Di dunia fantasi timur yang misterius, seorang dewa racun yang kuat dan ditakuti bernama "Wu Tian" telah dikalahkan oleh sekutu para dewa dan rohnya tercerai-berai ke dalam siklus reinkarnasi. Namun, jiwa Wu Tian tidak pernah benar-benar hilang, dan dia menunggu kesempatan untuk bereinkarnasi kembali.
Suatu hari, seorang pemuda bernama "Ling Feng" meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis. Jiwa Wu Tian melihat kesempatan ini dan mengambil alih tubuh Ling Feng, menghidupkannya kembali dengan kekuatan dan pengetahuan yang luar biasa.
Wu Tian mulai mengendalikan tubuh Ling Feng, mempelajari kehidupan dan kenangan yang dimiliki oleh Ling Feng sebelumnya. Namun, Wu Tian juga menemukan bahwa ada beberapa kenangan dan emosi yang masih tersisa dari Ling Feng, membuat dia merasa ada sesuatu yang tidak biasa.
Dengan kekuatan dan pengetahuan yang luar biasa, Wu Tian memulai perjalanan untuk mencari jawaban tentang masa lalu dan alasan ia di bunuh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Coretan Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kota Dalam Kebakaran
Sementara itu di dalam kota. Wu Tian menatap pedang yang ia pungut sebelumnya dengan mata yang tajam seolah-olah pedang itu memiliki kekuatan yang dapat membunuh siapa saja.
Ia berpikir bahwa dengan pedang ini ia hanya dapat mengalahkan lima atau tujuh orang. setelah itu ia akan membuang pedang tersebut.
Bukan bermaksud untuk membuangnya akan tetapi pedang tersebut hanya memiliki kualitas terendah
"Pedang ini mungkin tidak terlalu bagus," ucap Wu Tian sambil memeriksa pedang itu dengan lebih dekat.
"Tapi aku yakin aku bisa menggunakannya untuk mengalahkan musuh-musuhku."
Wu Tian kemudian memasukkan pedang itu ke dalam sarungnya dan berjalan keluar dari daerah kumuh, siap menghadapi apa pun yang akan terjadi.
Ia tidak tahu hal apa yang akan menantinya di luar sana. tapi ia yakin bahwa pedang ini akan menjadi senjata yang berguna dalam pertarungan.
Sementara Wu Qing qing adik Wu Tian sudah tertidur pulas. bahkan daerah pusat kota beberapa toko sudah tutup, kecuali beberapa tempat yang masih ramai dengan pelanggan.
Malam yang begitu sunyi namun dalam sekejap semuanya sirna. sebuah ledakan tiba-tiba terjadi serentak di beberapa tempat.
Api besar marak dan membakar perumahan. di sertai dengan banyak nya teriakan, di ikuti dengan suara lonceng yang bergema di setiap sudut kota
Di saat orang-orang menghindari kebakaran namun Wu Tian berbeda, ia berlari ke daerah terjadinya kebakaran.
"Seperti nya sudah di mulai."
Wu Tian menebak kalau Organisasi Istana Bulan tidak akan menyerang dari luar saja tetapi juga dari dalam. dan ternyata tebakannya tidak salah.
Seketika Wu Tian muncul tepat di hadapan seorang pendekar yang memakai pakaian berlambangkan Istana Bulan.
"Srettt" dan kepala pendekar tersebut telah terjatuh dari tubuhnya.
Beberapa pendekar seketika sadar
"Hei nak, apakah kau bodoh? berani membunuh salah satu dari kami" teriak salah satu pendekar menarik perhatian pendekar lain.
Segera semua pendekar yang ada di situ sadar dan langsung menerjang Wu Tian, dengan lihai Wu Tian menghindari setiap serangan yang datang
"Wush...wush...'' di setiap serangan musuh Wu Tian juga berhasil memberikan serangan balik. semua serangan tepat menggorok leher musuh-musuhnya.
Musuh akhirnya sadar kalau mereka bukanlah tandingan Wu Tian. tentu saja melawan pendekar yang hanya di Tingkat Pemula Tahap awal hanyalah mainan anak-anak menurut nya.
"Kenapa hanya sampah-sampah Istana Bulan yang dari tadi ku hadapi, apakah tidak ada yang lebih hebat" Ucap Wu Tian yang mengundang rasa marah dari musuhnya.
Musuh kemudian terus menyerang Wu Tian. Tapi tidak ada satupun serangan yang berhasil mengenai Wu Tian
"Bukk... Bukk..."
Satu persatu musuh tumbang di tangan Wu Tian. bahkan ketika darah sudah memenuhi tempat itu Wu Tian tidak terkena sedikit pun cipratannya. ini menunjukkan betapa terampil nya Wu Tian.
Wu Tian membantai pihak Istana Bulan tentu saja bukan karena Wu Tian memihak Kota Daun Merah. akan tetapi ia akan membunuh siapa pun yang memiliki aura pembunuh di tubuhnya.
