"Kapan nikah? Kerja mulu, nanti jadi perawan tua lho."
Pertanyaan seperti itu selalu dia terima dari keluarga besar Airin Saraswati ketika mereka sedang berkumpul. Sebutan perawan tua adalah sesuatu yang melekat dengan wanita berusia 33 tahun itu. Namun, dia tidak merasa terusik sama sekali dengan ocehan-ocehan mereka yang menuntutnya untuk segera menikah.
Sampai akhirnya Airin bertemu dengan pemuda bernama Arjuna yang memiliki usia yang jauh lebih muda darinya.
"Menikahlah denganku, Arjuna. Kamu tidak perlu bekerja karena aku sudah memiliki banyak uang, kamu cukup jadi suami yang baik untukku."
Seperti apa kisah mereka berdua. Akankah laki-laki bernama Arjuna itu menerima pinangan sang perawan tua bernama Airin Saraswati itu.
"Perawan Tua Menikahi Berondong."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar Baru
2 minggu kemudian.
Setelah Karmila pulih benar dari sakitnya dan Dokter pun memperbolehkan gadis remaja itu untuk pulang, Airin benar-benar memboyong Karmila untuk tinggal bersamanya. Rumah yang selama ini dia tinggali hanya sendiri saja, kini akan terasa hangat karena di huni oleh suaminya juga sang adik ipar. Gadis yang saat ini duduk di bangku Sekolah Menengah Atas itu terlihat senang saat pertama kali memasuki rumah mewahnya tersebut.
"Ini rumahnya Mbak Airin?" tanya Karmila menatap sekeliling.
"Betul sekali, ini rumah kamu juga mulai sekarang. Mbak antarkan ke kamar kamu ya," tawar Airin, memapah tubuh adik iparnya yang baru saja pulih pasca koma selama 3 bulan.
Dengan sangat hati-hati, Airin memapah tubuh Karmila hingga mereka sampai di kamar berukuran luas yang akan menjadi kamar baru gadis berambut pendek tersebut. Kedua mata Karmila seketika berbinar. Dia tidak menyangka bahwa dirinya akan tinggal di kamar yang seluas itu.
Ceklek
"Ini kamar kamu, Mila," ujar Airin, membuka pintu kamar seraya tersenyum lebar.
"Waaah! Kamar aku gede banget, Mbak?" tanya Mila tersenyum begitu senang.
"Selama ini Mbak tinggal sendirian di rumah ini. Sekarang Mbak seneng banget karena akhirnya ada yang nemenin, ada kamu dan abang kamu."
"O iya, Abang kemana? Ko dari tadi aku gak liat dia?"
"Abangmu langsung pergi lagi setelah mengantarkan kita tadi. Katanya dia lagi ada urusan penting."
"Urusan penting apa? Hmm ... Dasar Abang, selalu kayak gitu."
Airin hanya tersenyum kecil.
* * *
Sementara itu, orang yang sedang dibicarakan nampak sedang berada di dalam rumah seseorang. Ya ... Arjuna berada di kediaman wanita bernama Nanda. Dia duduk di ruang tamu seraya menikmati secangkir kopi hangat dengan ditemani oleh sang pemilik rumah.
Arjuna Syailendra mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat berisi uang tunai. Dia pun meletakkannya di atas meja. Nanda yang menyaksikan hal itu hanya bisa tersenyum kecil menatap amplop tebal tersebut.
"Ini uang yang saya pinjam dari kamu, saya bayar cash seperti yang kamu inginkan. Lagian, kenapa sih gak di transfer aja sih? Saya jadi harus datang kemari segala 'kan?" tanya Arjuna dengan wajah datar.
"Hebat juga kamu ya. Baru beberapa minggu menikah, istri kamu itu langsung memberi kamu uang sebanyak ini," imbuh Nanda tersenyum kecut.
"Bukan urusan kamu, Nanda. Mulai sekarang jangan pernah ganggu saya lagi. Urusan di antara kita sudah selesai. Saya harap kita tidak bertemu lagi, saya pulang dulu." Arjuna seketika bangkit lalu hendak pergi.
"Dasar buaya darat, brengsek kamu Arjuna. Enteng sekali kamu bicara seperti itu setelah apa yang sudah aku lakukan untuk kamu, bahkan setelah kamu meminjamkan uang sebanyak ini."
Arjuna mengabaikan ucapan wanita bernama Nanda itu. Dia sama sekali tidak peduli dengan perkataan pedas yang keluar dengan begitu entengnya dari bibir manis Nanda. Laki-laki itu hendak melanjutkan langkah kakinya, tapi pergelangan tangannya seketika di tarik hingga dia pun kembali duduk di kuris yang sama.
"Tunggu sebentar, Juna. Izinkan aku berbicara sebentar sama kamu," pinta Nanda kemudian.
"Apa lagi? Bukankah katamu saya ini buaya darat?"
"Jadikan aku madumu, Juna," bisik Nanda dengan sengaja penggoda Arjuna, dengan begitu beraninya dia mengecup telinga laki-laki itu membuat Arjuna sontak memejamkan kedua matanya kini.
"Apa yang kamu lakukan, Nanda. Saya laki-laki beristri," jawab Arjuna menahan gejolak di dalam jiwanya kini.
"Aku rela jadi yang kedua asalkan kamu tidak meninggalkanku. Aku gak bisa hidup tanpa kamu, Arjuna. Aku cinta sama kamu." Lagi-lagi Nanda berbisik seraya menyisir leher laki-laki itu membuat Arjuna semakin terbuai karenanya.
Entah apa yang memasuki jiwa wanita bernama Nanda, dia benar-benar seperti wanita murahan yang sedang menjajakan tubuhnya sendiri. Wanita itu pun perlahan bangkit dan berdiri tegak tepat di hadapan Arjuna. Tangannya bergerak naik, membuka satu-persatu kancing dress yang dia kenakan hingga bagian dalam tubuhnya benar-benar terekspos sempurna.
"Stop, Nanda!" pinta Arjuna, gejolak di dalam jiwanya semakin terasa menggelora dan sulit untuk dikendalikan.
"Aku tidak akan berhenti, Juna. Tubuhku ini milikmu, seutuhnya, seluruhnya hanya untukmu," jawab Nanda, sedetik kemudian dress yang dia pakai pun diturunkan, hanya menyisakan bagian dalam tubuhnya saja yang terlihat begitu menggiurkan.
'Apa yang harus saya lakukan? Wanita ini benar-benar gila,' batin Arjuna, jiwanya seketika dilanda dilema. Apakah dia akan menahan hasrat yang kian menggelora juga meronta-ronta ketika di suguhkan dengan tubuh setengah polos seorang wanita, atau laki-laki itu akan memuntahkannya saat itu juga.
Nantikan bab selanjutnya.
BERSAMBUNG
...****************...
ayo Rin kuat jgn sampai terlena 😩😩