NovelToon NovelToon
Hati Kedua Sang Mafia

Hati Kedua Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: aksaraprabu

Novel ini Season Kedua Janda Judes....

Daniel Arandra Hampir seluruh hidupnya diliputi kebencian sebelum akhirnya segala kebenaran terungkap. Ia yang dulu tumbuh tanpa kasih sayang kini berada dalam kehangatan dan limpahan kasih keluarga tercintanya.

Namun agaknya Tuhan ingin mengujinya sekali lagi. Entah itu karma atas perbuatannya di masalalu atau inilah awal dari kebahagiaan yang sesungguhnya.

Saat hatinya terpaut pada seorang gadis keadaan menjadi dinding penghalang untuk cintanya.

Dena Syavira adik dari sang kakak ipar adalah gadis yang mampu membuat hatinya bergetar. Gadis yang ceria yang memiliki senyum yang hangat.

Akankah Cinta mereka bisa bersatu? Mari kita ikuti kisah Daniel dan Dena...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aksaraprabu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pria Misterius

Rumah sakit...

Malam sudah cukup larut saat sebuah mobil mewah tiba di parkiran gedung rumah sakit kebanggaan keluarga Arandra.

Si pengemudi mobil terdengar menghembuskan nafas panjang. Ia melirik gadis cantik yang terlihat masih begitu shock dengan kejadian beberapa saat yang lalu.

Ya, Dena terlihat masih takut, dalam pikirannya kini sedang merangkai kejadian-kejadian yang terjadi sejak teror di rumah waktu itu.

Penembakan di rumah, dan kini penyerangan yang mereka alami. Dena berpikir jika yang di incar adalah dirinya. Tapi kenapa?

Joe bisa melihat keresahan dalam diri Dena, "nona..." panggil Joe.

"hmm..."

"kita sudah sampai," Dena mengerjapkan mata, lalu menatap sekelilingnya. Saking sibuknya memikirkan hal yang mungkin tidak benar, hingga ia tidak menyadari jika mereka sudah sampai di rumah sakit.

Jack turun terlebih dulu, ia memastikan jika situasi aman untuk Dena.

"mari nona," Joe membuka pintu mobil untuk gadis itu.

Dengan langkah cepat Dena berjalan masuk ke dalam gedung rumah sakit menuju ruang rawat Daniel.

"apa kak Joe akan mengatakan apa yang baru saja terjadi pada kak Daniel?" kini Dena sudah berdiri di depan pintu rawat Daniel. Namun tidak segera masuk.

" entahlah nona, kami belum tahu.." jawab Joe. Dia memang belum bisa memastikan apakah harus memberi tahu Daniel tentang penyerangan tadi atau tidak.

Dena menggenggam tangan Joe dan Jack, "aku mohon kak Joe, kak Jack jangan katakan ini dulu, biarkan kak Daniel menyelesaikan kemoterapi ini dengan tenang," pinta Dena.

Dua pria gagah kepercayaan keluarga itu saling lirik dan mengangguk bersamaan.

"terima kasih kak.."

.....

Di lain tempat...

Seseorang sedang tertawa dengan puasnya. Apa yang dia rencanakan berjalan sesuai dengan apa yang dia mau.

Pria tampan itu tersenyum licik, menatap tajam dinding yang di penuhi foto-foto musuhnya. Orang yang amat sangat dia benci.

"aku tidak akan membiarkan hidup mu tenang Daniel Arandra!!!" Teriaknya lantang. "jika menyentuh mu aku tidak bisa, maka orang-orang yang kamu cintai lah yang akan menderita."

Dengan amarah membara ia melemparkan pisau dari tangannya hingga mengenai tepat di wajah Dena.

Gadis yang menjadi target utamanya untuk membuat Daniel terluka.

"dunia ini memang terlalu sempit untuk manusia seperti mu Daniel, sakit yang aku rasakan akan kau rasakan juga bahkan akan lebih menyakitkan dari pada sebuah kematian!!!" ucapnya dengan rahang gemeretak. Tatapan matanya yang dingin dan tajam seakan bisa membunuh musuhnya, membuat siapa yang melihatnya akan bergetar takut.

Pria ini, pria dengan dua wajah yang berbeda, satu wajah yang begitu di sanjung karena ketampanan dan kharismanya yang mampu meluluhkan hati siapa saja. Satu wajah yang lain adalah wajah yang tidak pernah di ketahui oleh siapapun, wajah yang begitu menyeramkan dan bisa menghabisi musuhnya tanpa belas kasih.

....

Waktu bergulir dengan begitu cepat....

Kini kesehatan Daniel kian pulih, dia juga sudah menyelesaikan kemoterapinya dan dokter pun mengijinkan mereka untuk pulang.

Dena dan Joe yang selalu setia mendampingi Daniel terlihat lega karena fisik pria itu terbilang sangat kuat.

Bagaimana tidak, ini adalah kemoterapi yang ketiga, namun tidak sedikit pun ada tanda-tanda efek yang biasa orang lain rasakan.

Rambut Daniel masih begitu lebat, meski sedikit berkurang selera makannya masih cukup baik meski terkadang mual menganggu.

"kak Joe, aku harus mengambil obat ke apotek kakak bisa membawa kak Daniel ke mobil lebih dulu.." Dena sudah berdiri meraih tasnya.

"biar saya saja nona,"

Dena hanya menggeleng, "aku saja kak," dan tanpa menunggu jawaban Dena berlalu pergi.

Daniel hanya sedikit tersenyum melihat dua orang di depannya. "jika dia sudah berkemauan tidak akan bisa di cegah Joe." Ia berlalu melangkah keluar ruangan diikuti Joe. "lagipula dimana Adrian kenapa obat ku harus di ambil di apotek?" tanya Daniel sedikit kesal.

