lili ada gadis lugu yang Bahkan tidak pernah punya pacar. tapi bagaimana Ketika tiba di hari kiamat dia mendapatkan sebuah sistem yang membuatnya gila.
bukan sistem untuk mengumpulkan bahan atau sebuah ruang angkasa tapi sistem untuk mengumpulkan para pria.
ajaibnya setiap kali ke pria yang bergabung, apa yang di makan atau menghancurkan sesuatu, barang itu akan langsung dilipatgandakan di dalam ruangan khusus.
Lily sang gadis lugu tiba-tiba menjadi sosok yang penting disebut tempat perlindungan.
tapi pertanyaannya Apakah lili sanggup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
sementara Evan dan kelompoknya bertarung mati-matian di lantai dasar, pertarungan yang hampir sama juga terjadi di lantai pertarungan yang hampir sama juga terjadi di lantai kedua.
Bedanya adalah kelompok di lantai 2 sebenarnya adalah tim militer. mereka terdiri dari prajurit yang sudah terkoordinasi. Sesekali jika kepepet mereka juga menggunakan timah panas yang langsung headshot.
Bedadengan kelompok kingdom tim ini tidak ragu mengeluarkan kemampuan masing-masing. Tapi semua kemampuan dialihfungsikan menjadi jarum-jarum tipis yang langsung menghantam kepala zombie.
Hal ini lebih praktis dan lebih hemat tenaga dibandingkan menggunakan kemampuan secara berlebihan.
Satu serangan bahkan bisa menghabiskan 8 sampai 12 Zombie sekaligus tergantung dengan jumlah jarum kemampuan yang gunakan.
Suara bising yang dihasilkan oleh pertarungan itu benar-benar memekakkan telinga.
Tapi di bawah pertarungan antara hidup dan mati,Lili tetap dalam posisinya, berjongkok di lantai yang penuh darah dan potongan tubuh.
Entah itu percaya dengan perlindungan dari sistem atau percaya dengan real, Lili merasa sangat santai dan tidak terancam sedikitpun.
Dia tak peduli pada tatapan siapa pun. Entah itu rasa heran, takut, jijik, atau kekaguman yang samar. Semuanya mengabur di balik fokus matanya yang tajam, memandangi kristal mungil yang baru saja ia tarik dari tengkorak mayat zombie.
Benda itu benar-benar nyata.
Ia memutarnya di bawah cahaya lampu kedap-kedip. Permukaannya bening, seperti permata tak sempurna, namun di dalamnya ada kilau yang terus bergerak seperti sisa energi yang belum padam.
Persis seperti yang diyakini dalam novel.
“Ini bukan fiksi…” bisik Lili, senyum kecil merekah di bibirnya. “Jadi selama ini... semua teori itu benar…”
lili sebenarnya tidak diam dia juga bertarung dengan zombie dan berhasil membunuh beberapa zombie yang berada di sekitarnya.
Tapi kemudian dia ingat dengan beberapa pengantar dari novel-novel yang pernah dia baca.semuanya menceritakan jika Zombie memiliki sesuatu yang indah di kepalanya. indah sekaligus mengerikan.
inti kristal.
Awalnya dia hanya berniat untuk mencoba Tapi siapa sangka sekali mencoba dia memang menemukan hal ajaib itu.
Tapi ini baru satu.
Tanpa ragu, dia kembali membongkar mayat lain, sarung tangan plastiknya sudah kotor dan lengket, tapi dia tak terganggu. Tangannya bekerja cepat, terlatih. Seolah dia sudah melakukannya berkali-kali.
"Kekeke…" tawa kecil lepas dari tenggorokannya. Bukan karena kegilaan, tapi karena kemenangan “Kita semua sibuk bertarung... tapi kita bahkan tak tahu apa harta sebenarnya dari zombie ini.”
Dunia modern sudah selesai, semua teknologi dan informasi dari dunia modern akan ketinggalan zaman.Mana dia teknologi nuklir,hah semuanya akan di gantikan dengan inti kristal.
