(Fiksi belaka!! )
Kota Jayakarta yang tengah hancur karena lepasnya sang tirani Cyborg yang menginginkan dunia dystopian di dalam genggamannya kini telah hancur sepenuhnya.
Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah Annara, gadis yang genap berumur 18 di tahun ini, 2227. Dengan bakatnya untuk mengatur molekul dan meledakkan para cyborg, kesempatan itu tak ia lepas untuk kudeta parasit yang menyebalkan.
Tapi, kenapa hasilnya malah seperti ini?
Kini pemimpin sementara kiamat masa depan itu menyusut dan kehilangan raganya, kenapa ia harus menjadi Akira dan menjalani alur yang melenceng.?
Ada apa pula dengan sistem irem yang menyebalkan ini?
Kenapa pula ia disatukan dengan Azalea, Kai, white rose? Bangkit dengan nama Bunga dan bukan dengan kebahagian kecilnya atau karismanya, si kode berjalan?
Saksikanlah Perjalanan Annara sebagai Crimson, neraka ini sebatas perebutan tahta saja bukan? kan? Bagaimana caranya Akira menaikkan Han yang telah tiada pada tahta keturunan pahlawan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nil Caryo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
"Namaku adalah Akira, bukan, user Crimson Rose yang kehilangan ingatan kehidupan masa lalunya dan kembali sebagai buangan Duke pahlawan"
Soso gadis dengan penampilan eksentrik tapi sengaja dibuat tidak mencolok itu melangkahkan langkahnya yang pertama pada kediaman yang membuangnya selama ini, asing selama 5 tahun.
"Aku harus bisa, aku adalah seseorang yang bertahan di pandemi kabel sial yang mengerikan."
Dengan bantuan dari pengawal khusus kediaman Duke yang dingin, memberikan tangannya pada gadis dengan lensa kontak hijau itu untuk bisa turun dari kereta magis yang asing.
"Semuanya asing, katakanlah, bagaimana caraku untuk bertahan di sini?"
Begitu meninggalkan kotak pembawa perjalanan itu, Akira mengibaskan rambut ikalnya yang panjang sepunggung, sekedar merapikannya saja dengan pelan.
"bagaimana caraku membuktikan itu padanya? Perkataan bengisnya".
Pijak demi pijak, setiap hari di jalan yang asing ini tak akan membawanya kemana pun kecuali pada masalah yang lebih rumit lagi.
"tenang saja pengguna."
Meski gadis itu berjalan dengan tenang, dengan anggun dan sopan, dengan perlindungan dari pakaian yang nyaman dan dukungan tak terlihat dari count.
Tak bisa ia menyembunyikan rasa takut dan cemasnya dari dirinya sendiri.
Kenapa juag harus disembunyikan?
Kepala miliknya itu adalah satu satunya tempat aman dari tumpah darah dan air mata, yang penyebabnya adalah emosinya sendiri.
Sebelum sampai di depan pintu itu saja sudah ada cerminan dari keadaan di dalamnya.
Dayang dan pengawal yang tak ada urusannya dengan Akira itu menatap dengan tujuan yang berbeda-beda.
Kalau kondisinya sudah lebih buruk nanti, Akira sudah bisa memastikan bahwa orang-orang itu tidak akan melepaskan dirinya.
Gadis tanpa dukungan adalah mangsa yang paling enak, apalagi bila memiliki banyak bakat dan pintar.
Karena rasa kurang itu akan makin berkurang bila melihat kejatuhan sang anak emas, itulah yang akan dinanti nanti.
Tentu saja, ada juga yang sangat waspada dan menghargai keberadaan Akira karena sesuatu.
Dari semua itu, tidak ada ketulusan sama sekali di luar kediaman itu.
"Setelah membuatku menderita cukup lama, orang yang sama akan membuatku merasa cukup, apapun caranya."
Mengembuskan napas yang dalam berisi usahanya untuk mengusir rasa cemasnya tidak mengganggu satupun orang disana.
Tidak seperti yang ia pikirkan, semua orang hanya menunggu orang yang tepat untuk mengatakan kalau.
"ini hanya akan menjadi lebih baik lagi"
"janganlah kamu khawatir dan iba pada dirimu sendiri."
"karena itu adalah bagianku yang terlupakan."
Kenyataannya, sebelum ada usaha sampai mampus, tak akan ada satupun huruf dari kalimat kalimat harapan itu yang bisa didengar.
Akira yang kini dengan identitasnya yang dibuat buat sebagai tamu kediaman itu mengucapkan terimakasih pada pengawal yang mengantarkannya dari gerbang menuju pintu yang dibukakan juga olehnya.
Pintu besar yang tak semewah pintu kamar di kediaman count itu tak lain dan tak bukan menuju pada ruang kerja sang duke yang menjabat.
Tentu saja tak ada yang bisa menghentikan orang orang untuk menunjukkan senyum bisnis mereka.
Semakin lama seseorang hidup, ada yang semakin berkurang dari dirinya.
"dengan senang hati, saya Akira Alcyone yang datang untuk pertukaran pelajar dan bimbingan anda, menyapa Duke pahlawan yang ceria, saya menyampaikan salam dari paman Keiro Alcyone."
Dengan salam yang dalam tanpa keceriaan itu, Akira bisa dibilang cukup berhasil menjaga nama baik kedatangannya.
Ini baru jam pertama di kediaman itu, dan senyum ramah Akira harus menghiasi tempat berteduh yang sudah bersinar itu.
Di balik senyumnya, warna merah asing yang membara mengatakan sebuah ide drama yang kausal.
"Dasar gadis iblis, awas saja."
Dan itu bukanlah semuanya.
"Akan ku buktikan kalau kehidupanku yang sekarang akan sama sekali berbeda dari neraka yang kau ceritakan."
"awas saja"
keren banget kk
nanti aku kesini lagi.
semangat berkarya.
jangan lupa mampir di cerita aku 🫰🏻❤️