Demi memenuhi kebutuhan dan gaya hidup mewah, Melani memilih mengambil jalan yang menurutnya instan, menjadi seorang sugar baby dan teman ranjang pria dewasa. Siapa sangka Melani dipertemukan dengan Jefri yang ternyata adalah sahabat dari ibunya sendiri.
Seiring berjalanannya waktu, dia bertemu dengan seorang pria muda bernama Yudha. Mereka saling jatuh cinta. Namun, Jefri yang mengetahui itu tidak ingin melepaskan Melani.
Bagaimana hubungan cinta mereka selanjutnya? Dapatkah Melani dan Yudha bersatu?
Novel ini terinspirasi dari kisah nyata. Jika ada kesamaan itu hanya kebetulan semata.
Fb Reni Nofita
IG reni_nofita79
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Kekecewaan Lani
Ibu mendorong tubuh Lani hingga tersungkur ke lantai. Tangisan wanita itu tidak bisa dibendung lagi. Jika dari cerita temannya, Ibu adalah orang yang akan melindungi anaknya berbeda dengan ibunya. Yana bahkan yang mendorong dirinya hingga terjerumus sedalam ini.
Lani berdiri dan memandangi ibunya dengan mata menyala. Tubuhnya di tutup kembali dengan selimut. Dyra masih betah mengintip di balik pintu.
"Kenapa ibu marah? Seharusnya ibu yang meminta aku berhenti menjadi wanita bayaran. Namun, berbeda dengan ibu-ibu di luar sana, ibu bahkan yang meminta aku untuk tetap bertahan menjadi pe*la*cur!"
Mendengar ucapan Lani, Ibu bertambah marah dan menampar pipi putrinya itu. Dia tidak suka atas ucapan anaknya itu.
"Jangan merasa menjadi korban. Apa kamu lupa jika semua ini adalah pilihanmu. Aku tidak pernah meminta kamu untuk menjual diri. Kamu yang dengan suka rela melakukan itu. Jika saat ini aku membiarkan kamu tetap di jalan ini, karena aku tahu, percuma saja kau keluar dari kerjaanmu ini. Kau tidak akan juga mendapatkan pria yang mau menerima kamu yang bekas simpanan. Jangan bermimpi, cinta itu tidak ada bagi wanita seperti kamu!"
Ibu berteriak mengucapkan semua itu. Tampaknya dia terlalu emosi dengan apa yang Lani katakan.
Pintu kamar Lani di buka lebar oleh seseorang. Ternyata ayahnya yang datang. Ayah melihat ke wajah Lani dan ibunya yang sama-sama tegang.
"Ada apa ini? Kenapa wajah kalian berdua tampak tegang? Kenapa kamu hanya memakai selimut? Apa tadi Jefri baru ke sini?" Ayah bertanya beruntun. Lani menarik napasnya. Percuma saja mengadu dengan ayahnya. Kedua orang tuanya sama saja.
"Anakmu ini ingin mengakhiri hubungannya dengan Jefri. Gara-gara permintaannya itu, Jefri menghentikan pemberian uang bulanan untukku yang seharusnya ditransfer ke rekeningku hari ini," ucap Ibu mengadu dengan ayah.
Ayah menatap Lani dengan saksama tanpa kedip. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Selama ini, ayah juga tidak pernah melarang Lani. Bahkan ayahlah yang menyarankan jika Jefri bisa berhubungan badan di rumah saja.
Orangtua memang harus dihormati oleh sang anak. Namun, anak juga butuh untuk disayangi serta dihargai. Memperlakukan anak dengan semena-mena juga itu merupakan cara yang tidak manusiawi. Misalnya seperti selalu dimarahi meskipun sang anak sudah memberikan yang terbaik. Atau selalu memberikan kata-kata kasar dan bentakan sehingga kesehatan mental sang anak terganggu. Atau menjadikan anak sebagai ladang uang seperti yang kedua orang tua Lani lakukan.
"Apa kau telah mendapat mangsa baru yang lebih berduit sehingga ingin meninggalkan Jefri?" tanya Ayah.
Lani tidak habis pikir dengan apa yang ayahnya tanyakan. Bukankah seharusnya seorang ayah tidak ingin putrinya menjadi seorang penghibur. Melindungi anak gadisnya dari tangan pria hidung belang.
"Aku ingin bebas dari semua ini. Aku capek hanya dijadikan pemuas nafsu Jefri," ucap Lani memberanikan diri. Mendengar jawaban anaknya tampak Ayah tersenyum miring.
"Capek menjadi pemuas napsu Jefri? Apa aku tidak salah dengar? Ucapan yang sangat lucu. Setelah kau puas mendapati uang dari pria itu kau beralasan bosan. Jika kau bosan dengannya, kenapa setelah 2 tahun baru kau rasakan. Kemana saja kau selama ini. Menikmati setiap hubungan yang kau jalani dan juga uang yang kau dapat. Jika aku di posisi Jefri aku juga akan melakukan hal yang
sama!"
"Aku capek. Aku ingin mencari pekerjaan lain yang halal," gumam Lani. Namun, masih dapat di dengar oleh Ayah.
"Apa kamu sanggup menahan semua keinginan kamu untuk membeli barang mewah? Apa dengan uang kerjamu nanti bisa biayai kehidupan kami? Jangan sok Lani. Sebaiknya kau ikuti aja apa maunya Jefri. Jika ayah mendengar kamu mencari masalah lagi, bukan hanya Jefri yang menghukum kamu tapi juga ayah!"
Ayah mengancam Lani. Tentu saja pria itu takut jika Jefri marah, karena itu akan menghilang sumber uangnya. Sejak Lani berhubungan dengan Jefri, ayah tidak harus bekerja lagi sebagai buruh angkut dan dia masih tetap bisa berjudi dengan uang pemberian Jefri atau Lani.
"Ingat, kamu tetap di kamar. Jangan kemana-mana. Jika lapar kamu tinggal teriak memanggilku!" Ibu berkata dengan suara keras karena masih emosi.
"Jangan pernah berpikir untuk pergi dari Jefri. Aku sebagai pria bisa memahami maunya pria itu. Seharusnya kau terus mempercantik dirimu agar dia tetap tertarik."
Setelah mengucapkan itu ayah dan ibu meninggalkan Lani. Tidak lupa ibu mengunci pintu kamarnya Lani.
Setelah pintu tertutup, tubuh Lani terasa lemah dan luruh ke lantai. Tangisannya pecah.
"Ayah, di banyak cerita yang kudengar, di banyak film yang kutonton, anak perempuan akan menyandarkan kepalanya pada bahu tegas milik ayahnya, membiarkan air matanya membasahi bahu milik ayahnya. Tapi ayah, kenapa bahumu itu terlalu jauh untukku bersandar? Kenapa ayah yang malah menyandarkan bahunya padaku. Mengharapkan uang yang aku dapatkan!" gumam Lani pada dirinya sendiri.
Aku selalu berusaha untuk menjadi apa yang kalian mau, menjadi seorang anak yang selalu patuh dengan perintahmu. Selalu berusaha untuk membanggakanmu dengan seluruh perjuanganku dalam hal apapun. Tidakkah kalian merasa bangga padaku? Jangan katakan bahwa kalian tidak bangga karena itu dapat mengecewakan hatiku. Seharusnya, keluarga adalah tempat perlindungan kita. Seringnya justru keluarga menjadi tempat kita menemukan rasa sakit hati terdalam. Anak juga seorang pribadi yang merdeka, jangan paksakan kepada kehendak mereka hanya untuk kebahagiaan orangtua.
...****************...
bersaudara antara adik-beradik yuhda