"dokter Adrian sedang ada operasi mendadak tuan, mungkin juga dia lupa mengatakan pada suster untuk mengantar obat anda." terang Joe.

"hmm..."

....

Dena sedang duduk menunggu obat yang sedang di siapkan. "meskipun kak Daniel pemilik rumah sakit ini memang seharusnya mengantri begini kan, lagi pula semua orang juga melakukannya." batin Dena dengan senyum tipis.

Dena melirik jam di tangannya, baru lima belas menit ia di sana, tapi tiba-tiba kemihnya terasa begitu penuh dan minta di keluarkan.

Dengan terpaksa Dena meninggalkan apotek menuju toilet.

Di dalam toilet dia segera menyelesaikan hajatnya, tidak lupa mencuci tangan dan merapikan riasannya. Dena berdiri di depan kaca menatap pantulan dirinya. Namun tiba-tiba sudut matanya menangkap bayangan seseorang di pintu masuk toilet.

Dena menoleh seketika namun tidak menemukan siapapun di sana. Dengan langkah cepat Dena keluar dari toilet untuk memastikan apakah ada orang di luar, tapi hasilnya nihil, tidak ada seorang pun di luar toilet.

Lorong itu terlihat begitu sepi, tidak ada lalu lalang orang.

Glup

Dena menelan ludahnya kasar. "kok aku jadi takut sih" batin Dena

Ia segera berjalan cepat meninggalkan toilet kembali ke apotek. Suasana di apotek juga sudah sepi. Hanya ada dua orang yang duduk di kursi tunggu.

"nona Dena..." panggil seorang perawat yang dia kenali.

"oh hai sus," sapa Dena ramah.

"obat tuan Daniel sudah selesai nona, tadi saya mencari anda.."

"emm maaf tadi aku dari toilet, bisa aku ambil sekarang obatnya sus, kak Daniel audah menunggu di mobil " pinta Dena.

"tentu nona, tunggu sebentar," perawat itu masuk ke dalam ruang apotek, tidak lama kemudian keluar dengan obat-obatan untuk Daniel.

"terima kasih ya sus..." Dena langsung menerima obat itu dan berlalu pergi tanpa menunggu jawaban si perawat.

Hingga saking terburu-burunya Dena berjalan tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

Brukk

Aiishhh

 Dena meringis karena lengannya terasa sakit, tubuh pria itu begitu kekar.

"ma..maaf tuan, saya tidak sengaja.." ucap Dena menundukkan kepalanya.

"jaga diri mu baik-baik..." pria misterius itu berkata seolah sedang memperingatkan Dena. Kalimatnya penuh penekanan, suaranya terasa seperti sebuah ancaman.

Dena terkesiap mendengar apa yang pria itu ucapkan, ia mematung, ada ketakutan yang seketika itu meliputi hati Dena.

Tubuhnya bahkan seolah membeku, saat bersitatap dengan pria itu. Matanya begitu tajam menusuk, meski si pria menutup sebagian wajahnya dengan masker tapi Dena merasakan jika pria itu sedang tersenyum mengerikan.

Detik berikutnya...

"nona Dena..." sebuah suara membuat Dena menoleh seketika.

"ehh sus.." ada sedikit kelegaan di hati Dena.

"kenapa nona masih disini?"

"emm ta..tadi saya tidak sengaja menabrak seseorang sus," Dena menunjuk di mana pria itu tadi berdiri, namun kosong tidak ada siapapun di sana. "ehh udah pergi ya.." gumamnya.

"mungkin dia sedang terburu-buru nona, tidak perlu di pikirkan..." ucap si perawat, lalu meraih tangan Dena lembut. "tuan Daniel sudah menunggu anda nona.." sambungnya.

"ahh iya, aku sampai lupa sus, terima kasih sudah mengingatkan,"

"mari saya antar ke tempat parkir nona.."

"apa tidak masalah sus?"

"jam kerja saya sudah selesai nona," jawabnya. Sebenarnya selain karena jam kerjanya yang sudah habis, perawat itu juga punya niat lain. Yaitu ingin melihat asisten tampan tuan Daniel, Joe.

"Semoga aku bisa melihatnya" Batin si perawat.

Dari kejauhan Dena bisa melihat Joe yang setia berdiri di luar mobil menunggunya. "Baru kali ini liat kak Joe aku seneng banget" gumam Dena penuh kelegaan.

Sejujurnya dia masih takut dengan pria misterius yang tadi dia tabrak.

Huuhhh....

Dena membuang nafas panjang, lalu menyandarkan kepalanya tepat di lengan Joe.

"nona kenapa?" tanya Joe kebingungan, bahkan perawat tadi juga ikut mengerutkan kening.

"tidak kak, aku hanya lega tidak kalian tinggal pulang lebih dulu," cengir Dena.

"Dena!!! Masuk!!!" kini suara Daniel membuat Dena terlonjak.

"ehh i..iya kak.." Dena melirik si perawat, "terima kasih ya sus..."

"sama-sama nona..."

"terima kasih," ucap Joe sebelum ikut masuk ke dalam mobil.

Si perawat itu tersenyum manis, "i..iya tuan..." gugupnya.

......................

Next....

1
Maya Kurnia
lanjuuut lg dooongg Thor... semangat 💪💪
Aksara Prabu: jangan lupa kasih like ya kakak 🙏❤️
total 1 replies
Sofia Lowing
😭😭😭😭
Veive
semangat thor ❤️
Veive
semangat author ..
Cahya Laela Tsaniya
semangat!!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!