Kesempatan Hidup Kedua Hana

"Wanita ****** itu mencoba menggoda Papa dan untuk membuat rencananya berhasil mendapat perhatian Papa, dia membuatku sakit. Aku tidak tahu obat seperti apa yang dia berikan kepadaku. Tapi obat itu benar-benar membuatku lemah. Dan parahnya Papa tidak pernah ada bersama kami lebih dari satu hari. Itu semua karena wajah kami ini mengingatkan Papa kepada Mama. Jadi Papa tidak mau melihat kami. Papa terbiasa memukulku, mengatakan hal yang jahat kepadaku seperti aku seharusnya tidak dilahirkan. Begitu juga dengan adik-adikku. Bagi Papa, kami benar-benar membuang waktunya saja. Aku sebenarnya baik-baik saja meski semua itu terjadi kepadaku. Tapi.... tapi aku kehilangan perasaan dalam diriku hari itu. Suatu hari, wanita ****** itu melihat adikku berdiri di atas tangga. Aku bisa melihat tatapan matanya yang jahat dan aku tahu bahwa dia akan menyakiti adikku. Tapi sebelum dia bisa mendorong adikku, aku mendorongnya lebih dulu dan membawa adik kembarku bersamaku bersembunyi di taman rumah. Papa akhirnya pulang ke rumah hari itu dan merasa panik karena tidak melihat kami. Setelah berjam-jam sembunyi di taman, para penjaga akhirnya menemukan kami dan membawa kami menemui Papa. Aku pun mengatakan semuanya pada Papa. Papa merasa marah kepada pengasuh itu. Tapi sejak saat itu, aku dan adikku sudah berubah. Hubungan kami berubah dengan Papa. Kami menjadi lebih emosional sejak hari itu. Aku mencoba diriku sendiri untuk menjadi lebih kuat dan adik laki-laki ku juga melakukan hal yang sama. Untunglah adik perempuanku bisa tumbuh lebih dewasa. Insiden itu entah mengapa merubahnya. Tapi dia jadi lebih kuat dan dia bisa menjaga dirinya sendiri di usianya yang masih muda." Ucap Louis.

"Hana....." Ucap Louis lagi seraya melihat ke arah Hana dengan intens.

"Hana.... Hana... semua yang aku inginkan dalam hidupku adalah keluargaku dan cinta. Tapi aku takut dengan kebahagiaan itu. Aku tidak mau kebahagiaan itu menjauh dariku." Ucap Louis. "Saat aku melihat dirimu, aku bisa merasakan kenyamanan di dalam diriku dan juga kehangatan yang tidak pernah aku rasakan dalam hidupku sebelumnya. Aku ingin memiliki sebuah keluarga denganmu. Kumohon Hana, berikan aku sebuah kesempatan." Ucap Louis panjang lebar.

Hana merasa seolah dia ingin menangis. Tiba-tiba perasaan di dalam dirinya terasa menguap lewat dadanya. Dia tidak bisa menjelaskan semuanya. Dia lalu membaringkan kepalanya di dada Louis dan memeluk Louis dengan air matanya yang tidak bisa berhenti.

'Oh ya Tuhan.... Louis, aku tidak pernah tahu ternyata kau begitu menderita. Aku tidak pantas untuk mu Louis. Aku malah mencoba untuk menyakiti keluargamu dalam kehidupanku yang sebelumnya. Tuhan, aku menjadi manusia yang begitu buruk di hidupku yang sebelumnya. Aku tidak pantas untuk mu Louis.' ucap Hana dalam hati.

Dengan semua pikirannya itu, air mata Hana tidak bisa berhenti mengalir ke pipinya.

"Shhhh.... Hana, jangan menangis. Aku tidak suka melihatmu menangis. Kumohon Hana." Ucap Louis mengusap air mata Hana.

Setelah Hana menangis selama setengah jam, dia pun mengusap air matanya dan melihat Louis. Dia memindahkan tangannya ke wajah Louis dan memegangnya dengan satu tangannya.

"Louis, aku tidak akan meninggalkanmu. Kau pria yang kuat, dan kau pantas dicintai." Ucap Hana dan mencium kening Louis.

Dia kemudian membaringkan kepalanya di dada Louis.

'Bahkan jika suatu hari kau meninggalkan aku untuk Mira, aku tidak akan pernah membencimu. Aku akan meninggalkanmu agar kau bisa bahagia bersamanya. Kebahagiaanmu adalah hal yang terpenting untuk ku.' ucap Hana dalam hati.

"Mulai hari ini dan seterusnya, kau adalah milikku Hana. Aku tidak akan meninggalkanmu dan aku tidak akan pernah membiarkanmu meninggalkanku." Ucap Louis.

Hanya masa depan yang bisa melihat apa yang akan terjadi dan setelah itu mereka pun tertidur di dalam pelukan satu sama lain.

Bersambung...