NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecewa Karena Cinta

Aldo memesan taksi menuju bengkel tempat mobilnya di servis. Sudah 2 bulan mobil itu disana, selain perbaikan mesin Aldo juga mendeko ulang cat dan mengganti beberapa furniturenya. Mobil antik ini dia beli dengan uang hasil rintisan bisnis pertamanya. Dan nilainya meningkat setelah di rawat dengan maksimal. Ia benar-benar merasakan kepuasan saat pertama kali membelinya .

Sesampainya di bengkel, pemilik bengkel menjelaskan kondisi terbaru dari mobilnya . Dan siap untuk dibawa pulang. Aldo ke kasir untuk melakukan pembayaran. Saat hendak pamit dan membawa mobilnya Aldo ditahan oleh pemilik dan seluruh pegawai untuk berfoto bersama, "Mas Aldo ini sudah seperti artis pamornya, saya ga mau kehilangan kesempatan dong. Boleh kasih testimoni mas? kompensasinya garansi servis kalau ada masalah dalam dua bulan ini," bujuk pemilik. "Bapak bisa aja. Boleh pak senang bisa membantu. Terima kasih pak kompensasinya," ujar Aldo ramah. Bapak pemilik meminta bantuan pegawainya untuk mengambil foto dan video testimoninya.

Setelah 10 menit berlalu, Aldo pamit untuk pulang. Ia mampir ke toko bunga. Membeli buket bunga mawar putih untuk Kinara. Ia berniat memberikan kejutan dan menjemputnya di samping kantor. Pesannya pada Kinara. Ia melirik jam tangannya, 5 menit lagi jam 17.00 pas dengan prediksinya. Ia mengecek handphone tak ada balasan dari Kinara. 15 menit berlalu Kinara tak kunjung keluar dari kantor. Aldo makin cemas, 'Apa dia benar-benar marah denganku?' batinnya. balas Kinara. pesan Aldo lagi. balas Kirana. Aldo menghela nafas, lalu menyalakan mobilnya dan pergi meninggalkan kantor Kinara dengan kecewa.

"Tega sekali kamu Kin, dia pasti mau membujukmu." Ayu sedih membaca pesan yang dikirim Kinara. "Aku belum siap menanggapi permainannya, aku masih Marah." Kinara yang sebenarnya duduk lama di lobi mengharapkan Aldo segera pulang. "Kalau begitu kamu akan kemana?" Kinara membuka handphonenya. "Halo Sheila, kamu ada di apartemen?" sapanya. "Halo, ya Kin aku di apartemen, ada apa?" Tak biasanya Kinara duluan yang menghubunginya. "Apa pacarmu sedang disana?" tanya Kinara lagi. "Dia belum datang, mungkin malam ini tidak ke sini." Kinara bernafas lega, "Boleh kah aku mampir?" Sheila nampak senang, "Tentu saja, datanglah kemari" Kinara bersyukur ada tempat yang bisa menampungnya sementara. "Baiklah aku kesana, bye". Kinara menutup telponnya, "Aku kerumah Sheila dulu." Kinara dan Ayu lalu berpisah. Ayu sendiri masih menunggu pacarnya menjemput. Arya menghampiri ayu sambil mengendap. "Kak Ayu" panggilnya sambil berbisik. Ayu menoleh ke belakang mencari sumber suara . Arya menghampiri Ayu "Aku punya kartu as kak Kinara. Kamu mau lihat?" Ayu menunjukan ekspresi penasaran. Arya menunjukkan video rekamannya di basement tadi siang. Adegan ciuman Aldo yang diceritakan Kinara tadi benar-benar membuat kaki Ayu terasa lemas. "Gila..ini tandanya dia bener-bener suka.. awas jangan sampai tersebar," ancam ayu sambil berbisik. Arya mengacungkan jempolnya sambil mengangguk. Kamelia mendengar percakapan mereka, dan terbesit ide untuk membuat Kinara menyesal sudah mendekati Aldo.

