NovelToon NovelToon
Trial Of Marriage

Trial Of Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Romansa / Pernikahan rahasia
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Coffeeandwine

Jae Hyun—seorang CEO dingin dan penuh perhitungan—menikahi Riin, seorang penulis baru yang kariernya baru saja dimulai. Awalnya, itu hanya pernikahan kontrak. Namun, tanpa disadari, mereka jatuh cinta.

Saat Jae Hyun dan Riin akhirnya ingin menjalani pernikahan mereka dengan sungguh-sungguh, masa lalu datang mengusik. Youn Jung, cinta pertama Jae Hyun, kembali setelah pertunangannya kandas. Dengan status pernikahan Jae Hyun yang belum diumumkan ke publik, Youn Jung berharap bisa mengisi kembali tempat di sisi pria itu.

Di saat Jae Hyun terjebak dalam bayang-bayang masa lalunya, Riin mulai mempertanyakan posisinya dalam pernikahan ini. Dan ketika Seon Ho, pria yang selalu ada untuknya, mulai menunjukkan perhatian lebih, Riin dihadapkan pada pilihan: bertahan atau melepaskan.
Saat rahasia dan perasaan mulai terungkap, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang harus melepaskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Coffeeandwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

What Love Doesn’t Say

Jae Hyun bangkit perlahan, lalu menutup pintu kamar serapat mungkin. Di ruang tengah, Ah Ri duduk sambil menyesap teh, bola matanya mengikuti Jae Hyun dengan penuh tanya.

Jae Hyun duduk di ujung sofa, memutar cincin kawinnya sendiri tanpa sadar. “Aku butuh bantuanmu, selama beberapa hari ke depan aku tak bisa datang ke kantor tepat waktu. Aku akan lebih banyak mengurus urusan ayahku.”

“Jadi, apa yang sebenarnya sedang kau kerjakan?” duga Ah Ri setengah serius.

“Masalah bisnis keluarga. Terlalu rumit untuk dijelaskan sekarang. Tapi... tolong, kalau ada rapat penting di kantor, atur siang atau sore hari saja. Jangan pagi.”

“Baiklah.” Ah Ri menatapnya lekat. “Tapi kenapa harus repot menyembunyikan semua ini dari Riin?”

Jae Hyun menghela napas panjang, matanya menerawang. “Karena kalau dia tahu... dia mungkin akan mencoba ikut campur. Dan kali ini aku ingin melindunginya, bukan menyeretnya masuk ke dalam kekacauan.”

Ah Ri terdiam. Lalu, dengan nada sedikit menyindir, ia berkata, “Tapi kau sadar, ‘kan, melindungi seseorang bukan berarti menyembunyikan segalanya."

"Aku tahu," gumam Jae Hyun.

“Riin itu... lebih kuat dari yang kau kira. Tapi bahkan orang terkuat pun bisa lelah kalau terus menerus menunggu kejujuran.”

Kata-kata itu menghantam Jae Hyun lebih keras daripada pukulan Seon Ho sebelumnya.

"Akan ada waktunya untukku menjelaskan semuanya,” ucapnya pelan, nyaris seperti janji yang ia buat hanya pada dirinya sendiri.

“Jangan sampai waktu itu datang terlambat,” jawab Ah Ri datar. “Karena jika dia pergi... bukan karena kau tak cukup baik, tapi karena kau terlalu lama membuatnya merasa sendirian.”

***

Sinar matahari menyusup lewat sela tirai krem di ruang tamu apartemen Ah Ri. Udara pagi terasa hangat tapi sedikit pengap. Tak ada suara kecuali detik jam dinding yang berdetak lambat_mewakili keheningan pagi yang belum sepenuhnya terjaga.

Ah Ri, yang sejak tadi berada di dapur kecil yang terhubung langsung ke ruang tamu, mendongak saat mendengar suara pintu kamar terbuka. Riin keluar, mengenakan sweater lusuh milik Ah Ri dan celana training yang kebesaran. Rambutnya masih acak-acakan, wajahnya pucat, dan langkahnya terlihat gontai, nyaris seperti seseorang yang tengah memikul beban yang terlalu besar untuk tubuh mungilnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Ah Ri, meletakkan sendok kayu ke dalam mangkuk dan menghampiri sahabatnya.

