Kisah Singkat Chen Huang

Kisah Singkat Chen Huang

Eps 1— Chen Huang

Langit pagi di Desa Bunga Matahari selalu dipenuhi warna keemasan. Embun pagi masih menempel di kelopak bunga matahari yang membentang sejauh mata memandang. Namun, bagi Chen Huang, keindahan itu adalah pengingat bahwa hari kerja keras telah dimulai.

Dengan cangkul di bahu, Chen Huang berjalan di belakang ayahnya. Tubuhnya kurus, tangannya kasar, namun langkahnya mantap. Di ladang, dia bekerja hingga matahari tepat di atas kepala, mencangkul tanah kering, memetik hasil panen, dan mengangkat karung-karung berisi jagung ke pundaknya. Setiap butir keringat yang jatuh adalah harga kecil yang harus dia bayar untuk impiannya.

“Huang'er, jangan lupa makan siang. Jangan memaksakan dirimu terlalu keras,” ujar ibunya yang datang membawa bekal sederhana: nasi, sedikit sayur, dan sepotong kecil tahu.

Chen Huang tersenyum sambil menyeka keringat. “Ibu, kalau aku tidak bekerja keras sekarang, bagaimana kita bisa memperbaiki hidup kita? Ini jalan satu-satunya.”

Senyum ibunya pudar sesaat. Dia tahu putranya benar, tapi melihat Chen Huang tumbuh begitu cepat di usia yang masih muda membuat hatinya perih.

Saat malam tiba, Desa Bunga Matahari berubah sunyi. Di rumah-rumah sederhana, lampu minyak menjadi satu-satunya sumber cahaya. Di rumah kecil milik keluarga Chen Huang, suara halus pena di atas kertas menggantikan keheningan.

Chen Huang duduk di meja kayu kecil, membaca buku tua yang lusuh. Perpustakaan desa hanya memiliki sedikit koleksi buku beladiri, tetapi itu cukup untuknya. Buku itu penuh dengan gambar-gambar ilustrasi gerakan dan kata-kata bijak tentang filosofi kehidupan.

“Keberanian tanpa kebijaksanaan adalah pedang tumpul.”

Chen Huang membaca kalimat itu berulang-ulang, seolah mencoba menggali maknanya lebih dalam. Setelah selesai membaca, dia berdiri di halaman rumahnya, mencoba menirukan gerakan sederhana dari buku. Angin malam yang dingin menerpa kulitnya, namun Chen Huang tetap fokus.

Dia memutar tubuh, mengayunkan tinju, dan melangkah maju. Gerakannya kikuk, namun setiap malam, dia mengulanginya tanpa henti. Sesekali, dia berhenti untuk menatap langit yang dipenuhi bintang.

“Gunung Tianlong,” gumamnya sambil memandang bayangan puncak gunung di kejauhan. “Aku akan berdiri di sana suatu hari nanti.”

...

Namun, kehidupan Chen Huang di desa tidak hanya penuh kerja keras. Seringkali, teman-teman seusianya mengejek dan mempermalukannya. Wu Rong, anak kaya yang sombong, adalah yang paling sering mengganggu Chen Huang.

Suatu hari, saat Chen Huang membawa sekantong hasil panen ke pasar, Wu Rong dan gengnya sengaja menjegalnya. Karung berat yang dibawa Chen Huang jatuh ke tanah, menghamburkan isi sayurannya.

“Hah! Anak buruh tani sepertimu bermimpi masuk Akademi Xin? Jangan bercanda!” Wu Rong tertawa keras, diikuti teman-temannya.

Chen Huang bangkit dengan tenang, memunguti sayurannya yang berserakan sambil berkata dengan suara datar, “Kita lihat saja nanti, Wu Rong. Jangan terlalu cepat meremehkan orang lain.”

Tawa Wu Rong terhenti, merasa tersindir. Namun, ia tidak berkata apa-apa lagi dan pergi meninggalkan Chen Huang.

...

