 
                            Keputusannya untuk mengubah nasib di kota lain, justru membuat Kamal harus menghadapi kisah hidup yang tidak biasa.
Pesona anak muda 22 tahun itu, membuatnya terjebak dalam asmara tak biasa. Kamal tidak menyangka kalau dia akan terlibat hubungan dengan wanita yang telah bersuami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obrolan Dua Pria
Di salah satu sudut sebuah rumah makan bergaya lesehan dan saung yang berjejer rapat, nampak seorang pria sedang duduk sendirian sambil menatap layar ponsel. Pria berusia sekitar tiga puluh tahun itu, nampak asyik membalas chat dengan seseorang yang dia kenal.
Begitu pesanannya datang, pria itu melepas jaket dan terlihat dia mengenakan kaos putih yang cukup ketat, hingga tubuhnya yang atletis tercetak dengan jelas. Pria itu meraih segelas es teh pesanannya dan menyesalnya sedikit sebelum dia menikmati hidangan yang dipesan.
Di saat bersamaan, nampak seseorang melangkah dan menghampiri pria itu. Mereka saling menyapa dan melempar senyum lalu sosok yang baru datang itu duduk di seberang meja dan melepas jaketnya.
"Wahh, aku datang tinggal santap doang nih," ujar sosok yang baru datang dengan wajah terlihat sangat senang.
Sementara itu sosok berkaos putih ikut tersenyum. "gimana? Kurang pengertian apa aku sama kamu, hah?" ucapnya.
"Iya-iya, makasih ya?" balas sosok yang baru datang dan tangannya meraih segelas es teh yang dipesankan oleh rekannya. "Kamu sengaja sendirian apa gimana? Terus Adrian mana?"
"Jangan sebut sebut nama dia deh," sosok berkaos putih seketika menunjukan wajah tak sukanya. "Satu hari ini dia lagi bikin kesel terusm Bikin aku nggak betah di rumah."
Sang lawan bicara sontak tersenyum sambil mulai menyantap makanan berupa nasi merah lengkap dengan ayam bakar, sambal dan lalapan serta lauk pendamping lainnya.
"Dia pasti bakalan marah kalau tahu kamu ketemuan sama aku, Jul," ucapnya. "Emang apa yang dia lakukan sampai membuat kamu kesal?"
Pria yang akrab dipangggil Julian tidak langsung menjawab, sebab dia juga sedang mengunyah makanannya sendiri yang sama persis dengan pesanan temannya.
"Dia selalu membahas rumah tanggaku. Bikin aku nggak nyaman. Udah tahu aku nikah karena ada alasannya, eh dia malah terus mengungkitnya dan menyindir aku, katanya aku sudah cinta sama istriku. Apa nggak kesal?"
Sang lawan bicara pun tersenyum disela-sela mulutnya yang sedang mengunyah. "Yah, namanya juga cinta, Jul. Lagian, menurutku nih ya, bukankah kamu lebih baik mencoba belajar mencitai istrimu ya?"
"Aku udah sering mencobanya, Bas, tapi susah," balas Julian. "Kamu udah kenal aku sejak lama, kamu pasti tahu, aku tuh gimana."
Sang lawan bicara, yang bernama Bastian nampak mengangguk. "Tapi bagaimana pun juga, kamu harus mencoba mencintai istrimu, Jul. Kamu harus mikirin masa depan kamu, serta perasaan keluarga besar. Beruntung kamu sampai detik ini belum ketahuan belangnya. Kalau ketahuan, gimana nasib kamu ke depannya.
Julian lantas medengus. "Udah sih, jangan nasehatin aku mulu," dia malah menunjukan raut wajah tak sukanya. "Aku ngajak kamu ketemuan tuh, buat menghilangkan setres gara-gara Adrian, eh kamu malah menceramahi aku tentang rumah tanggaku. Udah jelas-jelas kamu tahu alasannya aku nikah karena apa."
Bastian lantas tersenyum. "Sorry, " ucapnya dengan santai. "Aku cuma menghawatirkan kamu aja kedepannya. Kalau istrimu tahu, alasan kiamu menikah untuk menutupi tuduhan keluarga, gimana persaaanya dia? Apa lagi kamu sering tinggalin dia di rumah sendirian. Bukankah itu semakin mengundang kemungkinan kalau istrimu bakalan menaruh curiga sama kamu."
Julian lantas menghembuskan nafasnya secara kasar. "Mungkin saat ini dia juga udah curiga sama aku," ucapnya tiba-tiba membuat lawan bicaranya kaget hingga dia melempar tatapan menuntut penjelasan dari Julian.
"Tadi siang, waktu aku hendak chat kamu, aku malah salah kirim pesan chat ke nomer istriku. Mana aku menggunakan kata sayang lagi," ujar julian. Kali ini dia menujukan wajah panik.
"Astaga!" Bastian nampak syok. "Terus, tanggapannya gimana?"
