“Mutiara Setelah Luka”
Kenzo hidup dalam penyesalan paling gelap setelah kehilangan Amara—istrinya yang selama ini ia abaikan. Amara menghembuskan napas terakhir usai melahirkan putra mereka, Zavian, menyisakan luka yang menghantam kehidupan Kenzo tanpa ampun. Dalam ketidakstabilan emosi, Kenzo mengalami kecelakaan yang membuatnya lumpuh dan kehilangan harapan untuk hidup.
Hidupnya berubah ketika Mutiara datang sebagai pengasuh Zavian anak nya. Gadis sederhana itu hadir membawa ketulusan dan cahaya yang perlahan meruntuhkan tembok dingin Kenzo. Dengan kesabaran, perhatian, dan kata-kata hangatnya, Mutiara menjadi satu-satunya alasan Kenzo mencoba bangkit dari lembah penyesalan.
Namun, mampukah hati yang dipenuhi luka dan rasa bersalah sedalam itu kembali percaya pada kehidupan?
Dan sanggupkah Mutiara menjadi cahaya baru yang menyembuhkan Kenzo—atau justru ikut tenggelam dalam luka masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zanita nuraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 KEMBALI DEPRESI
aurel merasa puas setelah mengucapkan kata-kata itu. dia berdiri tegak dengan wajah seolah menang dalam sebuah permainan, padahal yang dia lakukan hanyalah membuka luka lama yang masih basah. raut wajah kenzo merah padam menahan amarah. bukan hanya marah pada aurel, tapi juga pada dirinya sendiri—karena nama amara masih bisa membuatnya terlihat rapuh di depan orang seperti itu.
tiara yang sedari tadi hanya diam, memutuskan untuk menjauh. situasi itu bukan wilayahnya. dia tak ingin dianggap ikut campur atau malah memperkeruh suasana. perlahan dia menggendong baby zavian masuk ke dalam kamar, menenangkan diri sambil berharap kenzo tidak tenggelam lagi dalam kesedihan yang seharusnya perlahan mulai dia tinggalkan.
nyonya saras dan tuan rendra saling berpandangan. keduanya tahu ada yang tidak beres. ada rasa tidak nyaman saat mendengar aurel membawa-bawa nama amara yang sudah meninggal. rasanya cara bicara aurel bukan sekadar ungkapan kekesalan, melainkan ada sesuatu di balik itu.
pah... kata nyonya saras lirih. tuan rendra hanya mengangguk, mengerti maksud istrinya. tanpa banyak bicara, ia pamit pergi ke kantor.
---
di kantornya, tuan rendra langsung memanggil asistennya. laki-laki itu masih muda, penampilannya rapi, rajin, dan selalu cepat tanggap. namanya arvin.
arvin, kemari sebentar. aku ingin kamu selidiki perempuan ini, kata tuan rendra sambil menunjukkan foto aurel yang tadi siang sempat dia ambil diam-diam dari kamera pengawas depan rumah.
arvin mengambil foto itu, membaca sekilas, lalu mengangguk cepat. baik tuan, sekitar dua puluh menit saya akan kembali membawa informasinya.
tuan rendra mengangguk lalu kembali menatap berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. sebenarnya pikirannya bukan di pekerjaan, melainkan pada kenzo. dia tahu putranya itu sedang berjuang untuk bangkit, dan kedatangan perempuan seperti aurel pasti akan menjadi gangguan besar.
sekitar dua puluh lima menit kemudian, pintu diketuk.
masuk, kata tuan rendra.
arvin masuk sambil menundukkan kepala hormat. laporan sudah saya dapatkan, tuan.
baik. katakan.
arvin merapikan berkas di tangannya, lalu mulai menjelaskan.
nama lengkapnya aurel tania. usia dua puluh lima tahun. pekerjaannya freelance model, kadang ikut job endorsement, kadang ikut event. tapi... arvin terhenti sejenak.
tuan rendra mengangkat alis. hmm? lanjutkan saja.
arvin menelan ludah. begini tuan, dia tercatat pernah beberapa kali bekerja sama dengan salah satu perusahaan besar. bukan sebagai karyawan, tapi lebih ke proyek-proyek event dan iklan. perusahaan itu... arvin ragu sejenak.