Bayangkan saja,satu inti kristal saja mampu menyumbang keperluan listrik satu kota untuk satu Minggu.
Ckckck.
Hanya saja hal ini belum di verifikasi dan masih di ketahui dari novel.Lili seperti sedang masuk ke dalam dunianya sendiri dia sibuk membongkar kepala zombie-zombie yang sudah tidak bergerak lagi.
Semakin dia menemukan inti kristal di sana maka semakin bersemangatlah dia.
Kau harus tahu jika di dalam kebanyakan novel inti kristal adalah mata uang di masa depan. Jadi siapa yang jijik dengan uang.
Sementara itu, Real sedang bertarung sengit di sisi ruangan. Pedangnya terus menari, memotong leher dan mematahkan tulang zombie satu per satu.
Darah memercik di wajahnya, napasnya berat, tapi fokusnya tajam
Dia tak sempat melihat Lili. Tidak sampai beberapa detik kemudian dia merasa suasana menjadi... aneh. Saat dia sempat menoleh, dia melihat Lili jongkok dengan kepala mayat di antara kedua lututnya, tangannya sibuk mengorek tempurung kepala.
Matanya membelalak.
“Apa yang dia...?” gumamnya.
Namun saat dia melihat kristal-kristal kecil di telapak tangan Lili yang bersinar samar ,Real diam membeku.
Dia ingin berkata sesuatu, tapi...
ZRAAAHHH!
Zombie lain menerjang ke arahnya. Refleksnya kembali aktif, dan dia langsung memutar tubuhnya, menebas makhluk itu hingga terjatuh.
Real menggeleng cepat. “Fokus... nanti saja.”
Dia kembali membenamkan pisau ke kepala zombie berikutnya, namun kali ini... ada pikiran yang mengusik benaknya.
“Kalau itu benar-benar inti energi zombie… dunia ini bisa berubah.”
Di sisi lain , Lili masih jongkok. Tangannya merah, sarung tangannya robek, tapi ada tawa di bibir nya.
Di tengah hiruk-pikuk pertempuran, Tim kingdom berhasil naik ke lantai 2. meskipun pada akhirnya ada dua orang timnya yang harus menjadi tim Zombie.
Tapi siapa sangka setelah naik mereka masih harus dihadapkan dengan jumlah zombie yang sangat padat.
Mereka bahkan tidak sempat untuk bernapas dan langsung bergabung dalam pertarungan .
Di antara tim Kingdom, Evan Qi berdiri terengah-engah di belakang formasi.meskipun dia sudah menunjukkan kemampuannya untuk membunuh zombie tidak kecil.Tapi sebagai pacar dari kapten dia juga masih dilindungi tanpa sadar.
Dalam pertarungan suara ledakan, semburan api, dan kilatan petir silih berganti menelan para zombie, menciptakan pemandangan yang luar biasa dan terasa begitu jauh dari dirinya.
Terinfeksi dengan serangan dari pihak militer, tang mian juga tidak menyembunyikan kemampuan api nya.
Kedua tim itu seolah menjadi pusat dari semua hal, menyatu dalam kekuatan dan strategi.
Namun di tengah kekaguman itu, ada rasa lain yang membakar di dada Evan,rasa tersisih.
Mereka semua punya kemampuan. Tang Mian dengan api birunya, Real dengan petir dan kekuatan militer.
Sementara dia?
hanya punya pisau tumpul dan tubuh yang sudah lelah. Matanya menyapu medan pertempuran, mencari sosok Lili di antara kerumunan. Tapi gadis itu tetap jongkok di sisi ruangan, sibuk dengan inti kristal yang dia korek dari kepala zombie seperti sedang memungut permata, seolah pertempuran ini tak menyentuhnya.
“Brengsek...” gumam Evan, mengatupkan giginya.Dia melihat lili dan secara naluriah Evan ingin mendekatinya.
Tapi lili seperti orang dari dunia lain yang tidak mendengar pertanyaan antara hidup dan mati.
Dia jadi khawatir .
