Seorang gadis bernama Mia Elisha yang selalu ceria sedang jatuh cinta kepada seorang laki-laki pendiam bernama Jiro yang duduk di depan meja di kelasnya, Namun karena kepribadiannya yang dingin, pendiam juga sangat pintar.
Suatu hari Mia mengungkap kan perasaannya kepada Jiro tetapi Jiro menolaknya namun Mia tetap berusaha untuk meyakinkan Jiro bahwa perasaan Mia tidak pernah berubah tetap saja Jiro mengabaikan Mia hingga suatu hari Mia berhenti untuk tidak lagi menyukai Jiro.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Wulandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADA APA DENGANNYA
Hari itu aku pun sudah terbiasa dengan keberadaan Mia yang selalu muncul tiba-tiba. Dia menghampiriku dan memanggilku pelan.
"Dia ini sedang apa?" Pikirku karena aku melihat Mia yang sudah berada di depan meja ku dengan tatapan aneh
"Jiiroooooo" panggil Mia dengan nada pelan
Aku memperhatikannya entah mengapa dia bersikap seperti itu.
"Hoi Mia" Ucap Marcel yang sudah berada di samping ku
"Ehh.. " kalimat yang keluar dari mulut Mia
"Hari ini Jiro akan makan di kantin bersama ku" ucap Marcel dengan semangat
"Eh, apa" tutur Mia yang terlihat terkejut
"Jangan belajar terus di jam istirahat, kasih waktu untuk Jiro menikmati waktu istirahatnya" Jawab Marcel seraya sambil menepuk pundakku
Aku pun beranjak dari tempat duduk dan pergi bersama Marcel menuju kantin.
Entah sejak kapan aku memiliki teman, namun Marcel ini bagiku seperti tipe orang pemaksa di saat aku tidak ingin berteman dengan siapapun dia selalu datang dan langsung menganggapku sebagai temannya, apa boleh buat selama ini aku tidak pernah berteman dengan siapapun kali ini aku membiarkannya.
Saat kami selesai membawa snack dari kantin aku dan Marcel menuju taman dihalaman sekolah kami pun duduk bersama sambil menikmati snack yang telah kami beli.
"Kamu itu ga sadar ya Jiro" ucapnya tiba-tiba
Aku terdiam sejenak"apa maksudnya?"
"Jika seorang perempuan mendekati seorang pria itu artinya....." ucapan Marcel terhenti membuat ku penasaran
"Apa?" Tanya ku
"Dia menyukaimu" ucap Marcel dengan semangat
"Siapa?" Tanya ku kembali
Marcel menepuk jidatnya"alamak kau nih"
Aku terheran melihat tingkah Marcel
"Ya Mia, akhir-akhir ini dia selalu minta tolong padamu bukan kah itu artinya dia menyukaimu" ucap Marcel
"Tidak, dia hanya ingin energi kepintaranku maka dari itu dia terus menyedot energiku" ucapku
"Energi apa kau itu ya, apa sebelumnya kamu tidak pernah jatuh cinta atau menjalin hubungan dengan seorang wanita?" Tanya Marcel dengan serius
"Tidak ada dan tidak pernah" ucap ku kembali
Marcel menggelengkan kepalanya"pacaran mulu sih sama buku"
"Bagiku duniaku hanya buku" ucap ku
Marcel pun tiba-tiba menepuk-nepuk pundak ku"jangan hanya terpaku pada buku saja kau pun harus menjalani masa remaja mu dengan seimbang"
Aku pun terdiam mendengar ucapan Marcel yang tidak bisa ku jawab kembali.
Saat sudah mendekati semester akhir guru selalu memberikan ulangan harian, pelajaran di sekolah yang sudah ku pelajari kali ini aku belajar di tingkatan pelajaran mahasiswa, sudah tidak ada lagi kamera cctv yang terpantau di kamar ku karena orang tua ku menyadari ku yang sudah beranjak usia remaja aku perlu privasi untuk diri ku sendiri dan mereka tetap mempercayakan aku yang selalu belajar setiap malam.
Hari itu saat jam istirahat aku merasa seperti ada yang bernafas di belakang leherku, aku pun tidak perlu menebaknya lagi aku sudah terbiasa mencium aroma Mia entah dari parfum atau pun bau harum dari rambunya.
"Jiro kamu sedang baca apa sih" ucap Mia
Aku pun memilih untuk tidak menjawabnya, namun Mia belum kunjung juga pergi.
"Kau mau apa sih" Ucap ku yang terdengar begitu ketus
"Jiro bagaimana bisa kamu membaca buku tanpa merasa bosan atau mengantuk" Tanya Mia
Lagi-lagi aku memilih untuk tidak menjawabnya
"Akhir-akhir ini aku berusaha membaca buku tapi terkadang aku tidak mengerti maksud dari pertanyaannya" ucap Mia seraya sambil menghela nafasnya
"Terus lah belajar sampai kau menemukan jawabannya" Jawab ku mengasal
"Ehhhh, tapi Jiro mengapa kamu dengan mudah nya langsung memahami pertanyaannya" tanya Mia kembali
"Selama ini kau hanya sekedar membaca bukan sambil memahaminya" ucapku yang masih terpaku dengan buku ku
"Hahh" ucap Mia yang terdengar keheranan
"Kau belajar terburu-buru sampai ingin langsung mendapatkan hasilnya bagaimana pun kau tidak akan pernah mendapatkan jawabannya kalau kau tidak memahami soalnya" jawab ku
Semenjak simulasi ulangan harian Mia tidak lagi menghampiriku untuk sekedar menanyakan perihal materi yang tidak dia mengerti, terlihat dia begitu fokus dalam kertas ulangannya.
