NovelToon NovelToon
Farland Isekai

Farland Isekai

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Dunia Lain / Fantasi Isekai / Harem / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: A Giraldin

Seorang pria bernama Boby Goloberg berusia 25 tahun, mati mengenaskan ditabrak oleh Truck-kun.

Bagaimana nasibnya selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13.9 V2: Newspaper

Suasana yang sudah kembali seperti semula ini membuat Boby bisa tersenyum tipis. “Di dunia lain tak seburuk itu ternyata. Melihat orang-orang ini bahagia, membuat hatiku sangat tenang.”

Kata-kata Boby membuat suara bahagia keluar dari mulut Trash-kun yang langsung berkata, “Boby-sama orang baik. Lalu... hari ini anda dan dewi Misaki mau tidur di mana?”

“Di kafe ini saja. memangnya kenapa?”

Sebelum dijawab Trash-kun, Ben tiba-tiba ada di depannya. “Biaya menginap satu malam adalah 20.000 yen untuk dua orang. Apakah anda mau menginap di sini bersama Misaki-sama atau tidak?”

Biaya yang sangat besar membuat ekspresi wajahnya menjadi datar pucat. “A-aku tidur di luar saja bersama Misaki-sama, hahaha.”

Eskpresi Ben pun menjadi datar disertai kedua matanya menjadi merah mengerikan. “Apa yang kau bilang tadi?”

“Maksudku, bisakah tak usah bayar untuk Misaki menginap di sini! A-aku akan tidur di luar.”

Ekspresinya kembali bahagia. “Tentu saja. Tapi, kalau mau gratis anda harus kerja dulu lho, Boby Goloberg!” tatapnya dengan aura agak menyeramkan.

“Ke-kerja!”

Setelah semua orang pergi, hanya tersisa Trash-kun, Ben, Boby, dan Misaki saja di dalam cafe ini.

Misaki tertidur pulas di atas meja kayu lantai dua. Mereka semua pesta lama sekali sampai malam hari tiba.

Lalu, Trash-kun kembali ke alamnya, Ben dan Boby sedang berada di dapur para koki. Ruangan persegi ini terlihat luas. Lantai dari keramik putih, atap beton abu-abu dan hiasan dinding aurora membuat tempat ini cukup indah.

Tempat memasak terlihat normal dan tidak berantakan, namun itu berbanding terbalik dengan ruangan cuci piring yang ada di belakang tempat masak.

“Tugasmu adalah mencuci semua piring kotor ini. setelah selesai silakan tidur di luar dan Misaki-sama tak perlu membayarnya, jadi tenang saja. aku pulang dulu ya, bye! Sampai jumpa lagi besok, Boby Goloberg.”

Ben pergi begitu saja meninggalkan Boby yang harus kerja sendirian di dapur yang cukup luas ini. walau hanya cuci piring, tapi jumlahnya ada banyak sekali. wastafel saja sampai tak kuat menampungnya.

Jadinya, beberapanya ada di atas lantai. “Aaaa...” wajahnya memutih hebat. “Dewi Misaki beban. Eeehh...”

Badannya langsung gemetar kencang. “Ma-maksudku, Misaki-sama, Banzaii! Hahaha. Eeemm... o-oke, wa-waktunya mencuci piring dan tidur di luar setelahnya, yippie, semangatt!”

Boby mencuci piring satu persatu sampai bersih dan kinclong. Tak ada sedikitpun kotoran yang tersisa di piring. Kemampuannya dalam hal ini ternyata tidak bisa dianggap remeh.

“Huhh...” embusan napas pelan. “Akhirnya selesai juga. Waktunya tidur.”

Dirinya langsung berjalan keluar dari dapur lantai dua ini. Meja tempat dewi Misaki tidur ada di awal pintu masuk ke dapur sebelah kanan.

Boby mendatanginya dan langsung tersenyum tipis. “Ekspresinya bahagia sekali.”

Ia membalikkan badan. “Kalau dia merasakannya, maka aku juga.” Setelah berkata seperti itu, Boby memutuskan untuk pergi ke luar dan tidur di atas rerumputan bagian depan sebelah kanan cafe.

Begitu sampai di sana, ia langsung saja berkata, “Waktunya tidur.” Singkat, padat, dan jatuh terbaring dengan sangat sempurna.

Akhirnya, Boby pun tidur setelah bekerja hampir semalaman penuh. Lalu, beberapa jam pun berlalu. Mungkin sudah sekitar 8 jam lamanya.

“Eeemm...” ia mulai membuka kedua matanya perlahan. “Sinar matahari, awan, langit... sudah pagi ternyata.”

Boby langsung beranjak dari tidurnya. Ia berdiri tegak dan langsung menggerakkan sendi-sendi ototnya yang agak kesakitan.

“Eeepp... aaahhh...” suara yang membuktikan dirinya merasa nikmat karena kondisi tubuhnya tak seburuk sebelumnya.

Itu adalah kabar yang bagus. “Huhh...” embusan napas kecil. “Sekarang, waktunya membangunkan Misaki.”

