NovelToon NovelToon
Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: ZhoRaX

Mati tertabrak truk? Klise.
Tapi bangun di dunia penuh sihir, monster, dan wanita cantik berbahaya?
Shen Hao tidak menyangka, nasib sialnya baru dimulai.

Sebagai pria modern yang tengil dan sarkastik, ia terjebak di dunia fantasi tanpa tahu cara bertahan hidup. Tapi setelah menyelamatkan seorang gadis misterius, hidupnya berubah total—karena gadis itu ternyata adik dari Heavenly Demon, wanita paling ditakuti sekaligus pemimpin sekte iblis surgawi!

Dan lebih gila lagi, dalam sebuah turnamen besar, Heavenly Demon itu menatapnya dan berkata di depan semua orang:
“Kau… akan menjadi orang di sisiku.”

Kini Shen Hao, pria biasa yang bahkan belum bisa mengontrol Qi, harus menjalani hidup sebagai suami dari wanita paling kuat, dingin, tapi diam-diam genit dan berbahaya.
Antara cinta, kekacauan, dan tawa konyol—kisah absurd sang suami Heavenly Demon pun dimulai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZhoRaX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH 23

Suasana di Hall of Crimson Flame pagi itu terasa... tegang.

Bukan karena serangan musuh atau masalah sekte lain, tapi karena kabar yang baru saja datang dari murid-murid penjaga.

“Ketua Sekte membawa pria itu… ke Lembah Qi Murni?”

Suara Huo Lian yang biasanya penuh wibawa kini terdengar nyaris seperti teriakan.

Para Penatua lain yang duduk di sekitar meja batu saling menatap — wajah mereka memucat, sebagian tak percaya, sebagian lagi sudah menekan dahi dengan frustasi.

Hu Yue, sang rubah berekor lima, bersandar dengan senyum kecil tapi matanya menyipit tajam.

“Menarik sekali... Tempat itu bahkan aku belum diizinkan masuk sendirian. Tapi pria itu? Ia baru tinggal di sini tiga hari.”

Shen Qiyue, dengan lengan bersilang dan tatapan petirnya yang serius, mengembuskan napas berat.

“Ini berlebihan. Lembah Qi Murni adalah lokasi pribadi Ketua — bahkan kami hanya menunggu di luar batas spiritualnya. Bagaimana bisa seorang pria asing... Foundation Establishment pula... diizinkan masuk begitu saja?”

Mei Ling’er, yang duduk paling tenang di sisi kanan, mencoba menenangkan situasi dengan suara lembutnya.

“Kakakku tidak akan sembarangan. Mungkin dia hanya ingin mengawasi proses kultivasi Shen Hao secara langsung. Lagipula, tempat itu memang paling cocok untuk memulihkan aliran Qi yang stagnan.”

Huo Lian menghela napas, lalu menatap adik Mei Xian’er itu dengan sorot hangat namun khawatir.

“Ling’er, kau terlalu lembut. Dunia ini tidak sesuci yang kau kira. Kita bahkan belum tahu asal-usul pria itu. Jika ia menyembunyikan sesuatu—”

“Dia tidak menyembunyikan apa pun.”

Suara Bai Zhenya, datar dan tenang seperti bayangan malam, memotong kalimat itu.

“Aku telah memeriksa sisa energinya. Tidak ada tanda kekuatan iblis, roh, atau kontrak tersembunyi. Tubuhnya... aneh, tapi murni.”

Hu Yue tertawa pelan.

“Murni, katanya. Kalau begitu, mungkin itu yang membuat Ketua kita tertarik?”

“Hu Yue!” seru Shen Qiyue dengan nada tajam.

“Apa? Aku hanya bicara jujur. Bukankah kalian juga merasa aneh? Ketua kita yang dingin seperti gunung salju tiba-tiba tersenyum, bahkan berdiri dari singgasananya hanya karena satu pria?”

Keheningan sejenak memenuhi ruangan.

Mereka semua tahu — apa yang dikatakan Hu Yue memang benar, meski terdengar sinis.

Bahkan Lan Xiuying, yang biasanya paling tenang dan rasional, menatap ke arah langit-langit ruangan dengan pandangan jauh.

“Kita tidak bisa mengintervensi keputusan Ketua. Tapi... aku akan menempatkan formasi pengawasan jarak jauh. Jika ada tanda bahaya, kita harus siap bergerak.”

Huo Lian menunduk sejenak, lalu mengangguk.

“Baik. Tapi aku tetap tidak tenang. Entah mengapa, firasatku buruk.”

“Atau,” sela Hu Yue sambil menyeringai, “firasatmu justru benar — tapi bukan karena bahaya untuk Ketua kita... melainkan untuk pria itu. Bayangkan jika ia tidak tahan digoda oleh Ketua.”

“HU YUE!” teriak hampir semua Penatua bersamaan.

Mei Ling’er hanya menutupi wajahnya sambil tersenyum lembut.

“Hu Yue... tolong jaga bicaramu, ini bukan saatnya bercanda.”

Hu Yue mengangkat bahu, ekornya bergoyang malas.

“Baiklah, baiklah. Tapi percayalah, jika ada satu orang di dunia ini yang bisa membuat Ketua kita kehilangan ketenangan, aku yakin itu hanya Shen Hao. Dan aku... sangat ingin melihat akhirnya.”

Keheningan kembali turun — tapi kali ini dengan nada berbeda.

Bukan sekadar khawatir, melainkan... rasa ingin tahu yang tidak bisa mereka sembunyikan.

