NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : Stasiun Kereta Api

Maheswara terbangun dari tidurnya. Dia melihat sekeliling kamarnya. Ternyata dia tertidur di sofa kamarnya bulan di ranjang. Maheswara menyeka keringat di dahinya. AC kamarnya sangat dingin tapi Maheswara berkeringat.

Maheswara menyapu wajahnya dengan tangan. Bayangan peristiwa itu cukup menakutkan ternyata baginya.

Maheswara membuang napas kasar,

"Aku tidak boleh seperti ini terus. Aku harus mencarinya. Bagaimana pun caranya, aku harus menemukan gadis bertanda lahir di pergelangan tangan itu," gumam Maheswara pada dirinya sendiri.

**

Bibi membuka pintu. Dia tertegun sejenak mengenali tamu yang datang itu tapi tetap saja dia tidak mengenal pria itu.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Saya temannya Hana. Hana ada?,"

Bibi memperhatikan orang itu dari kepala hingga kaki,

"Teman waktu di pesantren dulu," cepat-cepat Maheswara melanjutkan melihat tatapan curiga Bibi.

"Nona baru saja ke stasiun di antar Bapak. Di dalam hanya ada Ibu," ujar Bibi.

"Oh, sudah pergi rupanya. Baiklah, nanti saya kembali lagi. Ehm, kapan kira-kira Hana balik?,"

"Kurang tahu karena nona...,"

"Siapa, Bi?," Ratna Dewi muncul dari dalam.

"Teman Nona Hana, Bu,"

"Teman Hana?," Ratna Dewi kaget. Selama delapan tahun ini, tidak ada yang pernah datang mencari Hana.

Ratna Dewi mengarahkan pandangannya ke pintu.

Laki-laki? Apa keperluan teman laki-lakinya itu mencari Hana? (Ratna Dewi)

"Ada yang bisa dibantu?," tanya Ratna.

Maheswara memasang senyum terbaiknya dan berkata dengan nada sopan,

"Assalamualaikum Tante, saya tadinya ingin bertemu Hana tapi katanya Hana sudah pergi,"

Ratna Dewi memandang Maheswara dengan tatapan menelisik.

"Kamu siapa? Maksudnya namamu siapa?,"

"Mahes, Tante. Teman Hana saat di pesantren,"

Ratna Dewi lebih kaget lagi.

"Hana baru saja diantar ayahnya ke stasiun. Mungkin kalau kamu susul, masih bisa. Kalau memang sangat penting untuk bertemu Hana," ujar Ratna Dewi.

"Baiklah, Tante. Saya susul saja ke stasiun. Permisi," Maheswara membalik badannya hendak pergi.

"Tunggu," seru Ratna Dewi, "Bisa minta nomor telpon mu? Ada yang ingin aku tanyakan perihal pesantren,"

Maheswara menoleh,

"Tentu saja. Ini kartu nama saya, Tante," Maheswara mengeluarkan dompet dan mengambil kartu namanya.

"Telpon saja jika Tante ada perlu. Permisi," Maheswara bergegas menuju mobilnya.

Ratna Dewi membaca nama di kartu itu.

"Maheswara Dastan. Siapa dia? Kenapa selama ini aku belum pernah mendengar namanya disebut Hana. Kenapa dia ingin sekali bertemu Hana," Ratna Dewi menggumam.

**

Maheswara menginjak gasnya agar segera tiba di stasiun. Beberapa kali dia harus berulang mengklakson kendaraan di depannya.

Bayangan peristiwa delapan tahun lalu yang muncul di benaknya tadi malam memperkuat keinginannya untuk bisa bertemu Hana hari ini.

"Come on, kenapa harus macet dekat lampu merah," gumam Maheswara sambil mengetuk-ngetuk setirnya.

**

"Ayah paling malas lewat persimpangan ini kalau ke stasiun Han. Di sini selalu saja macet tepat di dekat lampu merah ini," keluh dr. Farid.