Saat berada di depan pintu masuk, Boby baru saja membuka pintu, Misaki sudah berada di depannya.

Misaki saat melihat Boby, wajahnya jadi cemberut marah. “Kenapa awal pagiku harus bertemu kau, jelek?” tanyanya menghinanya.

Ia tersenyum lebar walau jelas marah. “Hahaha. Entahlah, aku sendiri tidak tahu. Terus... bisa tidak berhenti menghinaku!” mohonnya dengan tatapan wajah serius.

Mata membelalak marah pun langsung dikeluarkan olehnya. Aura jahat keluar begitu saja dan itu membuat Boby gemetar ketakutan. “A-aku hanya be-bercanda, ahaha. Eettooo... a-ayo lanjutkan perjalanan!”

Misaki pun langsung tersenyum lebar. “Oke, ayo. Tapi sebelum itu, kita harus ke...”

“Ke?”

Ke mana? Tentu saja...

“Rumah Ben-ossan tentunya. Sudah lama aku tak melihat Mirai-chan, jadi aku berkunjung sebentar dulu ke sini agar bisa ketemu lagi sama dia.”

Wajah Boby pun langsung menjadi datar maksimal. “Ohh, oke. Terserah kau saja. Aku menunggu di luar dan kalau sudah selesai langsung keluar lagi ya!”

“Oke.”

10 menit kemudian.

“Mirai-chan, Onechan pergi dulu ya!” serunya.

Mirai terlihat memiliki rambut ungu pendek, tinggi badannya sekitar 160 cm, sedangkan Misaki 170, lalu matanya biru tua, kulitnya putih. Ia memakai gaun merah. Umurnya sekitar 15 tahunan.

“Hati-hati di jalan Onechan! Sering-sering datang ke sini lagi ya!”

Senyuman manisnya membuat Misaki tersenyum lebar sambil menutup kedua matanya. “Tentu saja. Selamat tinggal dan sampai ketemu lagi nanti, bye, bye!”

“Byee!”

Setelah saling mengucapkan selamat tinggal, pintu ditutup kembali dan Misaki sekarang fokus melihat ke arah Boby berdiri. “Pura-pura tidak melihatnya oke!” tatapnya marah.

“O-oke.”

Karena sikap Misaki agak aneh, dirinya jadi malu-malu. Tampang wajahnya itu tak ingin diingat oleh Boby, jadinya dia menyuruhnya untuk pura-pura tidak melihatnya.

Setelah itu, mereka berdua sekarang fokus ke tujuan utama lagi. Tujuan Misaki, yakni menuju Golophicus.

Ada banyak sekali rintangan yang harus mereka berdua lewati. Di sini, Trash-kun tak ada karena lagi pengen di dunianya atau dengan alasan Boby tak memanggilnya serta... agak malas juga bisa.

Lalu, beralih dari itu semua, sekarang Boby dan Misaki tak sengaja melihat makhluk mirip banteng ada di depan mereka berdua. Jarak masing-masing kurang lebih sekitar 100 meter.

“Eeemm... apa yang harus kita lakukan, Misaki?” tanyanya.

“Tambah ‘san’ Boby jelek! Lalu... aku tak tahu. Tunggu saja sampai Mammot pergi dari sini.”

“Oke, aku mengerti Misaki-san.”

Setelah menunggu, Mammot tak sengaja melihat ke arah mereka berdua. “Grrr!” giginya gemertak kencang. “RAAAWWW!!!” teriaknya keras.

Hal itu membuat mereka berdua teriak: “AAAHHH... LA-LARIII!!!” keduanya membalikkan badan dan langsung berlari memutar ke depan agar terus maju menuju tempat tujuan.

Mammot langsung mengejar keduanya sambil terbang santai di atas kepala mereka.

“Waa! Dia di atas kita, Boby jel__” Boby sudah ada di depannya dan lari kencang sekali.

“Dasar pengkhianat!”

Tiba-tiba...

“Grawwwrr!” teriak Mammot lagi. Kali ini, posisinya agak pendek dan terlihat seperti mau mencabik-cabik Misaki.

Melihat hal itu, kedua mata Misaki menjadi ketakutan. Ia pun langsung teriak sambil mengangkat kedua tangannya, yakni: “KYAAA!!! LA-LARIIII!!!”

Misaki tak tahu harus bagaimana lagi mengatasi Mammot langsung memilih untuk menghindarinya saja.

Kejar-kejaran pun terus dimulai hingga akhirnya semak-semak besar membantu keduanya.

“Grrr... hkk...” Mammot pun membalikkan badan dan pergi begitu saja meninggalkan keduanya.

Boby dan Misaki di dalam hati serentak berkata : “Terimakasih banyak semak-semak lebat.”

Setelah itu, mereka berdua pun lanjut lagi berjalan ke depan. Rintangan demi rintangan dilewati dan akhirnya sampai juga di tempat tujuan utama, yakni Golophicus.

Ada sebuah bangunan tua mirip dungeon. Banyak sekali dedaunan dan kotoran yang mengelilinginya. Selain itu, tempat ini dilingkari oleh hutan-hutan yang sama saja. Bagian tengahnya saja berbeda.

