NovelToon NovelToon
Cermin Yang Retak : Pembalasan Dendam

Cermin Yang Retak : Pembalasan Dendam

Status: tamat
Genre:Identitas Tersembunyi / Balas Dendam / Konflik etika / Tamat
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Cerita ini berpusat pada perjalanan Anita, seorang wanita yang dikhianati, dan bahkan dibunuh secara semu oleh suaminya Hendric dan sahabatnya Reina-semua karena hasrat akan harta dan kekayaan. Malam yang mengubah segalanya terjadi di Jakarta, ketika Anita menyaksikan perselingkuhan keduanya dan mendengar rencana mereka untuk mengorbankannya. Dalam kepanikan, dia melarikan diri tapi terjebak di tepi tebing, kemudian dilemparkan ke lautan. Namun, takdir mempertemukannya kembali.

ima tahun kemudian, dia muncul sebagai Natasya, kuat dan penuh tekad untuk membalas dendam dan membongkar kebenaran. Di tengah semua itu, ada Ryujin-seseorang yang mencintainya dengan tulus dan selalu ada di sisinya, menjadi pijakan emosional dan kekuatan dalam perjuangannya menuju keadilan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33.Malam yang Menentukan: Janji yang Terpenuhi dan Perasaan yang Terungkap

Malam itu, sesudah mengantar Natasya ke rumah sakit, Ryujin segera bertemu dengan kepala kepolisian yang menangani kasusnya. Dia berdiri dengan posisi tegap, matanya penuh tekad. "Pak, saya meminta agar penyelidikan kejadian malam itu dilakukan secara rahasia," katanya dengan suara yang tegas. "Saat polisi datang di lokasi, anak buah Hendric sudah meninggal—seseorang menembak mereka saat saya membawa Natasya keluar dari hutan. Saya khawatir ada orang lain yang terlibat dan akan membahayakan Natasya jika mereka tahu penyelidikan berjalan cepat."

Kepala kepolisian mengangguk, memahami kekhawatiran Ryujin. "Baiklah, kita akan melakukan penyelidikan secara diam-diam. Kita tidak akan memberitahu siapapun selain tim inti ".

Setelah selesai berbicara dengan polisi, Ryujin kembali ke kamar Natasya. Dia melihat Natasya yang sedang duduk di tempat tidur, wajahnya masih pucat tapi sudah mulai tenang. Dia duduk di bangku di samping tempat tidur, menggenggam tangannya dengan lembut. "Natasya, bagaimana kabarmu? Apakah masih sakit?" tanyanya dengan nada yang lembut, penuh perhatian.

Natasya mengangguk perlahan, mata menatap Ryujin dengan keharapan. "Aku sudah lebih baik, Ryujin. Terima kasih sudah menyelamatkanku."

Ryujin memegang tangannya lebih erat. "Natasya, apa kamu tahu siapa yang menculik ayahmu dan membawamu ke tempat itu?"

Natasya mengerang sedikit, ingatan malam itu muncul kembali di benaknya—kejamnya Hendric, terjaganya ayahnya, dan kegelapan hutan yang membuatnya takut. Dia menunduk sejenak, kemudian mengangkat kepala dengan mata yang penuh amarah. "Hendric! Dia yang menculik ku!" katanya dengan suara yang gemetar, tapi tegas. "Dia yang menyuruh orangnya untuk menangkap ayahku dan aku, dia yang ingin membunuh kita karena dia tahu aku adalah Anita—istri yang dia pikir sudah mati."

Dia mulai menceritakan semua kejadian malam itu kepada Ryujin: bagaimana Hendric membuka sumpal mulutnya dan berkata kata-kata kejam, bagaimana dia berhasil melarikan diri dengan ayahnya menggunakan pecahan kaca, bagaimana mereka terjebak di hutan dan akhirnya di tepi jurang. Setiap kata yang keluar dari bibirnya terasa seperti beban yang terbuang, dan Ryujin hanya mendengarkan dengan perhatian penuh, matanya semakin memerah karena kemarahan terhadap Hendric.

Setelah Natasya selesai menceritakan, Ryujin memeluknya erat, menyelubungi tubuhnya yang lemah. "Tenang, Natasya. Aku akan membuat Hendric membayar semua kejahatannya," katanya dengan suara yang penuh tekad. "Aku tidak akan membiarkan dia membahayakanmu lagi, tidak pernah."