Wajah Hana terlihat tenang. Dia sudah mengonsumsi obat baru nya yang diresepkan dr. Priska.

Seraya menunggu macet, dr. Farid menatap anaknya,

"Ayah yakin Hana bisa sembuh. Supaya Hana sudah bisa bawa mobil kalau balik. Jadi tidak perlu naik kereta lagi," dr. Farid tersenyum menggenggam tangan putrinya.

"Hana harus ingat, ayah sangat menyayangi Hana. Apapun keadaan Hana,"

Macet pun perlahan terurai, mobil mereka bisa berjalan lagi.

"Astagfirullah. Tidak ada sopan santun di jalan sopirnya itu. Hampir saja kita diserempet," dr. Farid mengumpat mobil yang tiba-tiba saja menyalip mobilnya dan hampir menggores bodi mobil.

**

Maheswara sudah tidak peduli apapun di depannya. Bahkan menyalip berapa kali pun sudah tak terhitung.

Mencari wanita yang hanya sekali dilihat di stasiun sebesar itu bak mencari jarum dalam sekam. Tapi Maheswara hanya mengikuti kata hatinya.

"Kalau memang ditakdirkan akan bertemu mau di lautan manusia pun tetap akan bertemu," ujar Maheswara pada dirinya sendiri.

**

Maheswara berjalan sembari menatap satu per satu orang yang duduk di ruang tunggu. Sesekali dia menengok hp nya untuk melihat foto yang dikirim Elmo.

Dia hampir putus asa ketika dia melihat bayangan gadis berhijab itu kebetulan lewat tepat di depannya sembari membawa tas.

Tubuh Maheswara seperti membeku melihat wanita itu tapi Maheswara harus menguasai dirinya. Memorinya seperti mengingat kan Maheswara bahwa wanita ini pasien dr. Priska yang artinya dia pasti mengalami penyakit mental yang belum Maheswara ketahui. Jadi perlakukan dia dengan sopan dan hati-hati.

Maheswara mengikuti Hana dari belakang. Hana menuju tempat duduk di sudut ruang tunggu. Dia memang memilih tempat yang sepi. Perlahan, Maheswara duduk di samping Hana.

Menyadari ada orang di sampingnya, Hana mengangkat wajahnya bertepatan saat Maheswara melirik Hana. Mata mereka bertemu.

Tiba-tiba tangan Hana bergetar yang kebetulan terlihat oleh Maheswara.

"Jangan takut, nona. Ehm.. Saya bingung mau memanggil apa. Ehm.. Saya hanya ingin berbicara..eh maksudnya berbicara,"

Hana mencoba mengendalikan dirinya. Dia memaksakan diri untuk tersenyum.

"Maaf, saya ada sedikit gangguan saraf di tangan," Hana mencari alasan.

Ohhh jadi dia ke psikiater karena gangguan saraf di tangannya. Ternyata masalahnya masih lebih berat masalahku. (Maheswara).

Maheswara reflek memegang tangan Hana yang gemetar. Dan sesuatu terjadi. Getaran itu berkurang. Hana merasakan ketenangan. Hana segera menarik tangannya dari genggaman Maheswara.

"Saya Mahes. Maheswara," Maheswara mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan.

"Saya Hana," Hana tidak membalas uluran tangan Maheswara. Dia hanya menangkupkan tangannya di dada.

Maheswara sedikit salah tingkah lalu bergeser sedikit untuk memberi jarak.

"Kita pernah bertemu di tempat praktik dokter Priska, mungkin eh nona eh Hana sudah lupa ya," Maheswara grogi.

Sudah tak terhitung berapa banyak perempuan yang Maheswara pernah dekati dan pastinya pernah tiduri. Tapi entah kenapa, Maheswara merasa sungkan dengan Hana.

Hana mengingat-ingat,

"Kita yang tabrakan itu," Maheswara menambahkan.