“Apa yang ada di dalam sana, Trash-kun?” tanyanya sambil melirik ke arah kiri serta jari telunjuk kanan menunjuk dungeon.

“Di dalam dungeon tersebut terdapat banyak sekali hal. Salah satunya ke__”

Tiba-tiba, Misaki yang berdiri di sebelah kiri Trash-kun langsung menutup mulutnya. “Mmpphh..” hal itu membuatnya tak bisa bicara.

Boby memiringkan kepalanya ke kiri. “Eemm... di dalam apa?”

Trash-kun yang berusaha mendorong Misaki agar menjauh darinya dan Misaki dalam ekspresi marah karena Trash-kun hampir membocorkan rahasianya kepada Boby yang tak tahu apa-apa membuat mereka berdua saling menjauh.

“Eeegg... aku benci perempuan!” komen Trash-kun.

Boby tersenyum tipis. “Aku juga sama.”

Tatapan mengerikan pun keluar dari kedua mata Misaki. “Apa yang kalian bilang tadi? Bisa katakan sekali lagi!”

Keduanya langsung menundukkan kepala. “Maafkan kami. Tadi hanya bercanda kok, ahaha.”

Misaki pun tersenyum lebar. “Baguslah kalau begitu, ehe.” Kedua tangannya diletakkan di pinggang. Pandangan lucunya pun berubah datar serta melihat ke arah depan. “Dungeon itu bahasa inggris. Kurang lebih Boby jelek bisa menyebutnya ‘penjara bawah tanah’.”

“Penjara bawah tanah? Berarti ada orang yang di kurung di dalam kah!” tebaknya.

Misaki menggeleng-gelengkan kepalanya. “Bukan orang, melainkan harta atau benda pusaka lainnya. Namun... terkadang orang juga ada, tapi sangatlah langka.”

“Begitu ya. Lalu...” ia menelan ludahnya dan tersenyum lebar dengan air liur keluar sedikit dan hilang lagi. “Kalau ada harta, aku bisa dapat banyak uang. Ayo ke dalam sana! Biar aku cepat kaya dan kita bisa tinggal di rumah serta tak lagi di jalan.”

Memikirkan tentang jalan membuat Misaki merinding ketakutan. “Be-benar. Itu sepertinya tujuan mulia. Kalau begitu, biar aku duluan dan Boby jelek ikuti saja dari belakang ya!”

“Oke. Trash-kun ayo!”

“Ayo.”

Boff. Trash-kun menghilang dan akan muncul disaat dia dibutuhkan.

Begitu berada di dalam sini, tembok dan lantai terbuat dari batu kasar berwarna biru tua ke hitam-putihan. Ada banyak sekali gambar dari kapur barus. Seperti yang ada di dunia nyata saja.

Mungkin ada yang cosplay menjadi manusia batu di tempat lumayan modern ini. beralih dari situ, setelah melewati jalan beranak tangga ke bawah terus, akhirnya sampai di tempat utama.

Golophicus Trophy adalah nama tempat ini. itu terpampang jelas di depan mereka berdua. apalagi bagian bawahnya juga memang sebuah piala. Warnanya emas dan isinya cahaya mengkilat.

“Woahhh!” pukau keduanya bersamaan.

Misaki yang menyadarinya langsung berdehem dan seketika mulai bergerak ke depan sana. Saat Boby mau menyusulnya, ia berkata: “Tunggu saja di sana. Lihatlah sekelilingmu! Pasti ada harta yang bisa kau ambil.”

Mendengar perkataannya Boby langsung berkata, “Benar juga. Oke, akan ku cari harta itu.”

Boby pun memutuskan mencari harta, sedangkan Misaki terus berjalan ke depan tempat cahaya mengkilat ada. Itu adalah sebuah tanda bahwa kekuatannya ada di sekitar situ.

“Hehh...” dirinya tersenyum marah. “Sialan! Trash-kun... si penguntit itu mau bilang apa sebenarnya?”

Trash-kun tiba-tiba keluar di samping kirinya dan langsung berbisik, “Kekuatan sang pencuri.”

Misaki pun langsung mengeluarkan auranya. Itu terasa oleh Boby dan membuatnya tak melihat ke arahnya serta fokus mencari harta yang mungkin terselip di celah-celah kecil.

“Sialan kau!” marahnya besar. Ia menatap Trash-kun dengan tatapan mengerikan. Dirinya lanjut berkata, “Siapa pencuri itu, sialan?”

“Panggil aku Trash-kun dan akan ku jawab pertanyaanmu.”

Suara bahagianya membuatnya tersenyum jengkel. “Trash-kun, cepat katakan! Kalau tidak akan ku hancurkan kau sampai tak tersisa sedikitpun!” ancamnya.

Hal itu membuatnya mengeluarkan efek keringat dingin yang hilang dalam sekejap mata. Bukti bahwa Misaki kuat adalah Trash-kun.

1
woe.park
udah kak👍
Kaginobi: Makasih udah mampir kak 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!