Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Ketagihan
"Ya terus untuk apa bapak mengunci pintu dan memintaku untuk mendekat, jika tidak merindukanku."
"Aku hanya jaga-jaga jika Dirga tiba-tiba masuk, lalu memergoki kita berduaan seperti ini." ucap Devan dengan jarak yang begitu dekat, hingga hidung dan bibir mereka bersentuhan.
"Sepertinya bapak sangat nyaman denganku?" melingkari kedua tangannya dileher Devan. Belum sempat mereka berciuman, suara ketukan pintu membuyarkan segalanya.
Tok!Tok!Tok!
"Mas Devan, ini aku Dirga." terdengar suara teriakan dari luar pintu.
"Dirga? gawat..bagaimana ini?" Devan dan Jasmine sama-sama panik, tidak menyangka jika Dirga benar-benar muncul setelah namanya disebut barusan.
"Jasmine, cepat sembunyi." perintah Devan.
"Gimana jika aku sembunyinya di hati bapak saja." goda Jasmine tersenyum, meraba paha Devan.
"Cepat Jasmine, jangan menggodaku lagi. sekarang bukan waktunya bercanda."
"Oke, tapi wajahnya jangan dibuat galak kayak gitu pak, aku kan takut pak." Jasmine mencubit pipi Devan gemas lalu bersembunyi ke toilet.
"Mas Devan, apa aku boleh masuk?" teriak Dirga mengingat pintu ruangan Devan masih terkunci.
"Ya, masuklah."
Dirga segera masuk setelah kunci otomatis terbuka, begitu sampai di ruangan Devan dia langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, seakan mencari-cari sesuatu yang hilang. Ditambah lagi Dirga sempat mencium aroma parfum yang sering digunakan oleh Jasmine.
"Tumben kamu berkunjung ke sini?" tanya Devan dengan ekspresi dingin.
"Aku ingin menemui Jasmine untuk mengajaknya makan siang bareng, tapi setelah aku cari-cari keruanganya. Jasmine malah tidak ada disana." terang Dirga.
"Lalu, kenapa kamu cari keruangan ku?"
"Ya, sapa tahu Jasmine ada bersama mas. Lagian aku mencium aroma parfum Jasmine disini."
"Barusan Jasmine memang datang keruangan ku untuk mengantarkan laporan, setelah itu dia pergi lagi, berhubung sekarang masih jam istirahat jadi dia bebas untuk keluar dulu." terang Devan.
Dirga mengeluarkan ponselnya, berusaha untuk menghubungi Jasmine. Namun selalu di cancel oleh Jasmine.
"Jasmine, kamu kemana sih?" umpat Dirga mulai kesal.
"Ada pesan, biar nanti aku sampaikan."
"Bilang jika aku datang kesini, mas... untuk mengajaknya makan siang." ucap Dirga dengan wajah lesu.
"Baiklah, nanti aku sampaikan."
"Terimakasih ya mas, aku pulang dulu."
"Mmmmm."
Setelah memastikan jika Dirga benar-benar pergi, barulah Jasmine berani keluar. Beberapa kali dia menarik nafas lega sambil tersenyum puas.
"Kenapa kamu tersenyum? Apa karena merasa berhasil mempermainkan dua pria dalam waktu sama?"
"Tidak! Aku tidak pernah mempermainkan mu pak Devan, Oya apa masih ada yang perlu dibicarakan. Jika tidak aku keluar sekarang?"
"Kenapa buru-buru, apa mau mengejar Dirga?" tersenyum sinis.
"Jika ya kenapa? apa bapak Devan yang tampan ini cemburu."
"Tidak ada dalam kamus hidup ku, kata-kata cemburu."
"Yah, padahal aku sangat berharap sekali jika pak Devan juga menyukai ku." ucap Jasmine cemberut.
"Jangan mimpi, Jasmin."
Jasmine melangkah menuju pintu keluar, namun Devan kembali memangil namanya.
"Apa laporan yang kemaren sudah kamu selesaikan?"
"Sudah pak, tinggal pertemuan nya saja lagi. Dan aku juga sudah mengatur tempat dan waktu pertemuan nya...termasuk hotel tempat kita menginap nanti." terang Jasmine.
"Oke, aku tidak mau ada kesalahan sedikitpun, karna ini proyek besar dengan nilai fantastis." terang Devan kembali sibuk dengan laptop yang ada dihadapannya.
"Bapak tenang saja, aku akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk bapak dan perusahaan ini."
"Oke, aku percaya padamu Jasmine."
"Oya pak, aku mau bertanya tentang kamar hotel tempat kita menginap, apa aku harus pesan satu atau dua kamar untuk kita."
"Jasmine, tolong bedakan urusan pekerjaan dengan pribadi."
"Oke, jadi deal ya pesan dua kamar tidur untuk kita." ucap Jasmine, namun belum sempat dia menyudahi ucapannya bibirnya sudah dibungkam dengan ciuman panas oleh Devan.
"Sepertinya kamu sangat ketagihan dengan permainan ranjangku?" bisik Devan.
"Sudah pak, hentikan....kita masih dikantor."