Dia terbuang, dia tak dianggap dan dia tidak pernah ada.
Alora namanya. Anak yang terbuang dan diambil oleh agen pembunuh dan di rekrut menjadi anggota sejak umur tujuh tahun.
Gadis kecil yang terbiasa melawan arus dunia hingga tumbuh besar dan ingin kembali melihat tempat asalnya.
Siapakah Alora ini?? dan hal mengejutkan apa yang ia lakukan ??
cuss baca 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Lora membuka kotak baju yang ia bawa saat datang ke sini. Baju di dalamnya sudah berpindah ke lemari dan kotak itu di letakkan di paling bawah.
Tinggal selama beberapa hari di istana, Lora sadar bahwa tempat ini punya banyak mata dan kotak ini sudah pernah di uka oleh orang lain selain dirinya.
Lora membuka kota itu dan ia sedikit menekan atasan atau tempat ia membuka itu sehingga tampaklah sedikit ruang disana, Lora mengeluarkan jepitan rambut yang pertama kali di berikan oleh Pangeran Kiran lalu ia menukarnya dengan jepitan yang barusan di berikan pangeran Kiran.
Jepitan yang baru saja di berikan kepadanya adalah Jepit rambut asli milik ibunda kandung Pangeran Kiran atau Mendiang Permaisuri.
Saat di pelatihan Lora telah di beritahu tentang informasi ini.
Pangeran Kiran adalah anak satu satunya dari mendiang Pemaisuri dengan Kaisar. Mendiang Permaisuri adalah istri pertama kaisar dan dia meninggalkan di karenakan keracunan dan siapa yang menjadi dalang sudah di tangkap tapi itu hanya kaki tangan saja dan kepala dari tersangka masih belum terpenggal.
Meskipun banyak rakyat ibu kota yang mengatakan bahwa pangeran pertama yang akan menjadi Putra mahkota tapi nyatanya tidak sedikit menteri yang mendukung Pangeran Kiran naik jadi Putra Mahkota.
Karena kerumitan inilah yang membuat Kaisar masih belum mengumumkan siapa Putra Mahkota. Ketakutan akan pemberontakan yang terjadi jika Kaisar memilih antara Putranya menjadi penyakit dalam hati Kaisar.
Lora memakai jepit rambut palsu itu dan memilih menyimpan yang aslinya. Ia punya tujuan tersendiri akan hal ini.
Saat mendengar suara para Putri mendekat, Lora bergegas membuat penampilan yang sedikit berantakan dan ia menguras air mata sehingga terlihat ia menahan tangis.
Ceklek
Putri Hawa yang baru ingin mengetuk pintu kamar Lora pun terkejut melihat pintu terbuka dan penampilan Lora yang sedikit berantakan dengan hidung memerah dan mata seperti akan menangis.
"Putri..." Lora kemudian memeluk Putri Hawa dan menangis di pundak Putri tersebut.
Tuan Putri yang lainnya pun ikut terkejut, mereka yang tadinya ingin memarahi Lora pun tidak jadi karena melihat keadaan Lora yang tidak baik baik saja.
"Cup cup cup... Jangan menangis, ada kami disini." Putri Hawa mengelus dan sesekali menepuk punggung Lora dengan perlahan.
.
.
"Aku tidak tau apa salahku, tapi Pangeran Kedua benar benar menakutkan. Ia memarahiku dan juga melecehkan ku. Aku... hiks.. aku.." Lora kembali menangis dan membenamkan wajahnya di meja.
Saat ini mereka sudah berpindah ke dalam kamar Lora, dengan Lora yang tadinya ingin bercerita tapi malah kembali nangis.
Putri Warsi mengelus pundak Lora menguatkan. Bagaimanapun harga diri seorang gadis ada pada tubuhnya tapi Pangeran Kiran benar benar sudah... bahkan dalam pikirannya saja Putri Warsi malas mengatakannya.
"Katanya jika aku tidak memakai jepitan rambut ini, ia akan melakukan hal yang lebih parah dari itu." Lora melepaskan jepitan rambut dan memperlihatkan pada Tuan Putri yang duduk melingkarinya.
Putri Syaru mengambil jepitan rambut itu dan melihatnya lebih detail, ia rasa jepitan rambut ini bukan hanya jepitan rambut biasa.
"Pasti ada sesuatu pada jepitan rambut ini." Ucap Putri Syaru dan dibalas anggukan dari yang lain.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya.
salam hangat dari author
bye bye