Dengan frustrasi dan kemarahan yang membuncah, dia akhirnya menerjang sendiri ke arah dua zombie yang berjalan goyah di sisi kiri. Dengan pisau di tangan, dia menyerang membabi buta,satu tebasan meleset, satu tusukan terlalu dangkal. Salah satu zombie meraung, sekali lagi , zombie hampir saja mencakar ke arah wajahnya.
“Astaga—!”
Dia tersungkur ke belakang, punggungnya menghantam rak yang roboh. Zombie itu menjatuhkan diri di atas tubuhnya, rahangnya terbuka lebar.
Evan tercekat.
Pisau terlepas dari tangannya.
Namun sebelum taring busuk itu merobek wajahnya, sebuah panah melesat dan menancap tepat di tengkorak makhluk itu. Tubuh zombie itu ambruk, menimpa Evan. Sesosok bayangan segera menendang tubuh itu menjauh dan menarik Evan berdiri.
“Bodoh!” hardik anggota tim Kingdom bermata tajam, wajahnya dilumuri keringat dan darah zombie. “Kau pikir ini pertunjukan? Kalau bukan karena aku, kau sudah jadi bangkai keempat hari ini!”
Evan Qi benar benar pembuat masalah.Dia sampah tapi sayangnya kapten sendiri menganggap dia sebuah permata.
Evan menggertakkan giginya, merasa marah, malu dan semakin tertekan.Dia di hina ratusan kali olwt Tim ini, tapi dia tidak memiliki kemampuan dan harus menelannya bulat-bulat.
Tapi terkadang kesabaran orang ada batasnya.
“Aku tidak butuh pertolonganmu...” desisnya pelan, tapi jelas terdengar.
Pria yang menolong Evan ini tersenyum sini, jika bukan karena kapten dia pasti akan melemparkan pria ini ke dalam kerumunan Zombie. itu lebih baik daripada hidup mengandalkan kemampuan kapten tim.
Tapi orang ini juga tidak bisa semena-mena jadi dengan penuh kebencian dia masih memberikan evan wajah.
“Lain kali, jika kau terlibat masalah, tidak akan ada yang repot-repot menolongmu,” kata pria itu sinis sebelum berbalik kembali ke dalam pertarungan.
Dia pergi tapi senyum mengejeknya sangat jelas sekali.
Evan berdiri terpaku, tinjunya mengepal. Napasnya memburu, bukan karena kelelahan, tapi karena emosi yang bergolak.
Tang mian adalah sosok yang baik untuk tempat dia berlindung.Tapi jika hanya karena ini dia terus di intimidasi setiap waktu, Evan harus mencari perahu yang lain.
Perahu itu adalah lili.
Evan menoleh lagi pada Lili, berharap gadis itu melihat perjuangannya. Tapi Lili tetap sibuk, matanya bersinar saat menarik sesuatu berkilau dari kepala zombie lain.
“Semua orang sangat bangga dengan kemampuan mereka... kekuatan mereka... Tapi aku akan buat mereka melihat, melihat dengan mata kepala sendiri” gumam Evan, matanya membara. “Aku akan tunjukkan aku juga bisa bertahan. Dengan atau tanpa kekuatan sialan itu.
Evan akan membuktikan kepada semua anggota tim kingdom terutama dengan semua orang.Dia... Evan Qi, masih akan bisa membuat para gadis terpesona dan dengan sukarela berlutut di depannya.
Meskipun itu tanpa hadirnya sebuah kemampuan.
Tapi kenapa dia tidak memilikinya, kenapa..
Dia menunduk, mengambil kembali pisaunya, dan berdiri dengan tekad baru,bersiap kembali ke medan pertarungan, walau tubuhnya gemetar, dan hati masih penuh luka.
sekali lagi berubah menjadi mesin pembunuh yang hanya mengandalkan kemampuan sejati bukan kemampuan uniknya.
Dia ingin membuat seseorang terkesan.Tapi orang itu bahkan tidak melihatnya karena dia lebih tertarik tentang sesuatu yang bersinar cerah dibalik mayat-mayat zombie yang bergelimpangan.
thor Doble up ya /Grin/