Aura Pembunuh hanya di dapat seseorang jika ia telah membunuh orang. dan pendekar aliran hitam senang dengan aura tersebut.
Sedangkan pendekar aliran Putih biasanya menggunakan beberapa teknik untuk menghilangkan aura tersebut.
Wu Tian dapat melihat kelompok yang di sebut Organisasi Istana Bulan semuanya memiliki aura Pembunuh yang menandakan bahwa mereka tidak menolak jika di cap sebagai aliran hitam.
"Sreeett..." Tepat di tebasan itulah pedang Wu Tian hancur, dan ia berhasil mempertahankan pedang tersebut sampai ia berhasil membunuh 10 orang.
Wu Tian memperkirakan jika ia adalah seorang pendekar pedang yang hebat pedang tersebut setidak bertahan untuk membunuh 10 orang lagi.
Wu Tian berniat dalam kehidupan barunya ia akan mendalami kemampuan berpedang. untuk kemampuan racunnya tentu tidak ia tinggalkan begitu saja. tapi jika Wu Tian ahli dalam ke duanya ia akan lebih hebat dari kehidupan sebelumnya
Meskipun pedang yang digunakan Wu Tian bukanlah pedang yang berkualitas tinggi, ia tetap mampu menggunakannya dengan efektif untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Namun, setelah membunuh 10 orang, pedang tersebut akhirnya patah.
Wu Tian kemudian membuang gagang pedang yang bilahnya sudah patah dan mengambil pedang baru dari musuh-musuhnya.
Dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki Wu Tian, ia menjadi lawan yang tangguh bagi Organisasi Istana Bulan.
Wu Tian akan terus meningkatkan kemampuannya dan menghadapi siapa pun yang menghalanginya.
Wu Tian terus membantai musuh-musuhnya dari Organisasi Istana Bulan, menunjukkan keahlian dan kemampuan bertarung yang luar biasa.
Setelah pedang pertamanya patah, ia mengambil pedang baru dari musuh-musuhnya dan terus melawan.
Tiba-tiba, Wu Tian merasakan adanya aura yang kuat dari arah belakangnya. Ia berbalik dan melihat seorang pendekar yang memakai pakaian Istana Bulan dengan kultivasi yang jauh lebih kuat daripada musuh-musuhnya sebelumnya.
"Pendekar Pemula Tahap Akhir," Wu Tian membatin, menyadari bahwa pendekar ini memiliki kemampuan yang jauh lebih hebat daripada musuh-musuhnya sebelumnya.
Pendekar itu memandang Wu Tian dengan mata yang tajam,
"Kau adalah orang yang telah membantai banyak saudara kami. Aku akan membuatmu membayar untuk perbuatanmu."
Wu Tian tersenyum, "Aku tidak takut dengan ancamanmu. Aku akan membunuhmu seperti aku membunuh Rekan-rekan mu sebelumnya."
Pertarungan antara Wu Tian dan pendekar Istana Bulan yang memiliki kultivasi Pemula Tahap Akhir pun dimulai. Wu Tian siap untuk menghadapi lawan yang lebih kuat dan meningkatkan kemampuannya.
"Cring...Cring..."
Suara pedang yang beradu dan kini posisi mereka berdua saling membelakangi.
"Bukk" Suara benda terjatuh dan di ikuti dengan teriakan. Wu Tian Melangkah cepat dan memenggal kepala pendekar yang masih baru saja sadar tangannya terputus. tetapi ia tidak sadar kepala nya sudah ikut terputus.
"Kultivasi memanglah penting, namun tanpa pengalaman bertarung kau hanya akan menjadi santapan" Ucap Wu Tian walaupun sadar musuhnya sudah mati.
Pendekar tersebut memang memiliki kultivasi dua tahap di atas Wu Tian namun pendekar tersebut menghadapi Wu Tian dengan perasaan remeh.
Wu Tian juga pernah dalam posisi tersebut. ketika ia meremehkan seseorang dan hal itulah yang membuat penyesalan dalam dirinya. ketika itu Wu Tian tidak sadar bahwa yang di hadapinya bahkan bertarung tanpa energi Chi.
Melalui pengalaman itulah Wu Tian belajar untuk tidak meremehkan musuh bahkan walau sedetik pun.
Wu Tian menunjukkan keahlian dan pengalamannya dalam bertarung, mampu mengalahkan musuh yang memiliki kultivasi lebih tinggi darinya.
Ia membuktikan bahwa kultivasi saja tidak cukup untuk menentukan kemenangan. tetapi pengalaman dan taktik juga sangat penting.
Wu Tian juga menunjukkan kesadaran akan pentingnya tidak meremehkan musuh setelah mengalami sendiri kerugian dari meremehkan lawan sebelumnya.
Ia kini menggunakan pengalaman itu untuk meningkatkan kemampuannya dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Dengan demikian, Wu Tian terus meningkatkan kemampuannya dan menjadi lebih kuat, siap menghadapi lawan-lawan yang lebih tangguh di masa depan.