Dinda Ayudia meida(Dinda),dua bersaudara berasal dari keluarga sederhana,ayahnya seorang PNS dan ibunya seorang ibu rumah tangga tapi cukup untuk mendidik kedua anaknya.
lalu apa yang membuat Dinda tersisihkan?
hai ini cerita pertamaku semoga kalian suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mie Atah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4.AYT
kegiatan sekolah semester ke-2 selesai semua murid berbondong bondong keluar,sudah seperti anak domba keluar kandang yang langsung disuguhkan hamparan rumput hijau.
Semua murid sudah tak sabar ingin segera meluruskan badannya diatas kasur,lelah letih lesu 🤭
Begitupun Dinda and teh gengs,tapi apalah daya hari ini adalah tugas dia dan liha mengambil Ketringan untuk makan siang.
Sesampainya dikamar"hayo lah lanjut jangan ganti baju dulu,kalau udah ganti baju duduk sebentar lama-lama molor"Dinda menginterupsi liha
"hah...kepingin di pinang aja Ade bang,lelah tangan ini kalau harus bawa Ketringan yang lumayan banyak"liha sambil bergaya orang lebay menyenderkan badannya kepintu,mengusap keningnya
Dinda yang sudah mengangkat keranjang lumayan besar yang didalamnya sudah ada beberapa kotak nasi milik satu kamar.
menyentil kening liha ctak"heleh gayanya kaya laku aja, Abang mana yang di maksud Abang tukang somay"tanya Dinda
"ish bukan lah teh mas Aan lah"berbinar matanya membayangkan si tampan mas Aan
"ngarep jangan ketinggian liha,mas Aan tu ibararat pohon beringin menjulang tinggi rimbun serem tapi bikin adem"dinda memeluk dirinya sendiri sambil menggoyangkan badannya"ULALA"
Sedikit informasi,mas Aan adalah salah satu santri yang menjadi idola para santriwati selain pintar,ganteng,tinggi,putih terus kalau senyum tu aduuuuhhh bikin hati Ade mau joging🤪.
Udah gitu ada tai lalatnya di atas bibir atas kecil tapi mampu memporak porandakan otak Ade uhuy.
Teruuuuussss tangannya yang berurat menandakan pekerja keras pakaiannya yang rapih terus body yang berotot diliat dari luar aja udah bikin fikiran traveling apalagi dalemnya ya eh😳
"alah udah ayo,nanti keburu rame ngantri lagi"dinda menarik tangan liha yang malas malasan"doa aja sama allaah semoga pas kita lewat nanti lihat mas Aan"
Liha buru buru mengangkat tangannya"AAMIIN YA ALLAAH"
Gedung dapur santri bersebelahan dengan rumah ibu nyai yaitu umi elok lurus bersejajar dengan bangunan santri Wati tapi kalau mau mengambil Ketringan kita harus keluar gerbang satriwati melewati gedung santri putra,Kadangan suka mikir kenapa sih gak di jebol aja itu dinding yang membatasi dapur sama gedung Satri putri.
Tapi difikir ulang lumayan juga sih cuci mata🤭
Sambil berjalan Dinda dan liha mengobrol obrolan yang ambsurd.
"eh eh eh teh mas Aan teh mas aan"ucap liha sambil di goyang goyangkannya keranjang untuk membawa nasi.
"fokus jalan liha jangan diliatin,kalau keranjangnya lepas wadah bekalnya pada jatuh amburadul malu bingits"Dinda mengingatkan.
Lihat tak fokus matanya selalu melirik ke arah dimana mas Aan berada,tangannya tidak mau diam malah semakin mengguncang-guncangkan keranjang makanan.
"masyallaah bidadara syurganya liha"sambil mengelus dadanya sendiri"allaah kabulin doa tteh,ya allaah apakah ini pertanda bahwa jodoh tak kemana"lanjutnya
BRUK
BRUS
pelentrang berhamburan semua wadah makanan.
"eemmmm teteeeeeehhhhh"liha menatapku sambil memperlihatkan wajahnya yang merah padam ingin menangis,mulutnya yang melenyot kebawah memperlihatkan bahwa dia ingin menangis tapi malu.
BWAHAHAHAH
Pecah semua tawa santri putra yang sedang nongkrong didepan Selasar majlis santri putra.
Aku apa yang terjadi padaku.
Kurapatkan mulutku sekuat mungkin agar tak keluar tawaku,rasanya lama-lama kalau aku tahan takutnya keluar bukan dari mulut tapi dari pantatku.
ku bantu lihat untuk bangun dari posisinya terjatuh dengan posisi tengkurap,untung androk bagian bawahnya tidak terlalu tersingkap.
Buru buru ku rapihkan wadah bekal yang tadi berhamburan,langsung kutarik tangan liha berlari terbirit seperti orang yang sudah tidak tahan mau buang air kecil.
Setelah sampai dilorong menuju dapur.
BWAHAHAH HAHAHA HAAAAAAAAAHAHAHA
Pecah sudah tawaku sambil berjongkok aku memegang perutku sakit rasanya setelah menahan tawa dan sekarang lepas tak terkendali merah wajahku berjatuhan air mataku bukan karena sedih karena sudah tidak bisa meng efresikan diri melihat liha yang menangis dipojokan.
Aku masih tetap tertawa"hihihi hemmmm"kubekap mulutku agar berhenti tertawa"kan hihi sudah aku bilang fokus jangan diliatin"lanjut Dinda
Liha menghentak-hentakan kakinya"teeeh malu teh uwaaaaa malu banget"menutup wajahnya dengan salah satu wadah bekal"gimana nanti pulangnya uwaaaaaa"berjongkok dipojokan sambil menenggelamkan wajah di antara kedua lututnya.
Dinda mendekat mengusap bahunya"udah doa aja semoga pas kita pulang itu para santri putra udah pada masuk siap-siap mau sholat Dzuhur"menenangkan
"amiin"jawab lesu liha.
Aku masih nyengir tak mampu menutup mulutku.
"udah atuh teh ah" kesal lihat
"yaudah hayu hayu"ajak Dinda
Selesai sudah drama ketring dan beruntungnya tadi pas kami mau kembali ke kamar, para santri putra sudah sepi karena siap siap mau sholat Dzuhur berjamaah di masjid pondok.
Kami pun makan bersama dengan menu yang sederhana tapi nikmat tiada Tara,walaupun buka chef handal yang memasak tapi terasa nikmat karena ada keberkahan yang mengalir disetiap makanan.
" Alhamdulillah"semua berucap syukur atas rezeki yang allaah berikan kepada kami.
Sampe sini dulu yes,,othor mau nyiapin paksu makan dulu biar dapet bidadara syurga 😅