"Jangan lagi kau mencintaiku,cinta mu tidak pantas untuk hatiku yang rusak"
Devan,mengatakannya kepada istrinya Nadira... tepat di hari anniversary mereka yang ke tiga
bagaimana reaksi Nadira? dan alasan apa yang membuat Devan berkata seperti itu?
simak cerita lengkapnya,di sini. Sebuah novel yang menceritakan sepasang suami istri yang tadinya hangat menjadi dingin hingga tak tersentuh
Jangan lupa subscribe dan like kalo kamu suka alur ceritanya🤍
Salam hangat dari penulis💕
ig:FahZa
tikt*k:Catatan FahZa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penghinaan
"Biasanya Mas Devan sudah pulang,tapi kenapa ini belum ya" Nadira meremas pelan ponselnya. Berulang ia memperhatikan jarum di jam dinding kamar yng di sediakan Mama mertuanya.Ia gelisah tak menentu.
Ia pencet tombol power di ponsel,hendak menghubungi suaminya.Namun,panggilan itu selalu gagal."Tidak aktif,kenapa ya? coba sekali lagi"
Lagi-lagi panggilan itu tidak berhasil."Mas,kenapa sih?"
"Sebaiknya aku telpon Ken".Cepat ia mencari kontak sekertaris Ken ,tapi aneh panggilan itu juga tidak tersambung.Membuat Nadira semakin frustasi.
Di luar kamar terdengar suara langkah kaki.Dari suara berjalannya sudah bisa di tebak kalau itu adalah Nyonya Maria.
Tanpa mengetuk,pelayan yang berjaga di depan pintu kamar langsung membukakan pintu.Sosok wanita yang anggun namun memiliki aura kekuasaan itu muncul di ambang pintu.Riasan yang tidak mencolok tapi terkesan mahal itu menghiasi wajahnya.
Ia melangkah masuk,mendekati Nadira yang masih berdiri memegang ponselnya.Sorot mata yang dingin itu,membuat Nadira sedikit gugup.
"Ada apa Ma?"
"Apa kau tahu ke mana Devan?"
"Mas Devan? Dia tidak bilang mau kemana. Memangnya ada apa dengan Mas Devan Ma?"
"Dia menghilang,ada catatan penerbangan atas namanya.Dari catatan itu,dia pergi ke luar negri".
"Apa karena perjalanan bisnis Ma?"
"Tidak ada agenda perjalanan bisnis,ini aneh sekali.Tidak biasanya dia begini."
"Aku mencoba menelpon Mas Devan,tapi tidak berhasil.Ken juga tidak bisa di hubungi."
"Apa sebenarnya yang dia sembunyikan?,apa dia memiliki rahasia?"
"Tidak ada Ma,aku tidak tahu.Mas Devan tidak pernah bercerita soal bisnis kepadaku."
Mendengar itu,Nyonya Maria menatap Nadira seperti tatapan menilai.Bibir bagian atasnya terangkat sekilas.Membentuk senyuman yang menjatuhkan. Lebih jauh lagi,senyuman itu seperti menghina.
"Andai saja,Devan memiliki istri yang pintar.Dia tidak akan kepayahan sendirian memimpin perusahaan"
Kalimat yang keluar,mempertegas senyuman yang barusan ia lukis di wajahnya.Benar,Nyonya Maria sedang menghina Nadira.
Nadira menunduk, kata-kata yang ia dengar tadi seperti belati yang menusuk."Jadi,aku sedang di rendahkan" hatinya tidak terima.
Nyonya Maria membalikkan tubuh,berlalu begitu saja.Sedang Nadira,menatap punggung Mama Mertuanya itu dengan rasa kesal.
Pintu hendak di tutup kembali oleh pelayan,tapi Nadira yang merasa harga dirinya terluka ingin menunjukkan kuasanya.Sengaja ia keraskan suaranya.
"Jangan izinkan siapapun masuk kecuali atas perintahku.Kalian paham?"
kedua pelayan itu menganggukkan kepala,
"Baik Nyonya Muda"
"Bagus!!! Sekarang,cepat siapkan aku makanan yang lezat. Jangan terlalu lama,aku tidak mau menunggu!"
Dengan cepat kedua pelayan itu berbalik,menyiapkan apa yang di suruh oleh Nadira.
Wanita yang biasanya lemah lembut itu,berubah lebih garang jika harga dirinya di rendahkan.Ia sangat tidak terima atas apa yang Nyonya Maria katakan tadi padanya.
"Enak saja,wanita tua itu menilaiku.Orang tuaku mati-matian membiayai kuliah ku,supaya aku jadi orang yang berilmu."
"Apa dia pikir,karna aku tidak bekerja di kantor aku terlihat seperti orang bodoh?"
"Bahkan kalau aku mau,aku bisa memimpin sendiri perusahaan peninggalan Papaku.Tapi karena Mas Devan ingin aku lebih banyak waktu untuknya,aku memilih menyerahkan perusahaan pada Om Furqon adiknya Papa".
Nadira benar-benar tidak terima dengan hinaan itu.
"Aku harus cari cara untuk keluar dari sini.Aku tidak tahan dengan sikap wanita itu,menyebalkan!"
*
*
*
~Salam hangat dari penulis 🤍