"Oh ya, maaf, aku baru ingat," ucap Hana dengan lembut.

"Sebagai pejuang mental, aku ingin berteman dengan mu, bisa kan?,"

Hana tersenyum,

"Tentu saja,"

Ternyata ketemu langsung lebih cantik dari fotonya. (Maheswara).

"Ehm Hana berangkat ke kota sebelah kuliah , kerja, atau ehm jumpa pacar mungkin, hehe,"

Hana terkekeh,

"Saya tidak punya pacar. Saya ke sana kerja,"

"Oh begitu. Kerja apa?,"

"Saya ngajar di SMA,"

"Ibu guru rupanya. Pantas lembut,"

"Tidak juga. Lebih banyak guru yang galak karena banyak siswa yang tidak dengar-dengaran,"

Mereka berdua tertawa kecil.

Terdengar dari speaker, kereta Hana sudah tiba dan ajakan masuk ke kereta bagi para penumpang.

"Kereta saya sudah datang. Saya pergi dulu,"

"Ehmm iya, eh ini kartu nama saya. Jika Hana butuh sesuatu kamu bisa langsung telpon kapan saja,"

Hana mengambil kartu itu dan menaruh sembarang ke dalam tasnya.

Maheswara berdiri disusul Hana. Hana tidak sengaja menginjak bagian belakang ujung jubahnya dan tubuhnya jadi oleng hampir terjungkal ke belakang.

Untungnya, Maheswara secepat kilat memegang tangan Hana dan menopang tubuhnya. Kulit Maheswara menyentuh kulit Hana.

Dan...dug! Sesuatu itu menegang di bawah sana.

Maheswara membantu Hana berdiri. Jarak mereka begitu dekat. Maheswara bisa melihat bentuk wajah Hana dari dekat. Matanya, alisnya, hidungnya, dan.. Bibirnya.

Apa-apaan ini. Kenapa aku sangat ingin mencium bibir itu. (Maheswara).

"Maafkan saya," ujar Hana sedikit gugup.

"Iya, tidak apa-apa," Maheswara juga gugup berperang dengan keinginan laki-lakinya yang tiba-tiba muncul.

"Saya pamit dulu ya, semoga bertemu lagi," Hana tersenyum dan berjalan menuju pintu masuk ke kereta.

Maheswara mematung menatap Hana hingga punggung Hana sudah tak terlihat lagi.

Maheswara menyapu wajahnya dengan gusar.

"Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi. Dosaku memang besar di masa lalu tapi aku tak menyangka semahal ini aku harus membayarnya,"

1
Fitra Sari
lanjuttt thorrr
Fitra Sari
lanjutt thorrr
Caeli
iya.. bikin greget nih Mahes ya kak🤭🤗
puji hastuti
mau tidak mau...bukan dari hati nurani
puji hastuti
bikin mahes taubatab nashuka dulu...tersiksa dulu,rajin ibadah dulu...baru bisa dekatkan dengan hana
Caeli: Menarik komennya kakak 😍ikuti terus ya hingga akhir biar kita sama-sama tahu endingnya🤗 makasih supportnya kak🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: ok, mantap👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Wiwi Mulkay
up lagi dong
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Dewi Widiawati
karya yang sangat bagus🙏🙏🙏
Caeli: makasih supportnya kak Dewi😍🙏
ikuti hingga akhir ya🙏
total 1 replies
Dewi Widiawati
sepetinya ayra ini anak nya Hana hasil dari rudapaksa🤔🤔
Caeli: Hmmm, menarik komennya kakak😍 ikuti terus yah biar bisa membuka semua rahasia ttg Hana😍🙏
total 1 replies
ANDERSON AGUDELO SALAZAR
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Caeli: terima kasih dukungannya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
Kevin Wowor
Buatku melek sepanjang malam.
Caeli: terimakasih atas dukungan nya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
charista
ide ceritanya keren kak😍
psikologi mix religi💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!