Shenina Jean atau yang akrab disapa Nina adalah seorang wanita karir sekaligus istri dari lelaki bernama Argan Dio. mereka merupakan sepasang kekasih yang menikah atas dasar saling mencintai.
karena tak kunjung mendapatkan keturunan, Shenina memutuskan untuk meninggalkan dunia kerja dan melepaskan jabatan bersama mimpi-mimpinya. Agar bisa lebih fokus pada program kehamilan yang tengah ia jalani.
Namun setelah semua usaha yang ia lakukan, ternyata Shenina mendapati suami yang sangat dicintainya justru menjalin hubungan gelap dengan wanita lain merupakan orang terdekatnya.
Kenyataan pahit atas pengkhianatan tersebut membuatnya hancur berkeping-keping. hingga ia memutuskan untuk pergi sejauh mungkin. menghilang tanpa jejak, merombak dirinya secara keseluruhan lalu kembali dengan kehidupan dan identitas yang benar-benar baru.
Bagaimana kisah kelanjutannya....? apakah Shenina akan balas dendam ? Atau justru memulai cinta yang baru ? Nantikan kisahnya ya……..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesona Sang Mantan
Beberapa saat setelah Shira keluar dari ruangan itu Jenifer segera menghampirinya. Sementara sekretaris Ken yang penasaran langsung masuk menemui Shendra.
“Apa yang kalian bicarakan tadi ?? Apakah terjadi sesuatu ??” Tanya Jen perlahan sambil setengah berbisik.
“Tidak ada Jen, lebih tepatnya belum ada” sahutnya tersenyum.
“Huffttt… syukurlah” Jenifer sangat khawatir jika Shira bertindak macam-macam yang akan mengakibatkan kontrak mereka berantakan.
“Apakah ada masalah Tuan ??” Tanya sekretaris Ken pada Shendra.
“Tidak ada Ken, hanya saja ada seseorang yang sedang mencari masalah denganku” sahutnya menyeringai.
Setelah selesai dengan urusan kontrak kerjasama antara pihak Shira dan perusahaan, barulah mereka melanjutkan ke tahap pemilihan produk serta konsep yang akan digunakan kedepannya.
Sambil menyusun jadwal yang akan dilaksanakan dari awal hingga akhir selama mereka berada disana.
Sepanjang kedatangan Shira di sana, pandangan Dio tidak pernah luput dari mantan istrinya. Entah kenapa rasanya lelaki itu terus memperhatikan Shira.
Bukan hanya perasaan Shira saja, namun Jenifer juga menyadarinya.
“Shira, kau pasti perkenal dengan lelaki tampan itu kan sebelumnya ??” Tanya Jen penasaran sambil menunjuk ke arah Dio dengan matanya.
“Hmmm, dia mantan suamiku”
“Apaaaa…….???” Pekik Jenifer yang membulatkan matanya.
Kali ini Shira tidak akan berbohong lagi pada orang-orang terdekatnya. Dia tidak mau terus menutupi kisah masa lalunya pada Jenifer, lagipula manajernya itu akan tahu juga nantinya.
“Kalau begitu ayo kita segera pergi dari sini” ucap Jen menarik tangan Shira.
“Eehhh kenapa tiba-tiba mau pergi Jen ? Kita kan belum selesai ??”
“Aku tidak mau kalau kau sedih atau terluka lagi Shira, ayo pergi dari sini” serunya sambil menatap Shira dengan cemas.
Mendengar ucapan itu Shira pun tersenyum. Nampaknya sang manajer sangat khawatir akan perasaan Shira seperti sebelumnya. Dia tidak ingin melihat Shira menangis atau bersedih lagi karena bertemu orang-orang di masa lalu.
Apalagi Jen baru saja tahu kalau pria tampan yang sangat ramah itu ternyata mantan suami Shira. Otomatis dialah orang yang paling banyak menyakitinya.
Tidak ingin membuat Jenifer Khawatir, Shira pun mengajaknya keluar sebentar. Wanita itu kemudian menjelaskan bahwa dirinya tidak akan bersedih seperti yang Jen pikirkan.
Shira juga meyakinkan manajernya kalau dia dan mantan suaminya sudah tidak ada hubungan apapun. Mereka sudah resmi bercerai sebelum ia memutuskan untuk pergi meninggalkan negaranya.
Tidak ada perasaan cinta atau apapun yang tersisa di hatinya untuk Dio. Baginya Dio hanyalah seseorang dari masa lalu yang tidak perlu di kenang apalagi di tangisi.
Ia sudah memaafkan semua kesalahan Dio sejak dulu. Jadi tidak ada yang perdi khawatirkan lagi. Yang terpenting sekarang Shira harus hidup bahagia di antara orang-orang yang pernah menjadi menjadi penyebab lukanya.
