NovelToon NovelToon
Rela Di Madu

Rela Di Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Fahira Azalwa, seorang gadis cantik yang harus menelan pahitnya kehidupan. Ia berstatus yatim piatu dan tumbuh besar di sebuah pesantren milik sahabat ayahnya.

Selama lima tahun menikah, Fahira belum juga dikaruniai keturunan. Sementara itu, ibu mertua dan adik iparnya yang terkenal bermulut pedas terus menekan dan menyindirnya soal keturunan.

Suaminya, yang sangat mencintainya, tak pernah menuruti keinginan Fahira untuk berpoligami. Namun, tekanan dan hinaan yang terus ia terima membuat Fahira merasa tersiksa batin di rumah mertuanya.

Bagaimana akhir kisah rumah tangga Fahira?
Akankah suaminya menuruti keinginannya untuk berpoligami?

Yuk, simak kisah selengkapnya di novel Rela Di Madu
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 1

Fahira Azalwa

Fahira Azalwa, yang biasa dipanggil Aira, terbangun saat mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Ia melirik sekilas dan melihat pintu kamar mandi tertutup rapat, disertai suara gemericik air dari dalam_tanda bahwa suaminya sedang membersihkan diri.

"Oh, Bang Zidan lagi mandi, ya?" gumam Aira pelan, berbicara pada dirinya sendiri.

Ia bangun perlahan dari tempat tidur, lalu berjalan menuju pintu dan membukanya pelan. Saat pintu terbuka, tampak ibu mertuanya berdiri di sana sambil tersenyum masam. Wajah wanita itu tampak tak bersahabat, sejak Aira dinyatakan sulit memiliki keturunan, hubungan mereka memang berubah dingin.

"Bisa buatin sarapan untuk Ibu dan Eva? Ibu dan adikmu lapar," ujar ibu mertuanya dengan suara penuh penekanan.

Aira menarik napas dalam. Padahal, semalam sepulang dari dokter, ia disarankan untuk banyak beristirahat. Badannya masih lemas, kepalanya pusing karena tekanan darah rendah yang sering kambuh.

"Maaf, Bu-- semalam kan aku sudah bilang, kepalaku masih pusing," sahut Aira lembut, tetap berusaha menghormati ibu dari suaminya itu.

Namun, wanita itu malah mendengus kesal.

"Kamu sudah tidak mau bantu Ibu buat sarapan. Ya sudah, biar suamimu saja yang kelaparan di kantor! Hanya pusing saja sudah manja!"

Lagi-lagi Aira hanya menarik napas panjang. Sejak dirinya dinyatakan sulit memiliki keturunan, ibu mertuanya benar-benar tak menyukainya lagi. Padahal, beliau tahu penyebabnya bukan sepenuhnya karena Aira.

Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Zidan Sharif Xavier, suaminya, keluar sambil menggosok rambut menggunakan handuk. Langkahnya terhenti saat melihat Aira berdiri di depan pintu dengan wajah lesu, sementara ibunya tampak mematung dengan ekspresi tak ramah.

"Sayang, kamu ngapain di situ? Kamu kan lagi sakit, istirahat saja," tanya Zidan sambil berjalan mendekat.

Begitu sampai di dekat istrinya, Zidan menatap ibunya yang menunduk dengan ekspresi seperti sedang mengadu.

"Ada apa, Bu? Ibu perlu sesuatu?" tanyanya hati-hati.

"Iya, Nak. Ibu lapar. Ibu menyuruh Aira buat sarapan untuk Ibu dan adikmu, tapi dia tidak mau. Katanya malas ngurus Ibu," jawab ibu Zidan, Ibu Zubaidah namanya, dengan nada menyindir.

Zidan menatap ibunya, mencoba menahan nada suaranya agar tetap sopan.

"Bukan malas, Bu. Aira sedang sakit. Aku kan sudah bilang semalam, biarkan dia istirahat dulu."

"Jadi kamu lebih membela dia daripada Ibumu sendiri, Zidan?" suara Bu Zubaidah meninggi.

"Aku nggak belain siapa pun, Bu! Dia istriku, dan Ibu tetap ibuku. Tapi Aira sedang sakit. Aku mohon pengertiannya. Kalau Ibu mau sarapan, biar aku yang masak. Tunggu saja di meja makan. Aku ganti baju dulu."

Setelah mengatakan itu, Zidan menggenggam tangan Aira, lalu menariknya masuk ke dalam kamar dengan lembut. Ia menutup pintu perlahan, meninggalkan ibunya yang masih berdiri terpaku di luar.

Zidan menatap istrinya dengan tatapan iba. Ia tahu Aira sering disalahkan dan diperlakukan tidak adil, tapi tetap memilih diam dan bersabar. Sejak ibunya tinggal bersama mereka, rumah terasa lebih tegang.

"Maafkan Ibu, Sayang. Aku janji, mulai hari ini hal seperti itu tidak akan terjadi lagi. Aku akan pakai jasa ART untuk bantu ngurus Ibu dan Eva," ucap Zidan setelah duduk di tepi kasur bersama Aira.

Aira tersenyum lemah. Wajahnya masih pucat, namun matanya lembut menatap suaminya.

"Tidak apa-apa, Bang. Harusnya kamu jangan marah sama Ibu. Kasihan, nanti Ibu malah sedih," balasnya lirih.