Malam hari pun tiba, dan kini di halaman rumahnya, Chen Huang berdiri tegak, tubuhnya diterangi remang cahaya bulan. Dengan napas yang teratur, ia mengayunkan tangan sesuai dengan gerakan dasar yang ada di buku beladiri tua yang ia pelajari.

“Langkah maju, tekuk lutut, ayunkan tangan seperti ini…” gumamnya pelan, mengikuti ilustrasi yang telah ia hafal.

Keringat mengalir di pelipisnya, meskipun udara malam cukup dingin. Setiap gerakan terasa kaku, namun ia terus mengulanginya. Tangannya mulai terasa sakit, tetapi Chen Huang tahu, rasa sakit adalah bagian dari proses.

Chen Huang tinggal di Benua Dong, sebuah benua yang terkenal dengan para praktisi beladirinya yang luar biasa. Di antara semua benua di dunia, Dong adalah yang terbesar ketiga, dengan lanskap yang sangat beragam. Dari pegunungan yang menjulang tinggi, hutan yang dipenuhi kabut spiritual, hingga kota-kota besar yang dipadati sekte dan klan, setiap sudut benua ini menyimpan kekuatan yang sulit dibayangkan oleh orang biasa.

Benua Dong adalah rumah bagi puluhan klan besar dan ratusan sekte yang tersebar dari wilayah barat hingga timur. Setiap klan memiliki warisan teknik dan rahasia keluarga, sementara sekte-sekte, baik kecil maupun besar, berlomba-lomba menarik para murid berbakat untuk memperkuat nama mereka.

Di dunia ini, kekuatan seorang praktisi beladiri diukur melalui tingkatan ranah:

Ranah Penguatan Tulang: Dasar dari semua kekuatan. Di ranah ini, tubuh diperkuat dari dalam, tulang menjadi lebih keras dan fleksibel.

Ranah Penguatan Tubuh: Setelah tulang diperkuat, tubuh secara keseluruhan mulai ditempa hingga menjadi jauh lebih kuat daripada manusia biasa.

Ranah Pengumpulan Energi: Mulai mengumpulkan energi spiritual dari alam. Para praktisi di tahap ini sudah bisa menggunakan teknik sederhana.

Ranah Pemurnian Energi: Memurnikan energi spiritual yang telah dikumpulkan, memungkinkan mereka terbang menggunakan senjata yang dialiri energi tersebut.

5.Ranah Penguasa Energi: Para praktisi di tahap ini memiliki kendali penuh atas energi spiritual mereka.

Ranah Master: Dikenal sebagai pilar dunia beladiri.

Ranah Grandmaster: Sosok yang memiliki pengaruh besar, seringkali menjadi pemimpin sekte atau klan besar.

Ranah Kaisar: Individu legendaris yang kekuatannya mampu menghapus sebuah benua.

Ranah Keabadian: Tingkatan tertinggi, tempat para praktisi melampaui batas kemanusiaan dan mendekati esensi keabadian.

Setiap ranah dibagi menjadi tiga tahap: Awal, Menengah, dan Puncak.

Chen Huang menutup bukunya dan menghela napas panjang. “Ranah Penguatan Tulang saja belum aku capai. Jalan masih panjang,” gumamnya sambil menatap langit berbintang.

Namun, di balik keluhan kecil itu, ada api yang berkobar di matanya. Setiap malam ia berlatih adalah satu langkah kecil menuju mimpinya. Dia tidak peduli seberapa sulit jalannya, karena dia tahu, hanya dengan tekad dan usaha, dia bisa menantang dunia beladiri yang penuh dengan raksasa ini.

Terpopuler

Comments

Wulan Sari

Wulan Sari

ibu varu baca kayaknya menarik ya lanjut akh
semangat Thor upnya, salam sehat selalu👍❤️🙏

2025-04-24

1

angin kelana

angin kelana

awal yg menarik,lanjutkan thor..

