Sinopsis
Aleea Steinfeld, seorang mahasiswa yang duduk di bangku kuliah semester 4 yang terpaksa menerima perjodohan dengan Allessio Sean Cullen seorang yang berfrofesi sebagai Pilot. Sedangkan Sean telah memiliki kekasih yang sangat di cintainya.
"Maaf, aku tidak bermaksud berbohong pada mu. Tapi Syeila lebih membutuhkan Ku saat ini." ucap Sean dengan nada yang rendah di suara bariton nya.
Akankah mereka akan terus bersama setelah beberapa peristiwa terkuak??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayaa’k, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
Aleea bersama dengan ke tiga teman nya berada di kantin di kampusnya. Beberapa hari ini ia tinggal di apartemen temannya yaitu Shea. Diantara teman nya yang lain Aleea hanya memilih untuk tinggal bersama dengan Shea, karna hanya Shea yang tinggal sendiri di apartemen sedangkan kedua orang teman nya yang lain masih tinggal bersama orangtua mereka.
Setelah kejadian Aleea beberapa hari lalu di saat Sean berkata kalau kekasihnya akan datang ke rumah mereka, di saat itu juga Sean tidak pernah bertanya kepada Aleea yang sekarang tinggal dimana. Aleea tidak merasa pusing atas kejadian itu, ia hanya mengikuti kemauan Sean. Karna ia merasa bersalah telah memisahkan dua orang yang saling mencintai.
Sekitar sepuluh menit mereka siap dengan makanan mereka, tiba-tiba ponsel Aleea berdering terdapat notifikasi dari seseorang yang beberapa hari ini tidak memberikan kabar. Aleea mengambil ponselnya dan membuka pesan yang dikirimkan oleh seseorang.
Ia berdesis ketika membaca pesan tersebut.
Sean: Mama mengajak kita untuk makan malam dirumah, ku tunggu kau dirumah. Kita akan pergi bersama.
Ketika teman nya melihat Aleea yang berdesis membaca pesan.
“Kenapa? Apa ada masalah?” Tanya Selena yang berada disamping Aleea, sambil memberi usapan di lengan Aleea.
Aleea yang merasakan ada usapan di lengan nya, ia melihat ke arah Selena dengan memberikan jawaban “Aku hari ini akan pulang ke rumah, Mama Sean mengundang kami untuk makan malam bersama.” Mendengar jawaban Aleea membuat ketiga temannya menganggukan kepalanya menandakan bahwa mereka mengerti. Mereka tidak akan menanyakan mengapa, karna Aleea butuh privasi. Ketika ia sudah siap untuk bercerita, ia pasti akan cerita dengan sendiri. Begitu juga ketiga temannya yang lain.
Cukup lama mereka terdiam, tiba-tiba di kagetkan dengan suara bass yang khas.
“Hai cantik!” Ucap pria itu kemudian ia mendudukan tubuh nya tepat di samping Aleea yang kosong. Ia menopangkan wajah nya dengan tangan dan megahadap ke arah Aleea yang berada disampingnya.
“Yaak, kau mengagetkan ku.” Ucap Ziva yang berada di depannya sambil memegang dadanya.
“Aish, kenapa selalu ganggu kami sih.” Lanjutnya sambil memberikan tatapan sinisnya, tetapi pria yang di beri tatapan mematikan oleh Ziva hanya menampilkan cengiran di bibirnya dan tatapan tanpa merasa bersalah.
Mereka habiskan waktu dengan bercerita, pria itu bercerita hal-hal konyol yang membuat ke empat gadis di meja itu tertawa. Tertawa mereka berhenti ketika seseorang memanggil pria itu.
“Xander! Ayo kita sudah di tunggu yang lain,” ucap pria itu yang sudah berada di samping Xander dengar nafas ngos-ngosan. Mungkin pria itu sudah berlari mencari keberadaan Xander.
Mendengar suara teriakan pria itu membuat Aleea dan ke empat temannya serentak mereka melihat ke arah pria yang sudah berada di samping meja mereka.
“kamu di cari kemana-mana tidak ada ternyata asik tertawa bersama mereka,” lanjut pria itu masih dengan nafas ngos-ngosan.
“Cantik, aku pergi dulu ya, ada sesuatu yang harus aku lakukan.” Ucap Xander pada Aleea yang hanya di beri anggukan sebagai jawaban.
Setelahnya, Xander berdiri dan berjalan dengan santai sambil menutup kepalanya menggunakan kupluk jaket hitam yang ia kenakan. Aleea memandangi punggung Xander yang semakin lama semakin jauh. Ia tersenyum simpul melihat tingkah Xander.
Perkuliahan telah selesai Aleea segera bergegas ke parkiran kampusnya untuk membawa mobilnya setelah pamit kepada teman-teman nya. Aleea mengendarai mobilnya dengan santai. Setelah tiga puluh menit perjalanan ia telah sampai di depan rumahnya yang ia tinggal beberapa hari ini.
