NovelToon NovelToon
Tuhan Kita Tak Merestui

Tuhan Kita Tak Merestui

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Spiritual / Cinta Terlarang / Keluarga / Cinta Murni / Trauma masa lalu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Pertemuan antara Yohanes dan Silla, seorang gadis muslimah yang taat membawa keduanya pada pertemanan berbeda keyakinan.

Namun, dibalik pertemanan itu, Yohanes yakin Tuhan telah membuat satu tujuan indah. Perkenalannya dengan Sila, membawa sebuah pandangan baru terhadap hidupnya.

Bisakah pertemanan itu bertahan tanpa ada perasaan lain yang mengikuti? Akankah perbedaan keyakinan itu membuat mereka terpesona dengan keindahan perbedaan yang ada?

Tulisan bersifat hiburan universal ya, MOHON BIJAK saat membacanya✌️. Jika ada kesamaan nama tokoh, peristiwa, dan beberapa annu merupakan ketidaksengajaan yang dianggap sengaja🥴✌️.
Semoga Semua Berbahagia.
---YoshuaSatio---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

siapa itu?

Yohan membulatkan mata, terkejut dengan respon Silla, yang terlihat dimatanya, Silla tampak seperti seseorang yang ketakutan.

“Aku … tak bermaksud jahat,” Yohan sangat berhati-hati dalam ucapannya. “Aku cuma mau ngajak sarapan … bareng.”

Terasa kaku dan sangat canggung. Silla masih berdiri mematung berusaha menelaah hal yang baru saja terjadi.

“Karena permintaanku yang mendadak, sarapanmu jadi tertunda, aku hanya bermaksud untuk menebusnya,” imbuh Yohan menahan rasa tak enak hati.

‘Apa aku se-mengerikan itu, sampai dia harus menghindar seperti itu?’ pikir Yohan dalam hati.

“Oh begitu, kamu nggak bilang, kan aku jadi salah paham,” sahut Silla berusaha kembali tenang.

‘Sumpah kaget banget gue tadi!’ batin Silla merasa kacau.

"Eh, maaf di keyakinanku, kalau belum muhrim dilarang bersentuhan. Maaf ya tadi kamu sampai kaget." terang Silla.

"Oh begitu, nggak apa-apa ... Aku juga nggak paham itu, maaf. So ... jadi bisa atau tidak?” Yohan kembali memastikan berusaha menetralisir kecanggungan.

“Hm … sarapan?” tanya balik Silla.

“Ngirim barang ke kurir.”

“Hah? Jadinya gimana? Sarapan bareng atau ngirim barang bareng?”

“Ngirim barang dulu, baru sarapan.”

‘Ah! Nih orang beneran dah, modelannya kayaknya nggak tahu cara maketin barang, jadi sarapan itu cuma alasan, mau minta tolong tapi gengsi, ah ...dasar manusia ngerepotin!' batin Silla menggerutu.

“Oke, ngirim barang dulu baru sarapan.” Silla menyetujuinya.

‘Biar gue lihat dia bisa apa, dasar manusia ngerepotin bin ngeselin, dasar sok jaim!’ umpat Silla lagi dalam hati.

Sarapan sederhana, meskipun sebelumnya Yohan sudah sarapan di rumah, namun demi mengobati rasa bersalahnya sendiri, ia memaksa menelan lagi.

“Jadi, boleh nggak aku nanya dikit?” Silla memecah keheningan.

“Hmm.” sahut Yohan disertai anggukan.

“Ah, nggak jadi, manusia kayak kamu mana punya hobi!”

Hampir saja Yohan tersedak setelah mendengarkan ocehan Silla.

“Manusia-manusia-manusia! Kamu selalu menyebutku manusia, memangnya kamu bukan manusia?” protes Yohan.

“Ya nggak gitu, habisnya kamu itu selalu ,—”

“Stop!” Yohan mengangkat telapak tangannya sengaja memotong ucapan Silla. “Please … hari ini jangan ngomel.”

“Lah? Kamu juga yang,—”

“Please Silla!”

“Dih!”

“Coba kamu ingat, kita setiap ketemu, yang ada cuma salah paham, lalu berantem nggak jelas. Jadi tolong kali ini kalau mau sarapan sambil ngobrol, ganti topik lain yang nggak bikin ribut diakhir.”

“Lah? Kan kamu yang ngajakin sarapan bareng, ya kamu lah yang nyari topik!” sewot Silla.

“Nggak usah dicari, si topik masih sekolah!” Joke garing meluncur begitu saja dari mulut Yohan.

Silla terkekeh seketika. “Hahaha … kamu bisa ngelucu juga! Topik lagi sekolah ... Hahaha!”