2025-04-23

0

Eda Eda

Eda Eda

👍

2025-05-19

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1— Chen Huang
2 Eps 2— Praktisi Beladiri
3 Eps 3— Surga?
4 Eps 4— Orang-orang Baik
5 Eps 5— Fondasi
6 Eps 6— Ginseng
7 Eps 7— Kota Jinan
8 Eps 8 — Kultivasi Dasar
9 Eps 9 — Mandi
10 Eps 10 — Mandiri
11 Eps 11— 2 Tahun Penuh Perjuangan
12 Eps 12— Kota Chengdu
13 Eps 13— Ujian Pertama
14 Eps 14— Hasil
15 Eps 15 — Kera Abu-Abu
16 Eps 16 — Ning Xue
17 Eps 17 — Ujian Pertarungan
18 Eps 18 — Akar Spiritual
19 Eps 19— Shen Lu
20 Eps 20 — Kegemparan
21 Eps 21 — Arena
22 Eps — 22 Giliran Chen Huang dan Ning Xue
23 Eps 23 — Ketegangan Di Aula
24 Eps 24 — Festival
25 Eps — 25 Guru Ling
26 Eps 26 — Perpustakaan Akademi Xin
27 Eps 27 — Batu Spiritual
28 Eps 28 — Menerobos
29 Eps 29 — Penguasaan Teknik
30 Eps 30 — Variasi
31 Eps 31— Misi Pertama
32 Eps 32 — Ular Api Merah
33 Eps 33 — Pria Berjubah Merah
34 Eps 34 — Hadiah Misi
35 Eps 35 — Kantong Penyimpanan
36 Eps 36 — Sebulan Penuh Berlatih
37 Eps 37 — Hari Pertama Pertarungan Peringkat
38 Eps 38 — Zhang Meng
39 Eps 39 — Babak 8 Besar
40 Eps 40 — Semifinal
41 Eps 41 — Sang Pemenang
42 Eps 42 — Penyerapan Pil Merak Api
43 Eps 43 — Kekuatan Baru
44 Eps 44 — Pegunungan Taring Naga
45 Eps 45 — Rumput Akar Roh
46 Eps 46 — Gua Misterius
47 Eps 47 — Pedang Api Penghakiman
48 Eps 48 — Pertarungan Di Kaki Gunung
49 Eps 49 — Bertahan Hidup
50 Eps 50 — Malam Yang Tenang
51 Eps 51 — Kedatangan Patriark Klan Zhang
52 Eps 52 — Interogasi
53 Eps 53 — Puncak Gunung Qin
54 Eps 54 — Sahabat
55 Eps 55 — Belajar Hal Baru
56 Eps 56 — Makam Raja-Raja
57 Eps 57 — Keberangkatan
58 Eps 58 — Lembah Tengkorak
59 Eps 59 — Rintangan Pertama
60 Eps 60 — Sekte Darah Naga
61 Eps 61 — Ular Tanduk Giok Ungu
62 Eps 62 — Penyelamat
63 Eps 63 — Pintu Masuk
64 Eps 64 — Api Nirwana
65 Eps 65 — Iblis Wanita
66 Eps 66 — Han Qian
67 Eps 67 — Harta
68 Eps 68
69 Eps 69 — Naga Kehampaan
70 Eps 70 — Teknik Pedang Langit Hampa
71 Eps 71 — Api Surgawi
72 Eps 72 — Tongkat Giok Naga
73 Eps 73 — Diskusi
74 Eps 74 — Keputusan Chen Huang
75 Eps 75 — Gunung Bayangan
76 Eps 76 — Pecahnya Perang
77 Eps 77 — Dominasi Chen Huang
78 Eps 78 — Teratai Matahari Membakar Surga
79 Eps 79 — Dendam Yang Berlanjut
80 Eps 80 — Bahaya Yang Tidak Diketahui
81 Eps 81 — Tinju 8 Penjuru
82 Eps 82 — Cincin Penyimpanan
83 Eps 83 — Pil Tingkat 4