Kemudian ia turun dan berjalan ke arah pintu.
Ceklek!
Suara pintu terbuka.
Aleea berjalan menuju kamarnya berada di lantai dua. Kakinya baru melangkah satu langkah di tangga pertama sudah di kagetkan dengan suara pria.
“Kamu cepat bersiap. Mama sudah meneleponi dari tadi.” Ucap Sean dengan suara bariton nya.
Pria yang sedang menghentikan Aleea adalah Sean, suaminya. Dapat Aleea lihat penampilan Sean malam ini menggunakan celana panjang dan baju kaos kerah pas body.
“Iya. Aku akan segera bergegas.” Ucap Aleea tanpa menunggu jawaban Sean ia berjalan dengan cepat menaiki tangga menuju kamarnya berada.
Beberapa menit berlalu, Aleea siap dengan menggunakan Dress berwarna abu-abu panjangnya dibawah lutut, dengan leher v. Rambutnya ia ikat sedikit dan sebagian tetep curly.
Selama perjalanan Aleea dan Sean tidak ada yang berbicara. Aleea sibuk dengan pikirannya sendiri sedangkan Sean fokus dengan menyetir mobilnya. Empat puluh menit berlalu mereka telah sampai di sebuah rumah yang ukuran sangat besar dan mewah.
Aleea merasa canggung ini adalah pertama kalinya ia datang ke rumah Sean dengan status sebagai seorang istri. Namun tidak sama sekali dengan Sean. Wajah nya masih terlihat datar tanpa senyuman.
“Kamu keluar dulu. Aku mau masukin mobil ke garasi.” Ucap Sean.
Dengan cepat, Aleea mengangguk. Ia membereskan barang-barang miliknya terlebih dahulu yang didalam mobil.
Suara derap kaki pun terdengar. Aroma kue yang sedang dipanggang pun datang menghampiri indra penciuman milik Aleea. Ia bisa menebak, jika Mama Sean sedang memasang cookies atau semacamnya.
“My God. Kenapa tidak bilang kalau mau otw kesini?? Mama kan bisa menyelesaikannya dengan cepat. “ Ucap Regina yang melihat anak dan menantu nya sudah datang.
Alee mengangkat kepalanya. Menatap wanita yang berumur sekitar 49 tahunan sedang tersenyum di hadapannya. Walaupun sudah 49 tahunan tetapi wajahnya masih terlihat muda dan sangat cantik. Dengan cepat, ia mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas. Mengambil tangan Mama nya Sean, lalu mencium punggung tangan wanita itu yang sedang tersenyum memancarkan aura tulus. Sangat ketara sekali jika Mama Sean sangat menyayangi Aleea.
Sekarang mereka berada di ruang keluarga sambil menikmati cookies hasil dari masakan mamanya Sean.
“Apa sudah ada tanda-tanda?” Ucap Regina tiba-tiba kepada Aleea yang berada di sampingnya.
Aleea yang paham arti dari pertanyaan seperti itu membuat ia binggung untuk menjawab nya. Ia lirik ke arah Sean yang berada di depannya bersama Papa Sean, tetapi tidak sedikit pun Sean membantu menjawab pertanyaan Mamanya. Ia hanya diam tanpa ada kata yang terucap sedikit pun dari bibirnya.
Papanya Sean seakan tahu arah pembicaraan mereka segara menegur istri nya untuk tidak bertanya lebih lanjut.
“Ini kan sudah pernah kita bahas, terserah mereka mau punya anak kapan. Aleea masih kuliah dan Sean masih sibuk dengan penerbangan nya.” Jika Aleea hamil siapa yang akan menjaganya, kalau saja Sean ingin menggantikan Papa pasti akan lebih mudah.” Ucap Revan panjang lebar.
“Papa kan tau kalau Sean tidak pernah suka menurus perusahaan.” Ucap Sean dengan nada jengah menjawab pertanyaan Papa nya. Selalu saja Papanya ingin Sean untuk menggantikan mengurus perusahaan.
“Tapi Papa sudah tua Sean, siapa yang akan menggantikan kalau bukan kamu, kamu anak kami satu-satunya.” Lanjut Revan.
“Sudah. Kenapa sekarang malah bahas perusahaan. Mama menyuruh kalian ke sini untuk bersenang-senang, bukan malah membahas perusahaan yang akan di gantikan siapa pengurusnya.” Ucap Regina dengan nada tak suka karna pembicaraan yang tidak ada yang akan mengalah. Sean kekeh tidak mau mengurus sedangkan Revan terus mendesak Sean untuk menggantikannya.
Keheningan sesaat, selanjutnya Regina berkata yang membuat Aleea dan Sean saling berpandang “Kalian akan menginap disinikan?”
Bersambung...