NovelToon NovelToon
Two Promises

Two Promises

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.

Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.

Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.

Ikuti kisahnya di "Two Promise"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Part 2) Ch.25 - Punggung Haruki

[19 Juli — 2015]

[•] Perjalanan pulang

*POV Megumi

—Ah ... Aku ada di mana sekarang? kenapa Haruki menggendongku di punggungnya?

"Ha ... ruki."

"Ah, kau sudah sadar, Megumi?"

—Benar juga ... aku pasti pingsan tadi, lalu Haruki menggendongku seperti sekarang ini.

Aku terkejut dengan jawabanmu saat itu, Haruki. Selain itu, mungkin aku terlalu lemah saat kau berkata seperti itu padaku.

"Terima kasih Haruki ... sampai repot-repot menggendongku seperti ini."

"Megumi... " Haruki menyebut namaku, suaranya begitu lembut, "Maaf ya ... untuk yang tadi."

"Kau tak perlu minta maaf Haruki ... akunya saja yang terlalu lemah akan hal itu," balasku.

Punggungnya terasa begitu hangat, aku bahkan dapat mendengar detak jantungku sendiri.

Entah mengapa, rasanya begitu nyaman. Sampai-sampai aku mengantuk dibuatnya.

"Apa kau bisa berjalan sendiri, Megumi?" Haruki bertanya padaku.

"Maaf Haruki ... izinkan aku tidur lebih lama di punggungmu," jawabku. Mataku semakin terasa berat untuk terbuka.

"Ha ha... " Haruki tertawa kecil, "Baiklah Megumi ... aku izinkan kau untuk tidur kali ini."

"Tapi ... kalau kau terbangun, kau harus berjalan pulang sendiri ya!" ujar Haruki.

Saat digendong olehnya, aku tak dapat melihat ekspresi seperti apa yang dia tunjukkan.

Apakah dia tersenyum senang atau tidak? aku tak mengetahuinya.

—Ah ... mataku terasa semakin mengantuk.

"Maaf ya, Haruki ... mungkin aku tidak akan terbangun di tengah perjalanan," balasku.

"Kalau begitu, tidurlah yang nyenyak ... Megumi-sama."

Tepat setelah itu, aku pun tertidur di punggungnya. Tidurku begitu nyenyak, hingga Haruki menggendongku sampai rumahku.

Sesaat aku mendengar Haruki berkata, kalau aku adalah teman terbaik baginya. Aku harap itu bukan mimpi.

Dan ketika aku terbangun dari tidurku, aku mendapatkan diriku yang sudah terbaring di kasurku pada tengah malam.

Aku tidak tahu siapa yang membawaku ke kamarku. Namun...

"Aku berharap jika orang itu adalah kau ... Haruki."

Setelah itu, aku pun melanjutkan tidurku. Sambil berharap dapat bertemu dengannya di dalam mimpi.

Memang tidak salah lagi, aku sudah benar-benar sangat mencintai dirinya. Melebihi segalanya yang ada di dunia ini.

[20 Juli — 2015]

[•] Kediaman Keluarga Kamihara

Aku terbangun di pagi hari ini. Sementara aku masih tidak menyangka kejadian yang aku alami kemarin.

—Rasanya seperti mimpi saja ya ... Haruki menggendongku sampai kembali ke rumahku.

"Ah, benar juga ... aku harus mulai mempersiapkan barang-barang yang akan aku bawa saat liburan bersama nanti."

Meskipun waktunya masih lama, lebih baik aku mempersiapkannya dari jauh-jauh hari.

Aku pun bangkit dari ranjangku, dan mulai mempersiapkan beberapa hal yang mungkin bisa aku persiapan sekarang.

Setelah itu, aku pergi mandi di kamar mandi, lalu memakai seragam sekolahku dan lanjut berjalan ke ruang makan untuk sarapan.

Setelah melakukan semua kegiatan itu, aku pun berjalan ke depan pintu rumah.

"Hari ini ... mungkin mereka bertiga akan lebih banyak mengobrol saat istirahat nanti," gumamku.

Kubuka pintu rumahku, "Ibu, aku berangkat!" lalu berpamitan dengan Ibuku.

"Hati-hati di jalan ya, Megumi!"

"Baik Ibu!"

Aku langkahkan kakiku menuju sekolah. Semoga hari ini berjalan dengan lancar.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[•] Sekolah

Ketika sampai di sekolah, aku melihat Haruki sudah sampai gerbang sekolah lebih dulu.

"Haruki!" panggilku.

Haruki berbalik, "Megumi! selamat pagi."

"Selamat pagi juga, Haruki," balasku.

"Bagaimana Megumi..." ucap Haruki, "Apa tidurmu nyenyak semalam?"

"Sangat nyenyak tertidur, Haruki... " jawabku, "Terima kasih."

Kemudian, kami berdua berjalan menuju ruang kelas bersama-sama.

[•] Ruang kelas

Begitu sampai di ruang kelas, kami melihat Sakura dan Hana yang sedang menunggu kami berdua di sana.

"Yo, Yoshida-san, Yoshimoto, apa kabar?" ujar Haruki begitu sampai di ruang kelas.

"Baik, Minamoto-kun!" jawab Hana.

"Minamoto, dengarkan aku... " ucap Sakura, dengan nada suara yang sedikit ditarik ulur.

"Ada apa, Yoshimoto?" tanya Haruki.