Silla benar-benar tertawa lepas, hingga hampir tersedak.

“Minum dulu, seneng bener ketawanya sampe begitu, padahal itu kan nggak lucu.”

Tanpa sadar Yohan pun tertawa kecil karena merasa lucu dengan tawanya Silla. Atau bisa dikatakan menertawakan orang tertawa.

"Emang nggak lucu sih, dari manapun tetep lucu Jimin.”

Dasar si ceplas-ceplos Silla, saking sukanya ia akan terus menyebut Jimin sebagai idolanya.

“Ah, dasar korban K-Pop!” sahut Yohan datar.

“Eh, nggk boleh menghina, semua orang bebas punya idola siapa!”

“Iya, terserah kan aku juga cuma komentar.”

“Memangnya kamu nggak punya idola?”

“Enggak!”

“Ah, hidupmu pasti abu-abu nggak jelas, nggk punya warna!”

“Udah siang, sarapanmu juga udah habis, diem dulu di sini, aku bayar dulu.”

Yohan menuju ke kasir untuk menyelesaikan pembayaran. Tak lama berselang, Yohan kembali dengan dua kantong besar berusia makanan.

“Apaan itu?”

“Nanti kamu bagi sama karyawan, sebagai permintaan maafku karena membuat kegaduhan pagi-pagi.”

“Wah, kamu baik juga ya ternyata!”

“Syalan!”

Entah sejak kapan, percakapan keduanya terasa lebih akrab. Bahkan hingga hari-hari berikutnya dan berikutnya lagi, keduanya saling sapa melalui chat WhatsApp.

Suatu malam saat Yohan masih nongkrong.

—sehat Yohan?— [Silla]

—hmm, masih napas.—[Yohan]

—🤣—[Silla]

Dan malam berikutnya saat Yohan siap dengan bantal dan selimutnya.

[Yohan] —berapa kali ngomel hari ini?—

[Silla] —sialan!🤣—

[Yohan] —🥴—

[Silla] —tanya kek, sudah makan apa belum, malah apa itu, pertanyaan aneh!—

[Yohan] —bodo maat makan apa belum, perut punya ko sendiri.—

[Silla] —🙄kok kesel ya?—

[Yohan] —🛌🏼—

Begitulah semakin hari keduanya semakin berteman baik. Hingga suatu sore keduanya tak sengaja bertemu saat sama-sama akan menonton bioskop bersama temannya masing-masing.

“Yohan!” sapa Silla menghampiri Yohan.

“Eh, Silla. Sama siapa?” balas Yohan.

“Biasa, sama Usna. Kamu?” Silla tampak celingak-celinguk melihat sekeliling Yohan.

“Dah nih, popcornnya, yok masuk!” Seorang wanita cantik menghampiri Yohan langsung menggelayutkan satu lengannya ke lengan Yohan.

Silla mengambil jarak, lalu tersenyum sopan menyapa wanita itu.

“Mari ….” sahut wanita cantik yang elegan menggandeng lengan Yohan masuk terlebih dahulu ke dalam bioskop.

“Kok bengong kayak habis lihat setan? Yok masuk!”

Usna juga tiba setelahnya, membuyarkan lamunan Silla.

‘Hmm … jadi dia sudah punya pacar. Pantas chatnya selalu singkat dan dingin.’ gumam Silla dalam hati.

Entah kenapa, ada rasa tak enak dan mengganjal. Atau hanya rasa penasaran yang belum terjawab, tapi pertemuan singkat itu cukup membuat Silla tak bisa fokus menikmati film yang diputar.

‘Kalau punya pacar, terus apa yang bikin dia kesakitan waktu itu?’

‘Ah sebentar, kalau dipikir-pikir, wajah ceweknya tadi kayaknya lebih tua … oh my God! Apa jangan-jangan dia pacaran sama tante-tante?! Oh my Godness!”

Silla tak menikmati film horor yang diputar, ia justru sibuk dengan semua rasa penasarannya.

...****************...

Bersambung ....

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
lain kali hati" ya Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
berarti Yohan laper 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
emang biasanya begitu wajahnya,datar 😐
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
karena seblak makanan favorit Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
buat yg spesial ya 🤭🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Ayo semangat Silla 💪🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar Silla 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
mereka terpesona 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Waduh Silla,pagi" udah mengkhayal 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
masa ditawarin seblak buat sarapan 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
ga usah kasih alasan tapi bicaralah jujur Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
mimpi gara" si Amat 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Dasar Silla 🤣🤣🤣
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
muka.u???
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sodaranya kali tuh 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
masa Tante" 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bodo amat
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
berisi makanan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!