di salah satu pondok pesantren, ada seorang gadis cantik bernama Fatimah. Ayah nya Fatimah seorang pemilik pesantren bernama Ustad Zaidan,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hilang dan kembali ke pasantren
Setelah 1minggu di rawat akhir ya Naim pun didiperbolehkan pulang oleh dokter yang merawatnya.
"Nak kamu harus jaga pola makan sama bersihkan kasur kamu nak,"ucap Ibu Naim sambil berjalan di lorong rumah sakit.
"Iya mama ku sayang,"ucap Naim sambil melihat ke arah ibunya.
"Fatimah,"panggil Naim dengan lembut.
"Iya ada apa?"tanya Fatimah yang berada di sebelah ibunya Naim.
"Aku hanya mau bilang kalau aku engga ada hubungan lagi sama sendy,"ucap Naim sambil melihat ke arah Fatimah.
"Oh iya aku lupa kalau kamu engga ingat sama aku,"sabung Naim dengan wajah murung.
Tak lama ada suara sepeda motor ke arah rumah sakit itu. Dan ternyata itu adalah geng motor nya Naim.
"Naim gue kangen lu,"ucap salah satu orang dari anggota geng motor Naim.
"Gue juga kangen lu,"ucap Naim sambil berjalan ke arah orang itu.
Mereka pun melakukan tos dan menepuk punggung satu sama lain.
"Gue kemari ingin melihat keadaan lu bro ,"ucap orang itu sambil melihat ke arah Naim.
"Bro kenalin dia istri gue Fatimah dan ini kakak ya bernama Albar,"ucap Naim sambil memperkenalkan mereka ke teman ya itu.
"Halo aku Deni teman masa sekolah Naim,"ucap Deni sambil melihat ke arah mereka berdua.
Tak lama datang mobil berwarna Hitam menuju ke arah Naim dan yang lain. Tak lama orang di dalam mobil pun keluar dari mobil nya.
"Apa kabar adek ku?"tanya orang itu sambil berjalan ke arah Naim.
"Aku baik bang,"jawab Naim sambil tersenyum ke arah orang itu.
"Kamu kenapa ke sini?"tanya Ibu Naim sambil melihat ke arah orang itu.
"Aku ada urusan sama anak anda,"jawab orang itu sambil melihat ke arah ibu Naim.
"Kamu adalah orang berdarah dingin dan tak memilki hati,"ucap Ibu Naim sambil melihat ke arah orang itu.
"Aku bisa di bilang seperti itu tapi bagai mana dengan anak anda?"tanya orang itu sambil melihat ke arah Ibu Naim.
"Dia anak baik,"jawab ibu Naim sambil melihat ke arah orang itu.
"Anak baik kamu tidak tau kapan dia akan menjadi orang itu kembali,"ucap orang itu sambil melihat ke arah ibu Naim.
"Apa yang di maksud orang itu,"batin Albar yang merasa ada hal yang dirahasiakan oleh orang tua Naim.
"Baiklah aku pamit dulu ya adek sama anda berdua,"ucap orang itu yang tak lain adalah Baim.
"Iya bang hati-hati,ucap Naim sambil melihat ke arah Baim.
Baim pun pergi dari tempat itu.
"Mama jangan ngomong gitu sama dia,"ucap Naim sambil melihat ke arah ibunya.
"Gara-gara dia kamu seperti,"ucap Ibu Naim menghentikan kalimat nya.
"Deni,"panggil Naim sambil melihat ke arah teman ya itu.
Deni pun berlari mendekati Naim.
"Iya bro ada apa?"tanya Deni sesampai nya di hadapan Naim.
"Gue ingin membawa motor lu dan lu ikut mereka pake mobil,"ucap Naim sambil melihat kearah Deni.
"Baiklah,"ucap Deni sambil memberikan kunci sepeda motor nya.
"Kamu kenapa engga ikut kita aja adek ipar?"tanya Albar sambil melihat ke arah Naim.
"Maaf kakak aku sedang tidak mood,"jawab Naim dengan nada dingin dan wajah datar.
"Baiklah,"ucap Albar sambil berjalan menuju mobil dan masuk kedalam mobil bersama yang lain.
Mereka pun kembali ke arah pesantren namun pas di jalan Naim melajukan sepeda motor nya dengan ke cepatan tinggi itu membuat orang tua Naim khawatir.
"Kamu kok diam aja melihat Naim membawa sepeda motor kamu dengan kecepatan seperti itu?"tanya ibu Naim sambil melihat ke arah Deni.
"Udah biasa tante dia kaya gitu,"jawab Deni sambil melihat ke arah Ibu Naim.
Tak lama Deni pun mengambil ponsel yang berada di saku nya.
"Kalian kejar Bos sepertinya dia mulai kumat,"ucap Deni sambil meletakkan ponsel di kuping nya .
📱"kamu ada ada aja mana bisa ngejar dia dalam keadaan kaya gitu,"ucap orang yang barada di sambungan telepon itu.
"Baiklah ikuti saja dia kalau udah ketemu telpon aku,"ucap Deni sambil memutuskan sambungan telepon.
Tak lama Deni pun menelepon teman ya yang ada di markas.
📱"Ada apa Deni?"tanya orang yang berada di telpon.
"Kalau Naim datang ke markas kabari nya,"jawab Deni sambil meletakan ponsel di kupingnya.
📱"Ya nanti aku kabarin,"ucap orang di sambungan telpon.
"Terimakasih,"ucap Deni sambil mematikan sambungan teleponnya.
Akan kah mereka bisa menemukan Naim dan membawa ya ke pondok tunggu bab berikutnya.
Bersambung...♡♡♡♤
semoga semangat up terus ya
salam kenal dari 'aku akan mencintaimu suamiku' jgn lupa mampir 🤗🤗
aku datang lagi kalo udh up up uphhh~
Awas kalau nanti lu jatuh cinta,🪓