"Tingtong" Suara bel pintu apartemen Sheila berbunyi. Sheila menghampiri pintu dan membukanya. "Taraaa.." Kinara datang dengan sekotak ayam goreng dan 5 gelas bir kalengan. Sheila kaget, tidak biasanya Kinara minum. Dulu dia paling anti dengan alkohol. "Heh kenapa tiba-tiba bawa alkohol?" tanya Sheila sambil mengambil plastik berisi minuman. "Aku ingin mencobanya" Kinara masuk dengan santai. "Apa kamu ada masalah?" Mereka duduk di sofa ruang tengah. "Entah ini masalah atau bukan, aku hanya mau menghindar dulu." Kinara meletakkan kotak ayam diatas meja. Lalu menghempaskan tubuhnya diatas sofa Sheila.

"Apa ini soal Aldo?" Kinara mengangguk lesu. "Kenapa? coba ceritakan" Sheila membuka sekaleng minuman untuk Kinara. Kinara melirik minuman itu, ia tak pernah meminumnya sama sekali tapi hari ini benar-benar dia ingin mencobanya. Kinara menatap Sheila, "Menurut mu apa aku pantas dicintai oleh orang seperti Aldo?" Sheila merubah posisi duduknya, ia semakin antusias mendengarkan. "Apa dia menembakmu?" Kinara mulai meminum seteguk. Ekspresi nya berubah sangat jelek, sampai Sheila tertawa melihatnya. Ia meletakkan kembali minuman itu ke atas meja. "Dia beberapa kali mengatakan sesuatu yang aku tidak bisa mengerti. Awalnya dia memintaku untuk berpura-pura jadi tunangannya, lalu tiba-tiba minta aku menjadi pacar bohongan supaya bisa mengelak dari tawaran kencan buta yang ditawarkan Tante dan mamanya. Terus aku dijadikan alat balas dendam dengan cinta pertamanya. Tapi tiba-tiba dia menyatakan perasaan dan mencium ku. Apa itu wajar?"

Sheila merangkul Kinara. "Apa kamu merasa dipermainkan?" Kinara mengangguk, "Aku berpikir selama ini aku cuma alat untuk ia gunakan saat ia butuh.aku tidak pernah melihat dia bersikap tulus padaku seperti halnya seorang laki-laki menyukai perempuan." Kinara menghela nafas. "Aku bingung harus merespon apa, atau sebaiknya aku tolak saja? Tapi kenapa hatiku merasa berat?" Sheila duduk menatap Kinara. "Apa kamu tahu soal dia dengan cinta pertamanya?" Kinara mengangguk, "Dia pernah cerita kalau dia ditinggalkan begitu saja sama cinta pertamanya. Kamelia Wijaya, kamu tahu kan?" kening Sheila berkernyit "Aku baru dengar namanya, Bastian tidak pernah menceritakan soal itu."

Kinara minum lagi seteguk, lalu mengambil ayam dalam kotak. Ia berusaha makan meski tidak terbiasa makan ayam dengan alkohol. "Kamelia Wijaya itu dulu sahabatnya, karena mereka sangat dekat akhirnya mereka berpacaran. Setelah itu ia tahu Kamelia mengkhianatinya dan memilih laki-laki lain yang lebih mapan. Aldo kecewa sampai dia menjauh dari semua perempuan. Kamelia Wijaya itu wakil pimpinan dikantor ku, dia melihat kami saat Aldo mengantarku ke kantor. Mereka bertengkar, aku berusaha menjauh tapi ditahan Aldo. Dan dia sengaja menciumku dihadapan Kamelia untuk membuat perempuan itu marah dan supaya tidak menghubunginya lagi. Tapi anehnya setelah dia melepasku, aku tidak menamparnya hanya pergi begitu saja."

Sheila terdiam nampak berpikir, "Sepertinya kamu juga menyukainya tapi kamu tidak terima karena ditembak tidak seperti sebagaimana seorang perempuan yang tulus dicintai, tapi karena situasimu yang selalu terjebak dalam cerita kehidupannya. Kamu seolah disukai karena kebetulan. Bukan karena benar-benar ia menyukaimu sejak awal. Apakah begitu?" Sheila tak mendengar respon Kinara sama sekali. Kinara sudah tak sadarkan diri diatas sofa karena mabuk. Sheila terkejut, ia menggoyang kaleng minuman Kinara. "Ini masih penuh tapi kamu sudah mabuk" gumamnya sambil tertawa.