Dia harus bisa dan terbiasa berdamai dengan keadaan. Tidak boleh dendam ataupun berpikir untuk balas dendam. Shira tidak akan membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak penting.
Setelah mendengar penuturan Shira, Jenifer akhirnya merasa sedikit lebih tenang. Wanita itu memeluknya dengan lembut dan mengatakan betapa ia sangat kagum pada Shira.
Bagaimana mungkin masih ada wanita sesabar Shira di era sekarang. Bahkan jika Jen yang berada di posisi itu pun kemungkinan dia akan membunuh mantan suaminya, atau paling tidak ia pasti akan balas dendam.
Tapi tidak dengan Shira. Wanita itu justru punya pandangan lain terhadap orang-orang yang pernah menyakitinya. Jen benar-benar banyak belajar dari Shira.
Shira sering mengatakan, jangan hanya karena satu kesalahan fatal lalu kita harus membenci seseorang selamanya.
Shira lebih memilih membenci sifatnya ketimbang orangnya, selebihnya jika masih dipertemukan lagi dengan orang tersebut maka ia akan lebih berhati-hati.
“Tapi sepertinya dia menyukaimu” ucap Jen kembali cemas.
“Dia tidak menyukaiku Jen, tapi dia sedang menyukai Shira. Dia menyukai seorang wanita yang baru saja dilihatnya dan seperti itulah dia !!!”
“Lagipula tidak penting apakah dia menyukaiku atau tidak, yang penting aku tidak lagi menyukainya !!!”
“Hmmm baguslah kalau kau sadar” sahut Jen manggut-manggut mendengar jawaban Shira yang memuaskan.
“Tapi kalau dilihat-lihat pak Shen jauh lebih tampan daripada mantan suamimu”
“Hentikan Jen…!!!” Ucap Shira yang gemas buru-buru menutup mulut Jenifer karena tidak bisa diam.
“Haha oke oke, Ehhh ada pak Shen…!!” Ucapnya tersenyum menundukkan kepala, membuat Shira secepat kilat menoleh ke belakang.
“Jenifeeerrrr….!!!” Shira memekik geram karena lagi-lagi terkena muslihat sang manajer.
Saat semua pekerjaan selesai, mereka berencana langsung kembali ke hotel. Jenifer yang masih penasaran kembali bertanya.
Bagaimana bisa mantan suaminya itu masih bekerja disana. Apalagi jabatannya lumayan tinggi, bukannya perusahaan itu milik keluarga Shendra ? Dan bukankah seharusnya Dio di keluarkan dari sana ?
Mendengar pertanyaan itu Shira pun kembali tersenyum. Wanita itu kemudian mengatakan sesuatu yang membuat Jenifer ternganga dan menggelengkan kepala.
Jenifer benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa Shira menyembunyikan sebab perceraiannya dengan keluarganya. Wanita itu sungguh kuat menyimpan semuanya sendirian.
Karena menurut Shira keluarganya tidak perlu ikut membenci Dio hanya karena lelaki itu telah menyakitinya. Apalagi Shira sangat hafal dengan sikap Shendra kalau sampai dia mengadu.
Bisa-bisa anak yang ada dalam kandungan Yuri tidak akan pernah melihat sosok ayahnya sebelum ia lahir.
Terlepas dari semuanya, menurut Jen perilaku dan kesabaran Shira memang diluar nalar. Ia bahkan menganggap Shira bukanlah manusia, melainkan seorang dewi yang menjelma dalam tubuh manusia.
Tapi melihat Dio masih bekerja di Luxe’me membuat Shira juga bertanya-tanya. Apakah sampai sekarang Shendra memang belum mengetahui tentang semuanya atau sebaliknya.
Namun dia tetap bersyukur, setidaknya Shendra benar-benar menuruti permintaan terakhirnya untuk tidak mengusir Dio dari sana.
Sore itu Dio kembali pulang sedikit lebih larut dari biasanya. Di ruang tamu sudah ada Yuri yang menunggu sang suami sambil duduk menyilangkan kedua tangannya.
Tidak ada senyum ataupun kata sambutan. Sorot matanya terlihat begitu tajam melihat kedatangan Dio.
“Dari mana saja kamu mas ? Sudah jam berapa ini ??” Ucap Yuri sambil menunjukkan jam di layar ponselnya.
“Tentu saja dari kantor, memangnya mau dari mana lagi ??”
“Kamu selalu saja pulang di saat anak kita sudah tidur, sementara dia menunggumu sejak tadi”
“Yuri aku lelah, jadi tolong jangan memulai pertengkaran” sahut Dio dengan nada lembut.
