"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Ken Anj!ng" umpat Rimba di telpon, ia sedang telponan dengan Nando yang tak tau menahu perihal masalah yang sedang di hadapi.
"Lo kok kasar banget Rim? Mana nyebut nama Ken lagi, Ken lagi nggak sama gue, nggak tau gue dia dimana" ucap Nando dari sebrang.
"Gue kesel sama dia! Dia nggak mau terus terang soal perasaan dia ke Jessi sama ke adek gue!" Rimba terus mengumpat yang ia tujukan pada Ken.
"Lo udah ngasih lampu hijau ke Ken? Cepet banget. Gue aja belum gerak buat deketin dedek manis" Nando berdecak kesal.
Rimba menghela nafas. "Ya karna gue tau kalau Ken itu bakal fokus ke satu orang aja selama hidup nya. Tiba-tiba yang sekarang dia di hadapin dua pilihan begini, gue nyesel ngasih kesempatan itu" ketus Rimba, ia tak bisa menahan kekesalan nya lagi.
Sejak tadi Retha mengurung diri di dalam kamar, tanpa membawa makanan serta boneka besar yang baru di beli.
"Kali ini gue setuju sama lo, Ken sekarang jadi Ken yang plin-plan, nggak bisa fokus ke satu orang" sahut Nando setelah berpikir cukup lama.
"Sekarang gue nggak tau harus ngebujuk Retha pakai apa lagi. Dia udah ngunciin diri dia di kamar, makan siang tadi pun belum habis karna ngeliat Ken sama Jessi anj!ng" Rimba mengeluh karna memang ia tak pandai dalam membujuk seseorang yang sedang patah hati.
Kedua nya masih dalam sambungan telpon hingga terdengar suara bel apartemen berbunyi.
Rimba segera membukakan pintu, siapa tau kurir yang datang, karna ia baru saja memesan makanan kesukaan Retha yang mungkin bisa membuat Retha luluh.
Deg
"Ngapain lo kesini?" tanya Rimba dengan ketus, Nando yang mendengar pun penasaran tapi tak berani untuk bersuara.
Ken mengernyit bingung. "Maksud lo? Gue kesini buat nganterin koper dan isi nya punya Retha" jawab Ken dengan santai.
Rimba menatap Ken dengan tatapan datar dan tangan yang terkepal.
"Oh thanks, lo bisa pergi" Rimba mengusir Ken tanpa berniat untuk melakukan basa-basi lagi.
"Retha.. Mana?" Ken celangak-celinguk mencari keberadaan Retha yang tak dia lihat sejak tadi.
"Nggak perlu tau, pulang aja sana" sahut Rimba dengan ketus.
"Oi Ken! Bujuk noh si dedek manis, dia ngambek anjir gegara ngeliat lo jalan sama Jesot kesayangan lo itu" timpal Nando yang terdengar dari telpon karna Rimba lupa mematikan loudspeaker hp nya.
"Sial" umpat Rimba lirih pada Nando yang tak bisa di ajak kompromi.
Ken mengernyit mencerna. "Kalian tadi ke mall?" tanya Ken. Dengan terpaksa Rimba mengangguk di sertai helaan nafas.
"Gue otw! Jangan di jelasin dulu Ken! Gue mau denger langsung juga" sahut Nando langsung mematikan telpon dan bersiap ke apartemen Rimba.
Ken sudah di perbolehkan masuk. Ia sekarang berada di depan pintu kamar Retha yang benar-benar tertutup rapat.
"Tha.." lirih Ken sebelum mengetuk pintu secara perlahan, ia merasa bersalah sekarang telah membuat gadis nya terluka karna perbuatan nya.
Rimba duduk di sofa dengan bersedikap dada menatap punggung Ken yang tegap terus berdiri di depan pintu kamar sang adek.
"Gue udah nyoba bujuk dia dari tadi, tapi susah. Itulah alasan gue masih single sampai sekarang" Rimba berucap dengan ketus.
Ken berdecak pelan. "Lo nggak akan tau rasanya Rim kalau lo nggak coba" balas Ken mendapat rotasi bola mata dari Rimba yang tidak Ken tau.
"Tha.. Say-.."
"Jangan panggil adek gue dengan sebutan sayang sebelum lo ngasih kepastian yang serius!" sahut Rimba masih tetap ketus.
Ken menghela nafas. "Jadi ini salah paham ya?" gumam Ken menoleh ke arah Rimba kemudian bersandar di tembok samping pintu kamar Retha.
"Sebenarnya gue janjian sama Jessi di taman kota buat nyelesain hubungan yang nggak jelas itu. Tapi setelah gue bilang ke dia, dia ngebujuk gue buat nemenin dia ke mall sebagai permintaan terakhir dia" Ken mulai menjelaskan, ia ingin Retha juga mendengar nya.
Nando pun sudah datang sejak tadi hanya saja ia diam tak ingin mengganggu, dia hanya ingin mendengar secara seksama dan langsung.
"Terus lo turutin?" ketus Rimba sebagai jawaban dari Retha yang juga mendengar dari balik pintu.
"Dia yang minta, gue nggak tau kenapa dia minta di temenin ke mall. Dia juga minta beliin es krim, yaudah gue turutin" jelas Ken membuat Rimba menghela nafas kasar.
"Tapi gue sekilas ngeliat lo sama Retha, cuma.. Gue nggak yakin itu kalian, pengen gue kejar tapi Jessi masih nahan gue" lanjut Ken dengan jujur.
"Lo nggak ada sedikitpun mikirin Retha gitu? Selama lo bareng Jessi?" tanya Nando kali ini ia akan bersuara, ia ingin Ken menyatakan perasaan nya secepat nya pada Retha.
Ken melirik ke arah pintu kamar yang seperti belum ada tanda-tanda akan terbuka.
Ken segera melangkah ke sofa dan duduk di tengah-tengah Rimba dan Nando.
"Gue bahkan anggap Jessi itu Retha untuk sementara supaya gue bisa nurutin kemauan dia, jujur gue udah nggak ada rasa lagi sama Jessi, nggak tau kenapa pikiran gue cuma tertuju ke Retha sekarang" bisik Ken sesekali melirik ke arah pintu.