Lelaki Penuh Luka

" Saya tidak begitu yakin keluarga mu akan menyukai ku." Alanna berkata sedikit khawatir.

Zack mendekati Alanna menarik Alanna dengan lembut ke dalam pelukannya. "Tidak usah memikirkan sesuatu yang belum pasti." Zack memeluk erat Alanna untuk menenangkan nya.

Alanna terkejut dengan pelukan tiba-tiba Zack tetapi saat mendengar bunyi jantung Zack yang teratur serta mencium aroma tubuh Zack yang bercampur aroma parfum membuat Alanna merasa nyaman tanpa sadar tangan nya terangkat memeluk pinggang Zack.

Zack hanya tersenyum dalam diam saat merasakan Alanna membalas pelukannya, memeluk Alanna sedikit lebih lama membuat Zack merasa berat hati melepas pelukannya, Zack merasa tubuh Alanna sangat kecil berada dalam pelukan nya. "Kau harus makan banyak, tubuh mu seperti anak umur lima belas tahun. " Protes Zack yang membuat Alanna tertawa geli mendengar nya.

"Berat badan ku memang sempat turun tapi sekarang sudah naik sedikit. " Alanna mengakui.

Mendengar perkataan Alanna membuat Zack merasa bersalah, Zack mengetahui penyebab berat badan Alanna turun, dia pasti stress karena kejadian malam itu. Tanpa sadar membuat Zack makin memeluk erat Alanna.

"Pak Zack saya jadi susah bernafas. " Ucap Alanna, wajah nya makin terbenam dalam pelukan Zack.

"Maaf." Zack berkata dengan berat hati melepas kan pelukannya.

" Anda pulang lah beristirahat, anda terlihat sangat lelah ."

" Kau mengusir ku Alanna " Zack berkata tidak suka.

"Tidak , saya hanya mencemaskan anda karena anda butuh istirahat."

"Baiklah kalau begitu saya pulang dulu ." Zack berjalan menuju pintu keluar. "Sampai jumpa besok malam alanna. " Pamit Zack keluar dan menutup pintu.

Alanna masih lama berdiri di tempat setelah Zack pulang, belum percaya dengan apa yang terjadi dengan kehidupan nya yang penuh dengan hal yang tidak terduga saat bertemu dengan pria bernama Zack Ibrahim.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

" Apa ini pak Risno ?" tanya Alanna saat masuk dalam mobil dan melihat dua buah kotak terikat pita merah muda.

"Ini dari nyonya, nak Alanna bisa memakai nya saat datang nanti malam begitu pesan nyonya untuk nak Alanna ." Kata pak Risno saat menjemput Alanna pulang dari bekerja.

"Saya jadi tidak enak hati. " Ungkap Alanna.

"Tidak apa-apa nak Alanna, nyonya memang orang nya baik. " pak Risno menenangkan.

"Baiklah saya terima pemberian nya , tolong sampaikan pada nya rasa terima kasih ku. "

" Akan saya sampaikan. "

Setelah di antar pak Risno, Alanna langsung mandi membersihkan dirinya bersiap-siap untuk acara malam ini, merasa sedikit gugup akan reaksi keluarga Zack saat melihat nya nanti. Membuka kotak pemberian ibu Zack yang ternyata sebuah gaun berwarna peach berpotongan sopan dengan panjang gaun di bawah lutut dan sepasang sepatu hitam dengan tinggi high lima centimeter.

Alanna memakai nya dan ternyata semua ukuran nya pas, memakai make up tipis dan rambut panjang nya di biarkan terurai. Mendengar suara bel pintu membuat Alanna melihat penampilan terakhir nya di cermin dan keluar menuju pintu depan.

Saat pintu terbuka Zack terdiam melihat penampilan Alanna saat membukakan nya pintu malam itu.

Zack yang hanya terdiam melihat dirinya membuat Alanna tidak percaya diri dengan penampilannya. "Tidak bagus ya ? " tanya Alanna dengan senyum masam.

"Tidak, bagus sekali kau cantik malam ini." Zack tersenyum memuji penampilan Alanna.

"Ibu mu yang memberi kan gaun dan sepatu cantik ini. " Alanna tersenyum senang mendengar pujian dari Zack.

"Mama pintar memilih kan kau untuk mu, kau sudah siap ? "

"sudah dari tadi."

"Kalau begitu kita berangkat ."

Alanna mengangguk kemudian menutup pintu apartemen, mereka turun bersama menuju mobil Zack yang terparkir di pintu depan gedung apartemen. Perjalanan menuju rumah keluarga Zack sedikit memakan waktu kurang lebih satu jam dari apartemen Alanna. Rumah megah dengan pilar pilar besar mendominasi bagian luar rumah yang terdiri dari tiga tingkat memiliki halaman rumah yang luas terdapat kolam kecil dengan air mancur di tengah kolam di percantik dengan hiasan lampu-lampu kecil yang berada di tengah halaman rumah.