“Tapi mas…”
“Yuri…, tolong pelankan suaramu atau kau akan membangunkan anak kita”
Setelah amarahnya tidak digubris oleh Dio akhirnya Yuri memilih untuk kembali ke kamar dan mengunci pintunya rapat-rapat.
Sementara Dio yang memang lelah setelah seharian bekerja benar-benar perlu istirahat dan mengisi energi.
Lelaki itu memeriksa meja makan tapi tidak ada apa-apa disana. Tidak ada satupun makanan atau cemilan yang bisa dia nikmati.
Yuri bukannya tidak bisa memasak, dia hanya sangat malas untuk belajar. Dia lebih senang pergi berbelanja menghabiskan waktu dan uang, daripada pergi ke kelas memasak yang sudah di bayarkan oleh sang suami.
Untungnya sebelum pulang Dio selalu menyempatkan diri mampir ke toko swalayan terdekat untuk mengganjal perut dengan makan mie instan. Begitulah kesehariannya selama hidup bersama Yuri.
Sikap Yuri yang seperti itu seringkali membuat Dio merenung dan berpikir. Bagaimana bisa dulu dia begitu tertarik dengan wanita seperti Yuri dan tega melukai Nina dalam waktu yang cukup lama.
Dio selalu mengutuk kebodohannya setiap kali dia selesai berdebat dengan Yuri. Ia bingung dengan sikap istrinya. Padahal cara Dio memperlakukan Yuri sama dengan caranya memperlakukan mantan istrinya.
Dio tetap lembut meski Yuri seringkali berbicara kasar dengan nada tinggi padanya.
Kehidupan rumah tangganya yang sekarang benar-benar sangat jauh berbeda dengan kehidupan sewaktu ia bersama Nina dulu.
Sikap Nina dan Yuri bagaikan langit dan bumi. Cara keduanya memperlakukan Dio sangat berbanding terbalik.
Bahkan Nina selalu lembut dan menyayangi kedua orangtua Dio meski mereka seringkali melontarkan kata-kata pedas kepada Nina.
Nina tetap menghormati keduanya, walaupun kerap dianggap sebagai menantu pembawa sial karena tidak subur dan sulit memberikan keturunan.
Jika diingat kembali Dio benar-benar merasa menyesal atas semua hal jahat yang ia lakukan kepada Nina.
Hingga saat ini lelaki itu terus dihantui oleh rasa bersalah yang tak kunjung usai. Hatinya hancur setiap kali membayangkan betapa terlukanya Nina saat itu.
Wanita malang itu harus kehilangan anak yang ada di dalam kandungannya bersamaan dengan suaminya. Dan semua itu terjadi karena sang suami lebih memilih perempuan lain daripada istrinya sendiri.
Sering kali dia datang seorang diri ke lokasi kejadian, tempat dimana Nina mengakhiri hidupnya dua tahun yang lalu.
Serta ditempat itulah Nina mengabulkan keinginan Dio agar ia menghilang dan pergi selamanya.
Perempuan sebaik Nina memang tidak seharusnya hidup dengan lelaki seperti dirinya.
Dan hari ini untuk pertama kalinya Dio merasa melihat sosok Nina dalam diri Shira. Sorang model cantik yang memiliki aura positif luar biasa.
Entah kenapa ia bisa berpikir demikian padahal secara keseluruhan penampilannya sangat berbeda dengan mendiang Nina.
Ada rasa kagum, namun ada juga perasaan sedih serta bersalah dalam hatinya ketika dia memandangi Shira. Itu sebabnya Dio hanya bisa tersenyum sambil menatapnya, tanpa berani banyak bicara.
Malam itu mau tidak mau Dio kembali tidur di ruang tamu. Yuri tidak mengijinkan suaminya masuk karena sudah terlanjur kesal.
Akhirnya ia lebih memilih keluar dan pergi sejenak menenangkan pikirannya.
Sekosong apapun pikirannya pasti mobil yang dikendarai Dio akan selalu tertuju pada tempat yang sama.
Di sebuah tebing curam di tepi pantai lelaki itu berteriak sekuat kuatnya, memanggil nama seseorang yang tidak akan mungkin bisa kembali.
Dalam jeritan penyesalan yang begitu dalam, Dio pikir cintanya berakhir untuk Yuri. Ternyata cinta dan perasaannya berakhir pada sang mantan istri.
Ikut terombang ambing bersama ombak, hingga tenggelam di kedalaman lautan luka tanpa dasar.
semoga shendra cepet tau penyebab Nina pisah dengan Dio, biar tau rasa si Dio dan Yuri..