***
Saat jam istirahat rasanya mataku begitu berat dan sangat mengantuk, aku pun memilih untuk melenyap sebentar, aku tidak peduli dengan suara bising di kelas mataku sudah tidak lagi bisa menahannya untuk terlelap.
"Jirooo" terdengar suara memanggil namaku
"Jiro, kamu tertidur" ucapnya kembali
Aku pun terbangun mengangkat kepalaku dan aku melihat Mia yang sudah berada di depan mejaku sambil membawa buku catatannya.
"Apa" Jawab ku
"Hmmm, maaf mengganggu mu, aku ingin menanyakan pelajaran yang ga aku mengerti" ucap Mia
"Kenapa kau selalu bertanya kepada ku, kau kan bisa bertanya ke pada yang lain" saran ku
"Habisnya kalau sama Jiro aku lebih cepat mengerti" jawab Mia
"Kau ini" ucapku pasrah
"Maafkan aku Jiro hanya sebentar ko, akan aku belikan kamu cemilan deh" rayu Mia
"Atau kamu boleh makan bekal ku"
Aku pun tidak menjawab karena aku merasa sangat mengantuk hingga akhirnya aku pun pasrah memberikan waktuku untuk mengajarinya.
"Ahhh terimakasih Jiro sekarang aku mengerti" ucap Mia
Aku pun terus menguap dan mata ku terasa sangat berat
"Kamu ga apa-apa Jiro" tanya Mia memastikan ku
"Hemmm" ucap ku yang tidak bisa koneksi dengan fokus
"Aku tanya serius loh" ucap Mia
"Aku belajar sampai jam 3 pagi dan aku hanya perlu tidur sebentar" jawab ku
"Aah lebih baik kamu pergi ke UKS" saran Mia
"Ga perlu" jawab ku
"Kamu ga harus memaksakan diri, apa salahnya beristirahat sebentar guru pun akan memakluminya" ucap Mia terdengar menenangkan
Aku pun memandangi Mia dengan sangat serius lalu aku pun beranjak dari kursi mengikuti saran Mia.
"Ehh tunggu, ini bawa bekal ku setidaknya kamu juga harus makan" ucap Mia seraya sambil memberikan kotak bekalnya
Aku pun menghentikan langkahku
Mia meraih tangan ku dan memberikan kotak bekal makannya kepadaku
"Makan, aku membuatnya sendiri loh" ucapnya yang terdengar sedang pamer
"Pasti ga enak" Celetuk ku
"Jahatnya" jawab Mia yang sedikit cemberut
"Ya akan aku makan"ucap ku
Aku pun melihat raut wajah Mia yang langsung berubah menjadi senyum dari sebelumnya ia cemberut karena perkataanku dan dengan segera aku pergi meninggalkan kelas.
Terdengan suara langkah kaki dari belakangku yang ternyata adalah Marcel, dia menyusulku.
"Aku pun ingin bolos pelajaran" ucap Marcel seraya sambil merangkul pundakku
"Kau kan tidak sakit!" Ucapku sambil melepaskan tangannya dari pundakku
Aku dan Marcel pun tiba-tiba berhadapan dengan pak guru yang hendak melewati kami pak guru itu pun bertanya, aku pun menjelaskan perihal alasanku untuk pergi istirahat di UKS pak guru pun mengiyakan namun berbeda dengan Marcel pak guru melarangnya karena memang Marcel terlihat segar dan tidak ada kendala apapun. Sesampainya aku di UKS aku meminta izin kepada penjaga UKS untuk istirahat aku pun menaruh kotak bekalnya di meja dan aku langsung merebahkan tubuhku di kasur yang tersedia. Aku memperhatikan kotak bekal Mia di meja samping kasur yang ku tiduri.
"Aku akan memakannya setelah ini" pikirku hingga akhirnya aku pun tanpa sadar mulai terlelap.
Aku pun membuka mataku perlahan berpikir sudah berapa lama kah aku tertidur, aku pun membalikkan posisi tidurku lalu aku menatap kotak bekal yang ada di atas meja samping ranjang, aku menghela nafas sekejap lalu beranjak dari kasur aku pun mengambil kotak bekal Mia dengan segera aku membukanya, terlihat makanan yang begitu menarik, Mia menatanya dengan rapi aku pun langsung melahapnya ya.. Rasanya tidak terlalu buruk dari dugaanku. Namun saat aku mengunyah telur gulung yang dibuatnya aku terkejut karena ada sesuatu yang keras aku pun segera mengeluarkannya mengarahkannya dengan lidahku untuk di keluarkan aku pun mengambilnya dan yang ku lihat adalah serpihan cangkang telur. Aku sempat menahan tawaku hingga aku menutup mataku karena aku sangat ingin tertawa namun aku tetap menahannya entah mengapa itu terasa lucu bagiku namun aku tetap menghabiskan bekal buatan Mia.
semangattt/Determined//Determined/