kelanjutan dari Novel "Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat"perjalan ini akan di mulai dengan perjalanan ke alam dewa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Setelah serigala darah mati, para binatang iblis dan manusia setengah iblis mulai berkurang sedikit demi sedikit. Suasana kota Tianjing perlahan mulai mereda, meski aroma darah dan asap masih pekat di udara. Qianlong yang sedari tadi bertarung dengan landak batu iblis, kini berdiri di atas tubuh makhluk itu. Kedua mata landak tersebut tertusuk pedangnya hingga tembus, dan tubuhnya yang keras bagai batu sekarang sudah penuh dengan goresan dan darah terus keluar dari luka lukanya tersebut "hah agak sedikit merepotkan tapi cukup lumayan juga untuk umurku yang sudah tua"ucapnya pelan sambil memukul mukul pinggang nya.
Sementara itu, di sisi lain kota, Ling Yuan sedang menggendong Zhang Ru di punggungnya. Wajahnya terlihat serius dan sedikit panik karena Zhang Ru sudah pingsan, kehabisan energi spiritual setelah pertarungan panjang. “Tahan sedikit lagi, Zhang Ru,” gumamnya dengan napas tersengal, melangkah cepat melewati puing-puing bangunan yang roboh.
Mereka diikuti oleh Ling Bao dan Ling Hao dari belakang. Keduanya berjaga-jaga sambil menebas beberapa binatang iblis kecil yang masih berkeliaran di jalan sempit itu. Suara logam beradu terdengar setiap kali belati mereka mengenai kulit keras iblis kecil yang mencoba mendekat.
Setelah melewati beberapa gang, Ling Yuan akhirnya berhenti di sebuah lorong yang sepi dan cukup aman. Ia menurunkan Zhang Ru perlahan dan menyandarkannya di dinding batu di belakangnya. Wajah Zhang Ru pucat, keringat membasahi dahinya, dan napasnya tersengal lemah.
“Hei... hei, bangun! Cepat bangun agar kamu bisa minum pil penyembuhan!” ucap Ling Yuan cemas sambil menggoyang-goyangkan tubuh Zhang Ru dengan lembut. Namun gadis itu tetap diam, tak merespons sedikit pun.
“Duh, bagaimana ini... kalau dia tidak sadar, bagaimana dia bisa meminum pilnya?” keluh Ling Yuan sambil menggaruk kepalanya frustasi.
Ling Bao yang sedari tadi memperhatikan mendekat sambil menyentuh bahu Ling Yuan. “Kak Yuan, sepertinya ada satu cara... tapi ini cuma bisa dilakukan oleh laki-laki sejati,” ucapnya dengan nada misterius.
Ling Yuan menoleh curiga. “Cara apa maksudmu?”
Ling Hao, yang berdiri tak jauh di belakang, ikut menimpali dengan wajah serius tapi matanya berkilat jahil. “Ya, benar kata Ling Bao. Cuma ada satu cara, dan cuma laki-laki sejati yang bisa melakukannya.”
Ling Yuan mulai curiga dan menatap mereka berdua bergantian. “Cepat katakan, apa caranya?”
Dengan ekspresi nakal yang sama, Ling Hao dan Ling Bao menjawab bersamaan, “Masukkan pilnya lewat mulutmu.”
Ling Yuan langsung terpaku di tempat, sementara keduanya menatapnya dengan ekspresi menggoda. “Kau serius?” tanyanya heran.
Ling Bao mengangguk penuh keyakinan. “Ya, kalau tidak, dia bisa kehabisan napas dan qi-nya akan makin melemah. Cepat lakukan, atau nanti bisa terlambat.”
Ling Yuan menghela napas panjang, wajahnya menegang tapi sedikit memerah. “Baiklah... kalau ini satu-satunya cara.”
Ia mengeluarkan pil penyembuhan tingkat tinggi yang dulu diberikan Jian Yu dari cincin penyimpanannya, lalu mengambil kendi kecil berisi air. Ia menatap Zhang Ru sejenak, kemudian menelan ludah dan memasukkan pil itu ke dalam mulutnya, disertai sedikit air untuk melarutkannya.
Tanpa banyak pikir lagi, ia mencondongkan tubuh, mendekatkan wajahnya ke wajah Zhang Ru yang terkulai lemah. Dengan hati-hati, ia menempelkan bibirnya dan menyalurkan pil penyembuhan ke dalam mulut gadis itu.
Efek dari dari pil tersebut segera aktif, menyalurkan energi hangat yang berpindah dari mulut Ling Yuan ke Zhang Ru. Dalam sekejap, tubuh Zhang Ru mulai memancarkan cahaya hijau lembut yang meresap dari dalam tubuhnya. Luka-luka kecil di wajah dan lengannya perlahan sembuh, dan napasnya kembali stabil.
Sementara itu, Ling Bao dan Ling Hao berdiri beberapa langkah di belakang, menatap adegan itu sambil tersenyum lebar. “Hehehe... lihat itu,kak Hao, kak Yuan benar-benar melakukannya,” bisik Ling Bao sambil mengangkat alis.
Ling Hao menahan tawa. “Haha, ya... benar-benar laki-laki sejati.”
Tak lama kemudian, Zhang Ru mulai membuka matanya perlahan. Pandangannya masih buram, tapi yang pertama ia lihat adalah wajah Ling Yuan yang sangat dekat dengannya
dan bibirnya yang masih bersentuhan dengan bibir Ling Yuan.
“Mmm?! Hah?! Ini... ini bukan mimpi, kan?!” batinnya menjerit panik.
Ling Yuan, yang menyadari Zhang Ru sudah sadar, langsung menjauh dan berdiri tergesa-gesa dengan wajah memerah. “Ah! Kau sudah sadar! Bagus... aku—aku cuma... terpaksa melakukan itu karena kau pingsan dan tidak bisa meminum pilnya,” jelasnya terbata-bata sambil memalingkan wajah ke arah lain.
Zhang Ru masih terpaku, pipinya memerah seperti buah delima. Ia menyentuh bibirnya pelan, masih hangat, dan menunduk dengan wajah semakin memerah. “Ciuman pertamaku... diambil oleh kak Ling Yuan...” batinnya pelan, matanya bergetar halus.
Setelah menenangkan diri, Zhang Ru perlahan berdiri dengan bantuan dinding, lalu menatap Ling Yuan yang masih menggaruk kepala sambil menghindari tatapan. “Kak Ling Yuan... terima kasih,” ucapnya pelan sambil sedikit membungkuk.
Ling Yuan cepat-cepat menoleh ke arah lain dengan wajah merah padam. “I-iya, tidak usah dihiraukan. Yang penting kau sudah sadar,” jawabnya gugup.
Ling Hao dan Ling Bao di belakang mereka hanya menahan tawa, saling menyenggol bahu dan menatap keduanya dengan ekspresi jahil.
Setelah Zhang Ru pulih sepenuhnya, mereka kembali bersiap. Ling Yuan menghunus belati nya, menatap ke arah jalan jalan jalan kota yang mulai tenang. “Ayo, kita kembali bergabung dengan yang lain. Masih ada sisa binatang iblis yang harus kita bersihkan dan kita harus ke tempat tuan Jian yu mungkin yang lainya juga ada disana.”
Mereka pun bergerak lagi, meninggalkan lorong sempit itu. Cahaya hijau lembut dari pil penyembuhan masih samar terpancar dari tubuh Zhang Ru, sementara Ling Yuan melangkah di depan, berusaha menenangkan debar di dadanya yang belum juga reda.