Natasya menangis teresak-esak di pelukan Ryujin, merasa aman dan terlindungi. Setelah beberapa saat, dia melepaskan pelukan dan menatapnya dengan mata yang penuh tanya. "Ryujin, sejak kapan kamu tahu identitas asli diriku? Bahwa aku adalah Anita?"

Ryujin tersenyum lembut, ingatan pertama kali bertemu Natasya muncul di benaknya. "Aku sudah curiga sejak pertama kali bertemu kamu," katanya. "Warna matamu, cara kamu bicara, bahkan cara kamu menangani kain saat merancang baju—itulah semua yang aku kenal dari Anita, teman kecilku." Dia menghembuskan nafas pelan, kemudian melanjutkan: "Tapi saat kamu bermain piano di acara fashionmu yang terakhir... kamu memainkan lagu yang kita selalu mainkan bersama saat kecil. Saat itu, aku tahu dengan pasti—kamu adalah Anita yang aku cari selama ini."

Natasya terkejut, mata membelalak. Dia tidak menyadari bahwa dia telah memainkan lagu itu—lagu yang Sejin, teman kecilnya, selalu mainkan bersama dia di taman kota. Dia melihat Ryujin dengan pandangan yang penuh keheranan, kemudian bertanya: "Ada apa lagi yang tidak aku ketahui tentangmu, Ryujin? Apakah masih ada rahasia lain yang kamu sembunyikan?"

Dalam hati Ryujin, kata-kata itu terasa seperti goncangan. Dia ingin mengatakan bahwa dia adalah Sejin—anak laki-laki yang dulu selalu bermain bersamanya, yang memberinya gelang bintang, yang berjanji akan bertemu lagi. Tapi dia takut—takut Natasya akan marah karena dia menyembunyikan identitasnya selama ini, takut perasaannya tidak akan diterima. Dia menggeleng perlahan, menyembunyikan perasaannya yang tertekan. "Tidak ada, kamu istirahat saja!" katanya dengan suara yang sedikit tertekan, kemudian berdiri ingin berjalan keluar dari kamar.

Tapi sebelum ia bisa melangkah jauh, Natasya memegang tangannya dengan kuat. Dia menarik tangannya, membuat Ryujin berhenti. Kemudian, dengan suara yang lembut tapi jelas, dia berkata: "Terima kasih, kak Sejin!"

Ryujin terdiam sejenak, tubuhnya membeku. Dia berbalik perlahan, wajahnya tampak terkejut sampai tidak bisa berkata apa-apa. Matanya membelalak melihat Natasya, mulutnya terbuka sedikit. "Natasya... kamu tadi memanggilku apa?" tanyanya dengan suara yang gemetar, tidak percaya apa yang dia dengar.

Natasya tersenyum lembut, air mata mulai menetes di pipinya. "Aku sudah tahu, Ryujin. Aku sudah tahu bahwa kamu adalah kak Sejin—teman kecilku yang dulu aku tunggu dengan sabar." Dia mengangguk perlahan, matanya menatap Ryujin dengan penuh kebenaran. "Maaf karena tidak mengenalmu lebih awal. Aku terlalu sibuk dengan dendam dan identitas yang aku sembunyikan, sampai aku lupa tentang semua kenangan indah kita."

Ryujin masih terdiam, hati terasa seperti akan meledak. Semua rahasia yang dia sembunyikan selama ini akhirnya terbongkar, dan dia tidak tahu apa yang harus dikatakan. "Natasya, a-aku ------" katanya, tapi kata-katanya terhenti ketika Natasya menarik kerah bajunya, mendekatkan wajahnya.

Tanpa banyak bicara, Natasya mencium bibir Ryujin dengan lembut. Sentuhan itu singkat tapi penuh makna—seperti penutup pada semua masa lalu yang penuh kesedihan dan permulaan bagi masa depan yang penuh harapan.

Ryujin terkejut, mata membuka lebar. Dia melihat Natasya dengan wajah yang memerah, kemudian bertanya: "Natasya, apa yang kamu lakukan?"

Natasya tersenyum, tangannya masih memegang kerah bajunya. "Terima kasih, Ryujin. Kamu selalu ada untukku—saat aku dalam bahaya, saat aku sedih, saat aku merasa sendirian. Kamu adalah orang yang selalu aku tunggu, meskipun aku tidak menyadarinya."