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Eps 1— Chen Huang
2
Eps 2— Praktisi Beladiri
3
Eps 3— Surga?
4
Eps 4— Orang-orang Baik
5
Eps 5— Fondasi
6
Eps 6— Ginseng
7
Eps 7— Kota Jinan
8
Eps 8 — Kultivasi Dasar
9
Eps 9 — Mandi
10
Eps 10 — Mandiri
11
Eps 11— 2 Tahun Penuh Perjuangan
12
Eps 12— Kota Chengdu
13
Eps 13— Ujian Pertama
14
Eps 14— Hasil
15
Eps 15 — Kera Abu-Abu
16
Eps 16 — Ning Xue
17
Eps 17 — Ujian Pertarungan
18
Eps 18 — Akar Spiritual
19
Eps 19— Shen Lu
20
Eps 20 — Kegemparan
21
Eps 21 — Arena
22
Eps — 22 Giliran Chen Huang dan Ning Xue
23
Eps 23 — Ketegangan Di Aula
24
Eps 24 — Festival
25
Eps — 25 Guru Ling
26
Eps 26 — Perpustakaan Akademi Xin
27
Eps 27 — Batu Spiritual
28
Eps 28 — Menerobos
29
Eps 29 — Penguasaan Teknik
30
Eps 30 — Variasi
31
Eps 31— Misi Pertama
32
Eps 32 — Ular Api Merah
33
Eps 33 — Pria Berjubah Merah
34
Eps 34 — Hadiah Misi
35
Eps 35 — Kantong Penyimpanan
36
Eps 36 — Sebulan Penuh Berlatih
37
Eps 37 — Hari Pertama Pertarungan Peringkat
38
Eps 38 — Zhang Meng
39
Eps 39 — Babak 8 Besar
40
Eps 40 — Semifinal
41
Eps 41 — Sang Pemenang
42
Eps 42 — Penyerapan Pil Merak Api
43
Eps 43 — Kekuatan Baru
44
Eps 44 — Pegunungan Taring Naga
45
Eps 45 — Rumput Akar Roh
46
Eps 46 — Gua Misterius
47
Eps 47 — Pedang Api Penghakiman
48
Eps 48 — Pertarungan Di Kaki Gunung
49
Eps 49 — Bertahan Hidup
50
Eps 50 — Malam Yang Tenang
51
Eps 51 — Kedatangan Patriark Klan Zhang
52
Eps 52 — Interogasi
53
Eps 53 — Puncak Gunung Qin
54
Eps 54 — Sahabat
55
Eps 55 — Belajar Hal Baru
56
Eps 56 — Makam Raja-Raja
57
Eps 57 — Keberangkatan
58
Eps 58 — Lembah Tengkorak
59
Eps 59 — Rintangan Pertama
60
Eps 60 — Sekte Darah Naga
61
Eps 61 — Ular Tanduk Giok Ungu
62
Eps 62 — Penyelamat
63
Eps 63 — Pintu Masuk
64
Eps 64 — Api Nirwana
65
Eps 65 — Iblis Wanita
66
Eps 66 — Han Qian
67
Eps 67 — Harta
68
Eps 68
69
Eps 69 — Naga Kehampaan
70
Eps 70 — Teknik Pedang Langit Hampa
71
Eps 71 — Api Surgawi
72
Eps 72 — Tongkat Giok Naga
73
Eps 73 — Diskusi
74
Eps 74 — Keputusan Chen Huang
75
Eps 75 — Gunung Bayangan
76
Eps 76 — Pecahnya Perang
77
Eps 77 — Dominasi Chen Huang
78
Eps 78 — Teratai Matahari Membakar Surga
79
Eps 79 — Dendam Yang Berlanjut
80
Eps 80 — Bahaya Yang Tidak Diketahui
81
Eps 81 — Tinju 8 Penjuru
82
Eps 82 — Cincin Penyimpanan
83
Eps 83 — Pil Tingkat 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!