sebut saja langsung, potong tuan rendra.
dia bekerja sama dengan perusahaan milik pak anton, tuan.
tuan rendra terdiam. wajahnya berubah tegang. anton, musuh bisnis yang baru beberapa minggu lalu kembali bersaing memperebutkan tender besar, yang akhirnya jatuh pada perusahaan milik keluarga rendra.
jadi aku mengerti sekarang, gumam tuan rendra sambil menutup map laporan itu.
arvin tidak berkata apa-apa lagi dan pamit keluar dari ruangan.
begitu pintu tertutup, tuan rendra langsung menekan nomor rio, asisten pribadi kenzo.
halo rio, aku ingin bertanya. kamu masih ingat anton yang kemarin kalah tender? tanya tuan rendra.
rio mengangguk meski tidak terlihat. tentu pak. kenapa ya?
baru saja aku mendapat laporan bahwa salah satu perempuan yang muncul di rumah, yang mengganggu kenzo, ternyata bekerja sama dengan perusahaan anton, jawab tuan rendra pelan namun tajam.
rio terkejut. jadi maksud bapak, ini bukan kebetulan?
tuan rendra menyandarkan punggungnya di kursi. merasa cukup pasti dengan analisisnya. tidak, rio. anton masih dendam. dia ingin keluarga kita jatuh—dan cara paling mudah adalah menjatuhkan mental kenzo. anton tahu kondisi kenzo yang belum pulih sepenuhnya. dia memanfaatkan kelemahan itu.
rio menghela napas berat. jadi dia mengirim perempuan itu untuk memprovokasi kenzo?
bukan hanya memprovokasi. dia ingin kenzo kembali merasa bersalah, kembali membenci dirinya, kembali jatuh dalam depresi. anton pikir jika pewaris keluarga rendra hancur, maka perusahaan akan tidak stabil.
tuan rendra mengangguk meski hanya bicara lewat telepon.
baik rio. aku akan urus anton dan antek-anteknya. sementara itu, tolong kamu perhatikan kenzo. jangan biarkan dia sendirian terlalu lama.
baik pak.
telepon ditutup.
setelah itu, tuan rendra menghubungi seseorang lagi. kali ini bukan bawahan kantor, melainkan orang yang khusus menangani kasus semacam ini. dia memerintahkan penyelidikan lebih jauh, sekaligus memberikan beberapa instruksi yang memastikan anton tidak akan mengganggu lagi—entah dengan cara apa.
---
setibanya di rumah, nyonya saras menyambutnya dengan tatapan penuh tanya.
pah, bagaimana? kamu sudah melakukan sesuatu kan?... tanya nyonya saras, suaranya ragu.
tuan rendra menatap istrinya dan mengangguk. kamu tidak perlu khawatir, sayang. semua akan segera beres.
nyonya saras menarik napas lega, meski masih terlihat takut. bukan takut pada suaminya, tapi takut kalau-kalau masalah ini makin panjang.
terus kenzo bagaimana?... tanyanya lagi.
nyonya saras duduk di sampingnya. kenzo tampak murung seharian ini. mungkin karena ucapan perempuan itu, mungkin juga karena dia sedang memikirkan terapi.
tuan rendra mengangguk pelan. ya, itu maksud mereka. anton dan orang-orangnya ingin kenzo jatuh lagi, ingin dia terus merasa bersalah.
nyonya saras menggigit bibirnya. lalu aurel tadi gimana pulangnya?
aku tinggal saja. kenzo juga pergi ke ruangan lain. akhirnya dia bosan sendiri dan pulang, jawab nyonya saras.
tuan rendra menghela napas. baguslah. tapi kita harus tetap berjaga-jaga. aku khawatir dia akan kembali lagi membawa masalah baru.
nyonya saras mengangguk.
pah... kita pasti bisa jaga kenzo kan? bisiknya lirih.
tuan rendra menggenggam tangan istrinya. tentu saja. bagaimanapun caranya.
Haii readers selamat malam
Tinggalkan jejak kaluan ya...
Like komen and hadiah nya ya...
Selamat membaca...