"Akari ... Akari tidak membiarkanku tidur dengan tenang!" keluh Sakura.

Setelah itu, selama lebih dari 3 menit, Sakura mengeluh tentang perlakuan adiknya pada kami semua.

Sakura mengatakan, "Saat aku hendak tidur, dia terus menggodaku dan bolak-balik masuk kamarku!"

Sepertinya Akari terlalu berlebihan menjahili kakaknya setelah mengetahui kalau kakaknya telah berkencan dengan Haruki. Aku jadi kasihan melihatmu, Sakura.

—Mungkin setelah ini, aku harus meminta Akari untuk tidak terus menjahili kakaknya. Yang sabar ya ... Sakura.

"Oh ya, ada yang ingin aku tanyakan pada kalian semua!" sahut Hana.

"Kau ingin bertanya apa, Hana-chan?" tanya Sakura.

"Apa kalian semua serius akan melakukannya sesuai dengan rencana?" Hana bertanya. Yang dia maksud adalah tentang rentetan kegiatan yang telah kami semua bangun bersama.

"iya!" jawab Sakura singkat, "Memangnya kenapa, Hana-chan?"

"Apa kalian tidak takut?" tanya Hana.

"Buat apa kami takut, Yoshida-san?" Haruki balik bertanya.

"Apa otak kalian sudah miring?! mana mungkin kita harus pergi ke hutan tengah malam untuk uji nyali?!! kalau aku sih jelas tidak!!" ujar Hana, mengeluarkan seluruh amarahnya.

"Aree ... jangan-jangan kau takut hantu ya, Yoshida-san?" tanya Haruki dengan nada mengejek.

"T-t tidak mungkin aku takut hantu... " Hana mengelak, "Lagi pula aku lebih takut hewan buas yang mungkin saja akan menyerang kita di tengah malam yang sunyi itu!"

"Yoshida Hana ... percuma saja kau mengelak, kami sudah tahu dari raut wajahmu," ucapku, "Lagi pula, setahuku ... hutan yang akan kita kunjungi itu tidak ada hewan buasnya sama sekali loh!"

"Itu benar Hana-chan!" sahut Sakura.

"Oh, jadi begitu ya ... Yoshida-san takut hantu ... hm, hm," gumam Haruki.

Sambil menahan rasa malunya, Yoshida Hana menantang kami bertiga, "Lihat saja nanti, aku pasti tidak akan kabur saat uji nyali!" ujarnya sambil menunjuk kami satu per satu.

"Baik, baik," balas Haruki. "Lagi pula nanti juga dia pasti akan lari terbirit saat mendengar suara aneh... " Haruki berbisik.

"Aku mendengar apa yang kau katakan tahu, Minamoto Haruki-kun," sahut Hana dengan ucapan nyeletuknya.

Setelah itu, Haruki terus menerus mengejek Hana sampai waktu pulang sekolah tiba.

Meskipun begitu, aku ataupun Sakura, tak ada satu pun di antara kami yang menghentikan perlakuan Haruki terhadap Hana.

Tetapi ... hari ini terasa sangat menyenangkan, karena kami berempat dapat tertawa bersama kembali setelah beberapa hari belakangan ini terdapat cukup banyak masalah yang rumit.

Haruki, kau hebat sekali, dapat memperlihatkan kembali suasana seperti ini pada kami semua.

—Terima kasih ... Haruki.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[•] Perjalanan pulang

Seperti biasanya, aku pulang bersama dengan Haruki setelah seluruh kelas selesai.

"Haruki ... kau jahat sekali terhadap Yoshida-san selama di sekolah tadi. Apa kamu gak kasihan sama sekali dengannya?" ucapku pada Haruki.

"Hanya hari ini saja kok, Megumi ... besok juga aku akan berhenti mengejeknya," balas Haruki. Wajahnya terlihat tidak meyakinkan.

Tapi apa salahnya untuk percaya padanya, mungkin saja dia memang benar-benar akan berhenti mengejeknya.

"Oh ya Haruki... " panggilku, "Apa kau sudah mulai menyiapkan barang-barang yang ingin kau bawa saat liburan bersama nanti?"

"Belum... " jawab Haruki, "Memangnya kenapa?"

"Maukah kau berbelanja bersamaku saat hari libur nanti?"

Haruki tersenyum, "Baiklah Megumi ... aku akan menemanimu sampai puas!" balasnya.

Aku membalas senyumannya, "Terima kasih ... Haruki."

"Sama-sama ... Megumi," balas Haruki.

Kemudian kami berdua pun melanjutkan langkah kami untuk pulang ke rumah.

Namun, di saat kami sedang melangkah, Haruki mendadak menghentikan langkahnya.

Aku pun menoleh ke arahnya, dan memastikan apa yang terjadi padanya.

Tetapi yang aku lihat di sana adalah, sosok Haruki yang diam membeku dengan tangan yang bergetar tiada hentinya.

Seolah-olah dia sedang melihat hantu yang sangat menakutkan baginya.

"Haruki ... kau tidak apa-apa?" tanyaku.

Namun, Haruki tak merespon pertanyaanku sedikit pun.

—Haruki ... apa yang sedang terjadi terhadap dirimu?

Bersambung....

1
Azαzel
mampir juga thor😁
Roxanne MA
okay next thor bab berikutnya aku penasran sma next chapter
Reaz
ayo mampir juga/Coffee/
Lounyx
semangat Thor/Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!