"Jodoh putriku ada diantara kedua putramu." Itu kalimat terakhir yang dikatakan Verharg kepada Johan sebelum meninggal.
Leah Gracella, setelah kematian kedua orang tuanya ia diangkat menjadi bagian dari keluarga bangsawan Royce. Johan meyakini apa yang dikatakan Verharg, sehingga setelah Leah dewasa ia menjodohkan nya dengan putra sulung yaitu Austin Royce.
Johan sudah yakin pilihannya tepat. Namun tanpa sepengetahuannya suatu hal besar telah terjadi, Leah terlibat one night stand dan diam-diam tengah mengandung anak dari putra kedua Johan yaitu Alister Royce.
Lalu siapakah jodoh yang tepat untuk Leah? Austin atau Alister?..
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Area mansion..
Han dan Chris turun dari atas kuda, para penjaga meraih tali kembali untuk memberi peliharaan mereka makan di kandang.
"Bagaimana? apa menyenangkan tuan?." Tanya peternak khusus.
"Oho tentu saja! suasana baru yang berbeda dengan di negara kami. Puas sekali." Timpal Chris, ia mengelilingi hutan milik keluarga Royce bahkan hampir 10 kali.
Han menepuk-nepuk tubuh kuda itu. "Mahir sekali anda mengurusnya, pak."
"Kami mengurusnya dengan baik tuan." Balas mereka tersenyum, senang sekali melihat penunggang puas.
Dari kejauhan Chris dan Han melihat seekor kuda tanpa penunggang mendekati kandang, peternak di sana langsung menghampiri dan menarik tali kudanya.
"Tunggu!." Han menatap Chris.
"Bukankah ini kuda yang ditunggangi tuan Ali?." Tanya penjaga memastikan.
"Iya benar! lantas dimana dia sekarang? kenapa tiba-tiba ghaib begini?." Chris memicingkan matanya ke ujung jalan sana.
Namun Alister tak terlihat sama sekali.
Han tampak berpikir keras. Ia menarik Chris untuk menjauh dari para penjaga. "Apa kita harus menyusulnya?."
Bersamaan dengan itu, mobil yang dikendarai Austin lewat memasuki gerbang mansion utama.
Han dan Chris saling tatap, walaupun belum tentu benar tapi sepertinya mereka memikirkan hal yang sama.
"Tadi pasti tuan Ali bertemu Leah kan?."
"Aku rasa begitu."
"Kuda ini pulang sendiri karena kemungkinan tuan Ali bersembunyi saat mobil tuan Austin lewat."
"Bisa jadi."
"Lantas sekarang kita harus menyusulnya?." Timpal Chris.
Han menahan Chris. "Jika ada sesuatu tuan Ali pasti menghubungi kita, sedangkan sekarang tidak. Pasti bukan tanpa alasan."
Chris terdiam. "Hmm.. Mencurigakan."
"Baiklah kalau begitu."
Leah membuka matanya disela ciuman. Alister benar-benar melahapnya seperti orang yang kelaparan. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, sentuhan ini dan lidah lihai yang bermain pada bibir Leah mampu membangunkan sensasi lain yang mendorong tubuh untuk berbuat lebih.
"Hmhh.."
"Tidak, bukankah ini tak harus terjadi?." Leah bingung dengan dirinya, akibat ciuman itu pikirannya jadi tak jernih.
Ada rasa nikmat dan candu yang menjalar, namun tak bisa dipungkiri rasa resah melanda hati Leah juga.
Sebelum dorongan itu semakin kuat dan tak terkendali, Leah menahan dada bidang Ali dan mendorongnya. Mata keduanya saling tatap setelah ciuman terlepas.
Nafas mereka memburu.
Alister menunduk berusaha menahan dirinya yang lepas kendali. "Sial!.. Ekspresi itu sangat cantik dan sexy."
Saat Ali hendak mencium kembali, Leah segera mengalihkan pandangan. Ia cukup takut karena ini situasi yang benar-benar diluar dugaan. Bagaimana bisa ia berciuman dengan erotis bersama calon adik iparnya?.
Mendapati itu Ali terdiam, ia sadar dengan apa yang Leah rasakan. Situasinya tak memungkinkan jika dilanjutkan.
Leah memejamkan mata saat Ali mencium pipi dan matanya. "Jangan takut, ini sudah berakhir."
Diangkatnya dengan perlahan tubuh Leah, sehingga kini posisi mereka sama-sama duduk. Leah tertegun, masih tak percaya dengan apa yang baru saja dilakukannya.
Di semak-semak lagi? rasanya ingin menjitak dahi sendiri.
Melihat bibir ranum Leah basah karena ulahnya, Ali mengusapnya dengan jari. "Ayo kita pulang, lanjutkan syoknya di rumah."
"Pria ini.. Aku syok juga gara-gara siapa!?." Rasanya Leah ingin memaki tapi itu tidak mungkin, ah energinya benar-benar sudah habis disedot Alister.
Mereka berdua kembali ke jalanan, entah kenapa setelah bertukar saliva rasanya jadi canggung sekali. Mendapati kudanya sudah pergi, mau tak mau mereka harus berjalan kaki untuk pulang.
Tidak ada yang bersuara keduanya hanya melanjutkan perjalanan. Sudut mata Leah melirik Alister. "Bagaimana bisa dia masih setenang itu?."
Leah meremas kuat ujung bajunya. "Ini hanya kecelakaan. Bahkan orang bisa tidur dengan orang lain begitu saja, di film juga terjadi hal demikian karena mabuk."
"Tapi kita bukan orang asing dan kita tidak mabuk!." Memikirkan itu rasanya Leah ingin menghilang saja.
"Direktur.."
Ali menoleh.
"Soal yang barusan, mari kita lupakan dan anggap hanya kecelakaan yang tak disengaja."
Pria itu tak langsung menjawab. "Apa ciuman ku tak semahir Austin?."
Langkah Leah seketika terhenti, bisa-bisanya dia berkata demikian.
"Kenapa? apa itu benar?."
Leah tak bisa menahan sabar lagi. "Semahir Austin apanya? bahkan aku baru melakukannya dengan mu!."
Pupil mata Alister membesar.
Takut tak bisa mengontrol diri dalam berucap, Leah memilih jalan duluan saja daripada berdebat dengan direktur kejam itu. "Intinya mari kita lupakan saja! anggap ini hal biasa."
Mksh udah update lagi
Lanjut thor...makin seru critanya
Mksh othor...UP nya yg byknya dong, krg kalau cuma 1 mah
Mksh othor atas up nya, gak sabar nunggu part selanjutnya