Riin mengangguk pelan, walau gerak tubuhnya tak meyakinkan. Ia berjalan sambil memegangi pinggangnya, lalu menjatuhkan diri perlahan ke sofa dengan desahan lelah. “Yah... cuma sedikit pusing. Dan mual.” Suaranya parau. Tangannya refleks menekan perut bagian bawah yang terasa seperti diremas dari dalam.

Ah Ri tak berkata apa-apa untuk sesaat. Ia kembali ke dapur, lalu datang membawa secangkir teh madu hangat dalam mug yang masih mengepul. "Minumlah. Ini ampuh untuk meredakan mabuk..." katanya lembut, meletakkan mug itu di tangan Riin.

Riin menatap cangkir itu sejenak sebelum menyesapnya perlahan. Hangatnya cukup menenangkan kerongkongan dan lambungnya yang sejak semalam memberontak.

“Kau yakin bisa masuk kantor hari ini?” tanya Ah Ri, duduk di sampingnya, menatap lekat wajah sahabatnya yang terlihat lebih letih dari biasanya. “Kalau kau merasa kurang sehat, sebaiknya istirahat saja disini. Aku bisa bilang ke bagian HR kalau kau butuh waktu untuk pemulihan.”

“Dan membiarkan gaji ku dipotong hari ini? Tidak, terima kasih,” jawab Riin dengan senyum kecut, meski jelas ada nyeri di balik candanya.

Ah Ri mendengus. “Kenapa kau harus repot soal gaji? Suamimu itu CEO di tempat kita bekerja.”

Seketika senyum Riin meredup. Ia menunduk, mengaduk teh dalam cangkir tanpa alasan yang jelas. “Entah sampai kapan status itu bertahan... Aku harus tetap memikirkan cara untuk bisa berdiri sendiri tanpa mengandalkan siapapun.”

Ah Ri menatap sahabatnya, menimbang kalimat yang akan ia ucapkan dengan hati-hati sebelum akhirnya berkata, “Jangan gila, Riin. Hubungan kalian masih bisa diperbaiki. Semalam dia mengikutimu sampai kesini. Dia juga memastikan bahwa kau baik-baik saja dan tidur dengan nyenyak."

Riin mengernyit. “Dia ke sini?”

“Ya. Sekitar tengah malam. Aku kira dia akan memaksa untuk membawamu pulang bersamanya, tapi dia cuma bilang ingin melihatmu sebentar.”

Riin terdiam. Dadanya menghangat, tapi juga terasa sesak. Perasaannya seperti laut yang bergolak di bawah permukaan tenang. Ia tak bisa menolak bahwa perhatian kecil itu membuatnya tersentuh_tapi juga bingung.

“Mungkin itu hanya karena dia merasa bersalah,” gumam Riin.

“Riin, dengar. Aku mengenal Jae Hyun sejak lama. Dia bukan tipe yang melakukan sesuatu hanya karena rasa bersalah. Dia terlalu perfeksionis untuk bertindak gegabah. Kalau dia datang kemari dan bersikap seperti itu... itu karena dia peduli. Dia... mencintaimu.”

Riin mengalihkan pandangan ke jendela. Di luar, matahari mulai naik. Suara kendaraan mulai terdengar samar dari jalanan kota di bawah. Tapi hatinya terasa jauh dari riuhnya pagi.

“Mungkin kau benar... Tapi aku tahu dia belum sepenuhnya selesai dengan masa lalunya.” Ia menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan. “Dan jika itu terus membayangi kehidupan pernikahan kami, bagaimana mungkin kami bisa mulai semuanya dari awal?”

Ah Ri terdiam, lalu meletakkan tangannya di atas tangan Riin, menggenggam lembut. “Semua orang punya masa lalu, Riin. Tapi bukan berarti kau harus berperang dengan bayangan itu sendirian. Bicaralah dengannya. Jangan hanya menebak apa yang terjadi.”

Riin menatap sahabatnya, matanya berkaca-kaca namun tak sampai tumpah. Ia mengangguk perlahan. Di kepalanya, ada terlalu banyak pertanyaan. Tentang Youn Jung, tentang Seon Ho, tentang jarak aneh yang muncul tanpa aba-aba antara dirinya dan Jae Hyun belakangan ini.

Tentang hubungan pernikahan mereka... yang tiba-tiba terasa begitu rumit.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!