Zidan terdiam. Mendengar ucapan itu justru membuatnya semakin mencintai istrinya. Bahkan setelah diperlakukan buruk, Aira masih memikirkan perasaan ibu mertuanya.

Ia menarik Aira ke dalam pelukannya dan berbisik lembut di telinganya.

"Kamu terlalu baik, Sayang. Aku janji-- aku tidak akan biarkan siapa pun menyakiti kamu lagi."

~

"Bang, aku boleh bicara sesuatu?" tanya Aira setelah melihat suaminya telah bersiap dan berdiri di depan cermin.

"Boleh, bicara saja. Ada apa?" balas Zidan, menoleh menghadap Aira dengan tangan yang melingkar di pinggang istrinya.

Aira menatap wajah teduh sang suami yang selalu membuat dirinya merasa damai. Ia mengusap dada Zidan yang sudah mengenakan jas karena hendak pergi ke perusahaan. Aira menarik napas sesaat untuk menghilangkan kegugupannya, kemudian baru bicara.

"Aku ingin kamu menikah lagi, Bang---"

Mendengar itu, wajah Zidan seketika berubah. Tangannya yang memeluk pinggang sang istri perlahan merenggang. Penekanan dari ibu mertuanya yang selalu berkata pedas membuat Aira tak sanggup lagi mendengarnya. Hingga akhirnya ia memilih merayu suaminya untuk menikah lagi.

"Apa yang kau katakan, Aira? Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak membahas masalah itu lagi!" ucap Zidan dengan nada penuh kecewa.

"Aku tahu itu, Bang. Tapi aku mohon-- Kali ini kabulkan permintaan Ibu untuk kamu menikah lagi. Aku capek, Bang--"

Aira menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami. Perlahan, dari sudut matanya mengalir air mata yang jatuh membasahi pipinya.

Zidan yang mendapat permohonan dari sang istri hanya bisa menarik napas dalam. Ia mengusap rambut Aira yang saat itu tidak mengenakan hijabnya. Pandangan Zidan menerawang ke langit-langit kamar. Melihat istrinya yang terus ditekan oleh ibunya perihal keturunan, membuat Zidan tahu bahwa Aira telah mengikhlaskan dirinya jika harus menikah lagi.

Zidan melepas pelukannya, lalu menatap Aira. Ia menangkup kedua pipi istrinya dan berbicara lembut.

"Sayang, dengar aku. Jangan terpengaruh oleh ucapan Ibu. Tidak mudah juga untukku menikah lagi, mencari wanita baik di zaman seperti ini sangat sulit."

Zidan menatap dalam, lembut menata ucapannya sambil mengusap air mata sang istri.

"Sudah, ya. Tenang. Aku tidak akan menikah lagi. Aku menerima kamu apa adanya. Biarkan orang bilang kamu tidak sempurna, tapi di mataku kamu sangat sempurna. Oke?"

"Tapi Bang--"

"Ssst-- Sudah, jangan dipikirkan. Sekarang istirahatlah. Aku akan pesan makanan untuk makan di rumah agar kamu tidak perlu masak. Jangan lupa minum obat, ya. Aku akan mengabarimu jika pulang terlambat."

"Kau juga hati-hati di jalan, Bang. Jangan ngebut. Yang penting selamat sampai kantor," balas Aira dengan senyum manis.

"Oke, aku pergi dulu, ya. Jangan lupa kunci pintu kalau mau tidur."

Zidan mengecup kening istrinya, lalu beralih ke pipi dan seluruh wajahnya. Ia tersenyum dan mengusap pipi Aira sebelum akhirnya berjalan keluar kamar untuk berangkat ke kantor.

Aira yang mendapat perlakuan lembut seperti itu dari suaminya merasa berat jika harus melihat Zidan menikah lagi dengan wanita lain.

Perempuan mana yang rela dimadu? Tidak ada. Bibirnya bisa saja mengatakan 'ikhlas', tetapi hatinya menolak jika suaminya harus berbagi kasih dengan wanita lain.

Jadi, bagaimana?

Apakah Fahira masih akan tetap memaksa suaminya menikah lagi?

Atau ia akan terus menuruti ibu mertuanya yang tak henti mendesak?

Kita lihat di bagian selanjutnya, yaa...

1
Momo
Menghela nafas terus aku baca nya.
Suyati
jlnnya kenapa k bar
Deyuni12
istri bang Zidan Solehah mbak vio,aku jamin kamu akan suka n bahkan mungkin mbak akan insecure nantinya,tapi jangan salah, istri bang Zidan amat sangat baik santun n lembut,sekian penjelasan dari saya 😄😄🙏
Deyuni12: puas banget itu ketawa 😊😊
total 2 replies
Deyuni12
hmm
Deyuni12
duh
ko jadi gini y,,hm
Deyuni12
hadeeeh
jalan yg salah wahai Zidan,emang harus y ketika kalut malah pergi k tempat yg gak semestinya d datangi,Iyu mah sama aja malah nyari masalah..
dasar laki laki
sasip
lah, kalau ada masalah ya jangan dibawa ke tempatnya setan ngumpul bro, tinggal nunggu waktu kamu bakal kesetanan aja itu bro.. pagimana ituh? 😉🤭😅
Deyuni12
jahat ikh mertuanya,mulutnya kaya cabe lebih dr sekilo yg udah d rajang,,bikin emosi
Miss Ra: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 7 replies
Deyuni12
hadeeeh
drama perjodohan lagi
Deyuni12
gooooo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!