Kemudian, dengan keberanian yang dia kumpulkan selama ini, Natasya mengatakan perasaan yang sudah lama tersembunyi di hatinya. "Ryujin, aku mencintaimu!!" katanya dengan suara yang jelas dan penuh kebenaran, tidak ada lagi ragu atau penundaan.

Ryujin terkejut, air mata mulai menetes di sudut matanya. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya dia mendengar kata-kata yang dia inginkan. "Natasya... apa kamu serius dengan ucapanmu?" tanyanya dengan suara yang gemetar, takut ini hanya mimpi.

"Aku sudah lama ingin mengatakan itu, Ryujin. Aku sangat mencintaimu—sejak pertama kali kamu menyelamatkanku, sejak aku tahu kamu adalah Sejin, bahkan mungkin sejak sebelum itu." Natasya mengangguk perlahan, mata penuh cinta.

Tanpa berkata apa-apa, Ryujin menarik Natasya lebih dekat dan mencium bibirnya dengan penuh cinta. Ciuman itu panjang dan penuh emosi—menutupi semua tahun-tahun yang mereka lewati sendirian, semua janji yang terlewati, dan semua rahasia yang terungkap. Saat mereka melepaskan pelukan, mereka saling menatap dengan senyum yang penuh kebahagiaan, tahu bahwa akhirnya mereka menemukan satu sama lain.

Di sisi lain, di tengah malam yang gelap, tim penyelamatan polisi sedang bekerja keras di tepi jurang. Setelah berjam-jam mencari, mereka akhirnya menemukan jasad Pak Andra yang terjatuh di dasar jurang. Tubuhnya sudah dingin, tapi wajahnya terlihat damai. Kepala tim penyelamatan segera memberitahu kepala kepolisian. "Pak, kita sudah menemukan jasad ayah Natasya. Kita akan segera mengevakuasi jasadnya ke rumah sakit untuk otopsi."

Kepala kepolisian mengangguk dengan sedih. Dia tahu bahwa berita ini akan membuat Natasya sedih, tapi dia juga tahu bahwa ini adalah langkah pertama untuk memberikan keadilan bagi Pak Andra. Dia memutuskan untuk memberitahu Ryujin terlebih dahulu, agar Ryujin bisa memberitahukannya kepada Natasya dengan cara yang lembut.

Saat Ryujin menerima telepon dari kepala kepolisian, wajahnya berubah menjadi sedih. Dia melihat Natasya yang sedang tersenyum, tidak menyadari berita buruk yang akan dia terima. Dia menghembuskan nafas pelan, menyiapkan diri untuk memberitahukannya. "Anita, maafkan aku," pikirnya. "Aku berjanji akan menemukan ayahmu, tapi aku tidak bisa menyelamatkannya. Tapi tenang, aku akan selalu ada di sisimu—selamanya."

Malam itu, meskipun berita buruk tentang ayah Natasya akan menyakitkan hatinya, Natasya merasa penuh harapan. Dia telah menemukan teman kecilnya yang dulu hilang, dia telah mengungkapkan perasaannya, dan dia tahu bahwa Ryujin akan selalu ada untuknya. Semua dendam yang dia bawa selama ini mulai mereda, digantikan oleh cinta dan harapan untuk masa depan yang lebih baik—bersama Ryujin.

1
Julia wati333
sangattt luarrr biasaaaa
Han Sejin
thanks, 🙏🙏🙏 pe
Julia wati333
wowww seru sekali membaca nya👍👍
Greta Ela🦋🌺
Iya deh Natasya kan Anita🫣
Han Sejin: masih ada yang lebih gong lagi di bab selanjutnya kak,
total 1 replies
Greta Ela🦋🌺
Ups🫣
Greta Ela🦋🌺
Good girl
Greta Ela🦋🌺
Pede banget ngomongnya
Greta Ela🦋🌺
Pede banget ya
Greta Ela🦋🌺
Wtf
Masih eps 1😭😭
Greta Ela🦋🌺
Agak stres
Greta Ela🦋🌺
Wihhh parah
Adelia Hira
idih, ni orang gak punya muka apa gimana orang dia yang jahat🤬🤬🤬🤬🤬
Adelia Hira
ceritanya menarik apalagi bagian awal pas Reina meminta maaf
Almahira
ceritanya seru
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀
lebih egois siapa yang merangkak naik ke ranjang suami sahabatnya sendiri? 😭
woe.park kim_L
udah kak👍
Han Sejin: makasih 🙏
total 1 replies
Han Sejin
🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!