Percaya tidak kalau keberuntungan seseorang yang pertama kali adalah terletak di rahim mana Ia di lahirkan. Terlahir dari rahim seorang yang punya moral tidak baik harus membuat Kayla Lestari berjuang extra agar tidak mengikuti jejak sang Ibu.
Mampukah Tari melakukan itu ??
Yuk simak selengkapnya, jangan lupa dukung karya Author
Rate, like, komen, fav dan share ya, makasih.
Love you all💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembalinya El
Setelah kurang lebih delapan tahun meninggalkan kota kelahiran akhirnya salah satu dari pewaris Atmajaya corporation menginjakkan kakinya di tanah air.
Ia memejamkan matanya menghirup udara yang dulu selalu Ia hirup dari kecil hingga berusia dua puluh tahun sebelum Ia memutuskan mengemban pendidikan di negara A.
" Selamat datang masa depan " Batinnya.
" Selamat datang kembali Tuan Muda, mari ikut saya "
Supir yang bertugas menjemputnya sore itu terkejut melihat ternyata Tuan muda mereka bisa tersenyum pada orang rendahan seperti nya. Mengingat wajahnya dulu sangat menakutkan, tidak ada pelayan yang berani bertanya kalau tidak penting.
Ia melangkah lebih dulu sambil menarik koper, membukakan pintu mobil untuk majikan nya itu.
" Maaf Tuan Muda, kita langsung ke rumah atau mau mampir ke sebuah tempat lebih dulu "
" Langsung pulang ke rumah saja Pak " Setelah berpikir sejenak Ia memutus pulang ke rumah.
Supir pun mengangguk dan melanjutkan perjalanan.
Rumah mewah yang selama ini selalu sunyi kini mendadak ramai karena kehadiran penghuni baru. El berdiri menatap rumah yang sudah lama Ia tinggalkan itu sebelum masuk
" Assalamu'alaikum Bu, El pulang nih "
Bu Aini yang samar samar mendengar suara yang begitu lama di rindukan nya akhirnya bangun dari tempat tidur.
" Bi ! " Panggil Bu Aini
" Bibi dengar nggak kalau ada suara
" El ! benar ini kamu Nak " Aini terkejut melihat Putra yang selalu di rindukan nya kini sudah berada di hadapannya.
Suasana menjadi haru karena pertemuan Ibu dan anak itu. Mereka mengobrol banyak hal sampai hampir senja.
" Bu, El naik ke atas dulu, capek mau mandi "
Aini mengangguk mengiyakan dengan senyum merekah.
" Nanti turun ke bawah ya Nak, kita makan malam sama sama ya "
El mengangguk sambil berlari kecil menaiki anak tangga. Ia begitu merindukan kamarnya yang lama Ia tinggalkan.
Sesampainya di kamar Ia menatap seisi ruangan itu tidak ada yang berbeda, masih sama seperti saat terakhir Ia tinggalkan kurang lebih delapan tahun yang lalu.
" Ah aku merindukan tempat ini " El langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, lupa tujuan utama nya kalau Ia ingin membersihkan diri.
***
Setelah melalui perdebatan panjang akhirnya El terpaksa menuruti permintaan Ayahnya.
Ia menatap rumah sakit yang terbilang besar di hadapannya. Sebenarnya Ia ingin mengabdi di rumah sakit pusat namun Ayahnya menginginkannya bekerja di rumah sakit cabang di kota S.
Sudah seminggu di kota baru ini namun El belum juga berniat masuk bekerja, Ia hanya memandang sebentar dan kemudian kembali ke apartemen miliknya.
Akhirnya hari ini Ia putuskan untuk memulai aktivitas nya.
" Bismillah, semoga semuanya lancar " Batinnya.
Semua mata menatap ke arahnya ketika Ia memasuki lobi rumah sakit, bisik bisik tetangga mulai terdengar di ruang pendengarannya.
" Ya Tuhan ! itu pangeran dari mana sih, tampan sekali "
" Ho oh, itu manusia apa malaikat " Timpal yang lain.
" Gila luh, kalau dia malaikat berarti kamu sudah mati karena kamu bisa melihat malaikat ganteng seperti dia "
El bukan tidak mendengar, namun Ia mencoba tidak peduli. Hal semacam itu sudah sering Ia dengar, para wanita seakan tidak ada habis habisnya mengganggu hidupnya.
Banyak yang diam diam mendekatinya tapi banyak juga yang secara terang terangan menggoda dirinya. Banyak jalan menuju rhoma istilahnya, namun sayang tidak ada satupun yang mampu memikat hati.
Setelah perkenalan dan berkeliling dengan wakil Direktur di rumah sakit itu akhirnya El kembali ke ruangan nya.
" Hah, tidak terlalu buruk juga " Gumam El ketika tiba di ruangan Pribadinya.
Ingatan El mulai berputar dari aktivitas nya hari ini.
" KL ! Siapa inisial KL dan apa hebatnya dia sehingga Om Bayu begitu memujinya " Gumam El.
" Ah iya El, ini ruangan Dokter favorit disini. Dia Dokter yang sangat berbakat, cerdas dan yang pasti sangat cantik. Mungkin bisa di bilang Primadona di rumah sakit kita ini. Saking favorit nya sampai ada yang pura-pura sakit hanya untuk bertemu dengannya "
Jam istrahat tiba, El yang berniat keluar untuk mencari makan siang melewati ruangan yang penghuninya sudah membuatnya penasaran sejak tadi.
" Kok nggak buka, apa dia tidak masuk hari ini " Gumam El
Ia mengetuk tapi hatinya ragu, tangannya hanya terangkat ke atas saja.
" Assalamu'alaikum, maaf Pak. Bapak ~
..." Ampun ~ dia adalah anak pemilik rumah sakit ini "Batin Risma menjerit....
Melihat wajah Pria tampan di depannya ini Ia langsung tahu kalau Pria di depannya adalah anak dari pemilik rumah sakit tempatnya berdiri saat ini.
" Bapak mencari yang punya ruangan ini ya, tapi maaf Pak. Beliau hari ini tidak masuk, katanya ada urusan keluarga "
El yang terkejut karena tertangkap basah akhirnya mencari alasan yang tepat.
" Ah bukan, saya hanya kebetulan lewat saja " Jawab El sembari berlalu pergi.
Risma memandangnya bingung lalu menggeleng.
" Aneh, masa iya kebetulan lewat doang. Jelas jelas tadi aku lihat Pak Axell ingin mengetuk pintu ruangan ini, ah ~sudahlah "
Risma mengibaskan tangannya sebagai tanda masa bodo.
" Eh bentar, Pak Axell di depan ruangan Dokter Tari, ada apa. Hua jangan jangan ~ Ah akhirnya Dokter punya pengagum rahasia "
Risma tertawa kecil membayangkan bagaimana kedepannya kedua Dokter itu menjalin hubungan.
" Hei, kamu masih waras kan. Dari tadi aku lihat kamu senyam senyum sendiri, dapat menang lotre ya " Ledek rekan kerjanya.
" Ish kamu itu kepo banget, sana selesain pekerjaan mu jangan ngurusin orang "
Selalu saja kalau bertemu ada ada saja yang membuat mereka berdebat
El - Tari
Kevin - Vania
Alvin - Risma
Ilmi - Imel
🥰🥰🥰🥰🥰