Keputusan gegabah membuat Sekar harus menderita, suami yang ia terima pinangannya 5 tahun lalu ternyata tak membawanya ke dalam kebahagiaan. Sekar harus hidup bersama ibu mertua dan kedua iparnya yang hanya menganggapnya sebagai pembantu.
Sekar yang merasa terabaikan akhirnya memilih kabur dan menggugat suaminya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Ikuti ceritanya setiap episode. Aku mohon jangan di lompat. Terima kasih 🙏🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian Ketigapuluhdua
Tiga bulan berlalu...
Sekar kembali mendatangi kediaman mantan mertuanya. Kemunculannya bukan mengemis cinta mantan suaminya melainkan menghadiri undangan pernikahan Lulu. Beberapa hari lalu, kedua mantan iparnya berkunjung ke restoran tempatnya bekerja.
Ya, Sekar sudah 2 bulan ini berada di kota Reno. Dia di sini karena urusan pekerjaan jadi sementara ia terpaksa harus meninggalkan Arya bersama Paman Rahmat dan Bibi Sumi.
Kehadiran Sekar sontak menjadi perhatian para tetangganya Lastri. Mereka berkumpul dan mendekat, mereka mengajak Sekar mengobrol apalagi telah lama tidak bertemu.
Sambil menikmati makanan yang disajikan pemilik acara, Sekar ditemani Maya berbicara dengan beberapa tetangga lamanya.
Hampir 2 jam berada di sana, Sekar dan Maya berpamitan kepada Lastri dan Lala serta kedua pengantin. Tak lupa Lastri memberikan 2 bungkusan makanan.
"Mantan mertuamu kenapa jadi baik begitu, ya?" tanya Maya heran ketika kendaraan motor yang dibawanya melaju.
"Entahlah. Mungkin karena aku pernah menolong anaknya," jawab Sekar menebak.
"Syukurlah kalau begitu. Tandanya dia tahu berterima kasih," kata Lastri.
"Ya, sejak kejadian itu si Reno pun mau mengirimkan uang buat Arya," ucap Sekar yang duduk dibelakang.
"Baguslah. Tapi, kamu enggak ada niatan balikan dengannya, 'kan?" tanya Maya menggoda temannya itu.
"Ya, tidaklah. Ogah, aku balikan lagi dengannya. Lebih baik aku cari laki-laki lain atau memilih menjanda seumur hidup!" jawab Sekar tegas tetapi tetap diiringi tawa kecil.
"Memang seharusnya begitu, aku dukung keputusanmu!" kata Maya.
Selepas dari kondangan, Sekar yang telah tiba di kos-kosannya sejam lalu berangkat ke restoran dengan berjalan kaki. Sesampainya di sana, tamu tampak ramai. Sekar pun membantu karyawannya menyajikan makanan dan minuman di meja.
"Sekar!"
Mendengar namanya dipanggil, Sekar lantas menoleh dan menatap heran sosok yang ada dihadapannya. "Kamu?"
Pria itu tersenyum dan bertanya, "Apa kabar?"
"Aku baik," jawab Sekar. "Kamu benar Ryan?" ia balik bertanya.
"Ya," jawab Ryan.
"Aku sempat tidak mengenalmu," kata Sekar.
Ryan hanya tersenyum.
"Nanti kita mengobrol lagi. Aku masih sibuk dan harus membantu mereka," kata Sekar lagi.
"Ya, silahkan. Maaf, mengganggu waktumu!" ucap Ryan.
Sekar kemudian melanjutkan pekerjaannya. Sementara Ryan duduk bergabung dengan teman-temannya.
Ryan dan temannya telah selesai menikmati santapannya. Beberapa diantara mereka juga sudah pulang.
"Kamu enggak pulang?" tanya salah satu teman wanita Ryan.
"Kalian duluan saja, aku mau menunggu seseorang!" jawab Ryan.
"Baiklah, kami duluan!" pamit teman-temannya.
Ryan lalu menunggu meja teras restoran, ia memesan sebotol air mineral. Karena melihat Ryan belum pulang, Sekar yang memiliki waktu senggang lantas menghampirinya.
"Maaf, menunggu. Aku pikir kamu sudah pulang!" kata Sekar menarik kursi dan duduk dihadapan Ryan.
"Aku lagi santai, makanya bebas," ucap Ryan.
"Aku sempat tak mengenalmu, apalagi kamu memakai jas seperti ini. Biasanya cuma pakai kaos atau kemeja lengan pendek!" kata Sekar.
"Memangnya aku terlihat berbeda, ya?" tanya Ryan.
"Ya, sangat berbeda. Memangnya kamu kerja di mana?" tanya Sekar balik.
"Aku bekerja di perusahaan orang tuanya temanku," jawab Ryan.
"Oh, ya, baguslah kalau begitu," kata Sekar.
"Setelah selesai wisuda aku langsung bekerja di sana!" ujar Ryan.
"Alhamdulillah kalau cepat dapat pekerjaan dan enggak perlu repot harus mencari pekerjaan ke sana kemari," kata Sekar lagi.
Obrolan keduanya pun cukup lama dan Ryan juga menyempatkan diri menunggu Sekar pulang bekerja.
Ryan lalu mengantarkan Sekar pulang ke kos-kosan meskipun Sekar sempat menolaknya karena tempat tinggalnya tak terlalu jauh.
"Minggu depan aku sudah tidak di sini lagi. Pekerjaan aku telah selesai dan harus balik ke kotaku!" kata Sekar sebelum keluar dari mobil yang dikendarai Ryan.
"Boleh aku minta nomor telepon kamu!" pinta Ryan.
Sekar lalu memberikan nomor teleponnya dan keduanya pun berpisah di depan kos-kosan. Baru saja sampai di kamarnya, ponselnya tertera nama Reno. Ia pun bergegas mengangkat dan menjawabnya, "Halo!"
"Apa kamu sudah sampai di rumah?"
"Iya. Ada apa?"
"Aku tadi sempat lewat restoran, kamu sedang mengobrol dengan seseorang. Siapa dia?"
Sekar tak segera menjawab, dia mengernyitkan dahinya mengenai pertanyaan mantan suaminya.
"Halo, Sekar. Apa kamu mendengar aku?"
"Kenapa kamu bisa lewat depan restoran? Memangnya kamu mau ke mana? Bukankah di rumahmu sedang ada acara?" cecar Sekar.
"Aku tadi mengantarkan temanku pulang, kebetulan melewati restoran tempatmu bekerja."
"Oh," ucap Sekar singkat.
"Siapa pria itu, Sekar?"
"Ryan."
"Jadi, dia benar-benar mengejarmu setelah lepas dariku?"
"Maksudnya apa?" Sekar tak mengerti.
"Sudah lupakan saja. Aku cuma minta kepadamu buat berhati-hati karena dia tak sebaik yang kamu pikirkan!" Reno lalu mengakhiri panggilannya.
Sekar menarik ponsel dari telinganya dan menatapnya, "Dia kenapa, 'sih? Aneh!"
mergo sekar sih kesusu nrimo ibuk e. sak iki ibuk e gk seneng kr Ryan. trus piye keputusanmu milih Ryan po milih ibuk mu.
kayak si jule ntar kl anak dah besar br nyari dng Kata kunci Ibu Menyesal. alah Preet lah..