"Dia pasti kaget," balas Julian. "Aku yakin dia pasti merasa aneh karena selama kita nikah, aku nggak pernah panggil dia dengan sebutan sayang."
"Wahh, bahaya ini," ujar Bastian. "Tapi kamu langsung memberi penjelasan, kan? Kamu memberi alasan yang masuk akal kan, Jul?"
"Iya lah," balas Julian. "Sepertinya dia percaya dengan alasanku."
"Syukurlah kalau dia percaya," ucap Bastian. "Saran aku sih, kamu coba, ajak istrimu buat romatis romatisan. Kamu bisa romantis sama aku, masa sama istri kamu nggak bisa. Coba cari momen yang tepat, misal saat kalian hendak berhubungan suami istri gitu."
"Susah, Sayang," balas Julian.
"Susah gimana?" tanya Bastian. "Jangan bilang kalau sampai detik ini kamu belum menyentuh istri kamu, iya?"
Seketika Julian malah tersipu dan tersenyum malu. "Gimana aku mau menyentuh dia, punya ku aja sama sekali nggak bisa berdiri meskipun dia nggak pakai baju di depanku."
"Astaga!" Bastian nampak syok. Dan lebih syok lagi sosok yang mendengar pembicaraan mereka.
Tanpa kedua pria itu sadari, semua yang mereka bicarakan terekam jelas oleh dua sosok yang duduk di saung sebelah meraka.
Kedua saung itu dibatasi oleh pagar dari anyaman bambu, jadi dua pria itu tidak sadar kalau obrolan mereka terdengar dengan jelas di telinga pria dan wanita yang saat ini duduk bersama.
"Kamu belum pernah disentuh suami kamu, Mbak?" tanya seorang anak muda begitu mendengar pengakuan yang keluar dari suami wanita yang bersamannya.
Wanita bernama Tiwi seketika menujukan senyum yang sukar diartikan.Ada sorot kecewa dari tatapan mata wanita itu. Namun wanita itu memilih menahan diri meski dia sudah mendapatkan cukup bukti dibalik keanehan tingkah suaminya.
"Kalau kamu tidak bisa menyentuh istri kamu, kenapa kamu nggak ceraikan dia aja sih?" kali ini kembali Bastian melempar pertanyaan. "Dari pada kamu nyiksa batin istri kamu kaya gitu."
"Nggak bisa, Sayang," balas Julian. "Tujuan aku nikahin dia aja, buat menutupi kekuranganku. mas iya aku ceraikan dia. Yang ada keluarga besarku bakalan makin curiga ada yang tidak beres dengan orientasiku. Lagian aku nikah juga baru setahun Kalau tiba-tiba cerai, bukankah keluargaku akan semakin menaruh curiga sama aku? Kamu tahu sendiri kan, keluargaku gimana?"
Bastian mengangguk samar. "Tapi kalau keadaanya kaya gini, yang ada malah istrimu yang kasihan, Jul," ujar Bastian. "Dia menikah juga pasti memiliki mimpi indah,serta butuh disentuh juga."
"Udah sih, kamu nggak perlu mengkhawatirkan dia," protes Julian. "Yang penting aku selalu ngasih dia jatah bulanan yang cukup besar. Aku rasa dia nggak bakalan protes. Bukankah wanita itu lebih gila uang?"
Bastian malah menggelang kepalanya sebagai tanda kalau pria itu merasa heran. "Terus, rencana kamu ke depannya gimana?"
"Yah, seperti yang pernah aku ceritakan, aku akan mengejar sosok yang sedang membuat aku selalu memikirkannya. "
"Siapa?" Bastian nampak penasaran.
"Siapa lagi kalau bukan tetangga di rumahku."
"Tetangga di rumah kontrakan?"
"Bukan," bantah Julian. "Tetangga dekat tempat tinggal aku dan istriku. Itu loh, anak baru si penjual martabak yanh kemarin, aku tunjukan fotonya sama kamu. Aku pengin menaklukan dia."
Dua sosok yang menguping pembicaraan mereka pun syok secara bersamaan.
lanjut thor 🙏
Sepertinya tidak ada orang yang memiliki keinginan terjebak cinta yang mendalam terhadap istri orang lain. Selain menyiksa juga akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menjadi orang ketiga dalam sebuah pernikahan seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan.
Hubungan perselingkungan memang akan lebih 'memabukkan' karena mereka dibangun dalam pertemuan singkat dan sembunyi-sembunyi.
Tentu hubungan tersebut sebaiknya diakhiri agar tidak terjadi masalah dikemudian hari.
Ucapkan selamat tinggal dan katakan dirimu tidak mau melihat mereka lagi, tidak ada pengecualian.
Dirimu harus menutup pintu emosional yang terbuka dan memutus semua kontak dengannya......💘🔥✌️👌
Tetap semangat...Thor
"Berfokuslah pada tujuan, bukan pada hambatan."....💪
Salma ini adem ngomongnya,bikin tenang.pikirannya juga bijak banget...
nama mereka juga hampir sama 😆