 

Lembah Qi Murni berada di balik pegunungan merah muda, tersembunyi di antara kabut spiritual yang berkilauan seperti kristal.

Cahaya lembut turun dari langit biru pucat, memantul di permukaan danau yang memantulkan langit. Udara di sana penuh dengan aliran Qi murni yang begitu padat hingga terlihat seperti kabut putih keperakan yang menari di udara.

Mei Xian’er berdiri di sisi tebing batu, jubah hitamnya yang disulam dengan benang perak bergoyang lembut ditiup angin.

Di hadapannya, Shen Hao duduk bersila di atas batu datar, mata terpejam, napasnya stabil. Aura spiritual perlahan mengalir di sekelilingnya — awalnya lembut, lalu berubah menjadi pusaran Qi yang tidak stabil.

“Menarik...” gumam Mei Xian’er lirih, matanya memancarkan cahaya crimson.

Ia mencoba merasakan ritme kultivasi Shen Hao... namun seketika alisnya berkerut.

Aliran Qi di tubuh Shen Hao tidak seperti para kultivator biasa.

Qi yang ia serap bukan hanya dari alam sekitar, melainkan seolah menolak sistem dunia ini sendiri.

Qi itu seperti hidup — berputar, mengalir, lalu... menolak untuk terserap secara sempurna, bahkan memantul kembali ke tubuhnya dengan kekuatan guncangan yang tak wajar.

“Qi yang menolak dunia... bahkan aku belum pernah melihat fenomena ini.”

Suara Mei Xian’er terdengar nyaris seperti bisikan angin.

Namun sebelum ia sempat meneliti lebih jauh — tubuh Shen Hao bergetar hebat.

Udara di sekitarnya berdesir, dan dalam sekejap — brukk!

Setetes darah mengalir dari sudut bibirnya, lalu disusul semburan kuat dari mulutnya.

Tubuhnya terhuyung, nyaris terjatuh, wajahnya memucat hebat.

Mei Xian’er langsung melangkah maju. Gerakannya secepat bayangan, namun matanya tetap tenang — hanya sedikit kegelisahan samar yang muncul di dalam sorot crimson-nya.

“Kau...”

Suaranya lembut, nyaris bergetar oleh nada khawatir yang halus.

“Apakah kau baik-baik saja?”

Shen Hao mengangkat tangan gemetarnya, melambaikannya pelan tanpa membuka mata.

“Aku sudah... terbiasa.”

Ia tersenyum tipis meski darah masih mengalir di sudut bibirnya.

“Setiap kali aku berkultivasi... selalu seperti ini. Guruku bilang... meski gagal, aku tak boleh menyerah. Karena... kegagalan adalah keberhasilanku.”

Ia terbatuk kecil lagi, darah menetes di jubahnya, namun matanya justru menatap jauh ke langit — seolah tengah menertawakan nasibnya sendiri.

Kata-kata itu menghentikan langkah Mei Xian’er.

Untuk sesaat, lembah yang penuh aliran Qi itu menjadi sunyi... bahkan angin pun berhenti berdesir.

Kalimat sederhana itu menembus kedalaman pikirannya —

seolah menggaung kembali ke masa ratusan tahun silam.

“Xian’er, meski gagal, jangan berhenti.

Karena setiap kegagalanmu adalah jalan menuju keberhasilanmu.

Suatu hari kau akan mengerti maknanya.”

Suara gurunya — yang telah lama tiada — menggema jelas dalam benaknya.

Tubuh Mei Xian’er perlahan menegang, lalu melembut.

Ia menatap Shen Hao yang kini berusaha duduk kembali dengan wajah penuh tekad meski masih pucat.

Untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama,

Heavenly Demon yang terkenal dingin dan tak berperasaan itu merasa...

terenyuh.

Ia berjongkok perlahan di hadapan Shen Hao, membiarkan jubah hitamnya menyentuh batu lembah yang lembab.

“Gurumu... orang yang bijak.” katanya pelan.

“Dan tampaknya, ajaran itu sudah tertanam dalam dirimu lebih kuat dari yang kau sadari.”

Shen Hao membuka satu matanya, masih tersenyum lemah.

“Ya... walaupun aku tidak tahu apakah ‘berhasil’ yang ia maksud adalah seperti ini.”

Mei Xian’er menatapnya beberapa detik — lalu tanpa sadar, sudut bibirnya melengkung.

Senyum kecil, lembut, tapi jujur.

Ia kemudian berdiri, dan dengan gerakan tangannya, segel spiritual terbentuk di udara.

Lingkaran cahaya merah lembut melingkupi Shen Hao, menenangkan pusaran Qi di dalam tubuhnya.

“Istirahatlah dulu. Jika kau terus memaksa tubuhmu dalam keadaan ini, bahkan tekadmu tak akan cukup untuk menyelamatkanmu.”

Shen Hao menunduk sedikit.

“Baik... kalau perintah dari Ketua Sekte yang cantik, mana bisa aku menolak.”

Nada santainya membuat Mei Xian’er menatapnya sejenak —

dan kali ini, ia benar-benar menahan tawa.

“Mulutmu berbahaya sekali...” gumamnya dengan nada menggoda, lalu berbalik sambil menatap lembah yang bersinar lembut di bawah cahaya senja.

“Tapi... aku menyukainya.”

1
mu bai
sebaiknya menggunakan bahasa indo formal lebih cocok thor
ZhoRaX: ok.. nanti diubah
👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!