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