"Saya sedikit gugup." Ucap Alanna saat mobil sudah berhenti di halaman depan pintu masuk.

"Santai saja Alanna. " Zack berkata tersenyum menenangkan Alanna, memegang kedua tangan Alanna meremas nya pelan. Zack keluar lebih dahulu kemudian membukakan pintu mobil untuk Alanna membantu alanna keluar. Zack membuka pintu rumah membawa Alanna melewati ruang tamu yang di dominasi cat warna putih beberapa lemari furnitur mewah menominasikan bagian dinding dengan sofa empuk yang menurut alanna nyaman untuk di duduki berada di tengah ruangan, lampu gantung kristal melengkapi kemewahan ruang tamu, melewati ruang tamu mereka langsung mendapati ruang tengah yang sangat luas di situ keluarga Zack berkumpul.

"Mama, papa. " Zack memanggil orang tua nya memberi tahu kalau mereka telah tiba, orang tua Zack pun menoleh menatap mereka membuat Alanna semakin gugup. "Perkenalkan ini Alanna, calon istri ku dan Alanna ini mama ku Rani dan papa ku Arian Ibrahim." Zack memperkenalkan, menarik Alanna mendekat padanya memeluk pinggang Alanna posesif.

" Om, tante saya Alanna senang bertemu dengan kalian. " Ucap Alanna sedikit canggung dan kaku.

"Mari duduk alanna. " Mama Rani berkata tersenyum ramah. "Tidak usah terlalu kaku. "

"Makasih tante. " Balas Alanna terseyum, melangkah menuju sofa yang kosong di depan orang tua Zack di ikuti oleh Zack.

" Mana Sinta ? " tanya Zack saat sudah duduk di samping alanna sambil membuka kancing jas nya.

" Tadi saat di telpon kata nya agak lambat datang ." Jawab papa Arian.

"Pas sekali ukuran nya di badan mu, baju yang saya belikan. " Mama Rani berkata senang saat melihat pakaian yang dikenakan Alanna.

"Makasih tante sudah repot-repot memberikan gaun yang cantik, sepatu nya juga sesuai ukuran kaki ku. " Balas Alanna tersenyum.

"Tidak masalah , tante malah senang sudah lama tidak pergi berbelanja. "

"Mama Zack senang mendandani anak perempuan sedang kan Sinta adik Zack tidak suka dengan selera mama mereka jadi saat Zack mengatakan akan membawa mu berkunjung ke sini menjadikan alasan nya untuk berbelanja. " Papa Arian menjelaskan sambil melirik istrinya dan menggelengkan kepala heran dengan sifat istri nya.

Alanna mendengar hanya bisa tersenyum melihat keharmonisan pernikahan orang tua Zack.

"Sinta seumur dengan mu, tapi dia masih di bangku universitas sementara akhir, dia sempat nganggur selama satu semester jadi agak lambat selesai nya, kalian pasti cocok berteman. " Jelas Zack pada Alanna.

"Kita langsung makan saja, papa sudah lapar. Biarkan Sinta menyusul ." Ucap papa Arian beranjak menuju ruang makan di susul mama Rani dari belakang.

" Ayo kita ke ruang makan. "Ajak Zack pada Alanna, mereka menyusul orang tua Zack yang sudah duduk di kursi meja makan. Papa Arian duduk di kepala meja makan sedang mama Rani duduk di kursi sebelah kiri, Zack kemudian duduk di sebelah kanan dan Alanna duduk di sebelah Zack.

Mereka mulai menikmati makan malam mereka tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki seseorang masuk. "Maaf saya terlambat." Suara wanita terdengar, mereka semua menoleh ke arah suara itu.

"Kami juga baru mulai Sinta." Ucap mama Rani.

Sinta pun duduk di kursi samping mama Rani dan menatap Alanna. "Ini calon istri mu kak Zack ? " tanya Sinta menoleh pada Zack.

"Iya namanya Alanna, kalian seumuran ." Jawab Zack singkat.

"Kita seperti nya akan cocok, betul tidak Alanna ? " tanya Sinta ingin pembenaran.

"Seperti nya begitu. " Jawab Alanna tersenyum.

"Sudah-sudah nanti bercerita,makan dulu nanti sambung kembali cerita nya setelah makan. " mama Rani menegur.

Selesai makan malam mereka kembali duduk bersantai di ruang tengah, papa Arian dan Zack menikmati kopi mereka sedangkan mama Rani Sinta dan Alanna saling bercerita tentang kegiatan mereka beberapa hari ini.

"Jadi kapan kalian akan menikah Zack ? " tanya papa Arian membuat mama Rani, Sinta dan Alanna terdiam.

"Minggu depan Pa." Jawab Zack singkat.

"Bukan tidak terlalu cepat ? kalau menurut ku. " Alanna bersuara sedikit protes keputusan Zack yang tidak berbicara terlebih dahulu masalah ini dengan nya.

"Bukankah lebih cepat lebih bagus jika merencanakan sesuatu yang baik ?" kata mama Rani mendukung keputusan Zack.