Sheila mengambil handphone dan menghubungi Bastian. "Halo sayang, bisa kah kamu membantu ku menelpon Aldo. Minta dia menjemput Kinara di apartemen. Dia mabuk." Bastian terkejut mendengarnya, "Kenapa dia sampai mabuk?" Sheila menghela nafas, "Tanya sendiri sama sahabatmu, ini gara-gara dia," ujar Sheila. "Baiklah aku dalam perjalanan ke apartemen. Sebentar aku telpon Aldo untuk menjemputnya. " Bastian mematikan telponnya. Beralih menelpon Aldo. "Halo" sapanya "Ya Bas, ada apa?" Bastian tertawa menggoda "Apa yang kamu lakukan pada Kinara? Dia mabuk di apartemen Sheila" Aldo terkejut "Dia mabuk? Dia bilang lembur dikantor," elak Aldo. " Barusan Sheila memintaku mengabarimu. Aku kirimkan alamat apartemen nya, sebaiknya kamu jemput dia. Aku sebentar lagi sampai disana." Bastian menutup telponnya. Aldo masih tidak percaya Kinara bisa minum alkohol dan mabuk. 'Apa ini karena aku?' batin Aldo. Aldo mengambil kunci mobilnya dan bergegas keluar .

30 menit kemudian, mobil Aldo sampai di apartemen Sheila. Ia menaiki lift menuju kamar yang dikirim Bastian melalui pesan. "Tingtong," suara bel berbunyi. Bastian menghampiri pintu dan membukanya. Wajahnya menahan tawa, melihat Aldo yang cukup khawatir. "Masuklah." Aldo masuk melihat Kinara tergeletak diatas sofa dengan pakaian kerja yang masih lengkap. " Apa dia cerita sesuatu?" tanya Aldo pada Sheila. "Dia insecure dengan dirinya sendiri. Dia memang selalu seperti itu, pernyataan cintamu membuat dia tambah bingung. Dia tidak merasa layak kamu cintai, dia ragu pernyataan cintamu itu tulus atau hanya karena kebetulan dia selalu membantumu menangani masalah hubunganmu."

Sheila menghela nafas, " Sebenarnya dia juga menyukaimu tapi dia merasa pernyataan cintamu itu seperti mengejeknya. Dia menghindari mu karena dia bingung harus bagaimana menghadapi mu. Dia sebenarnya ga bisa minum alkohol, ini pertama kalinya. Kamu pegang kaleng minumannya. Dia baru minum 2 teguk sudah semabuk ini. Kinara ini perempuan polos. Dia tidak pernah punya hubungan, jadi dia tidak punya pembanding dan hanya mengikuti kata hatinya. Kalau kamu tulus mencintai dia. Perlakukan dia selayaknya kamu mencintai perempuan secara normal. " Aldo merasa tersindir pada Sheila. Perkataannya memang benar, mana ada perempuan yang merasa dicintai dengan tulus karena selalu dijadikan alat. Ia merasa bias dengan pengertian cinta itu sendiri.

"Baiklah aku ingat kata-kata mu. Terima kasih sudah mendengarkannya." Sheila mengangguk. Ia bangkit mengambil sepatu dan tas kerja Kinara dan memberikannya pada Bastian. "Ayo aku temani kamu ke parkiran," ajak Bastian. Aldo menghampiri Kinara dan menggendongnya. "Aku pamit ya," ujar Aldo pada Sheila. "Kasih dia waktu ya, jangan buru-buru minta dia menjawabnya." Aldo mengangguk mengerti. Mereka menuju lift. "Aku pikir kamu sudah tak punya keinginan lagi dengan perempuan. Ternyata kamu malah memilih yang polos. Apa Kamelia masih menghubungimu?" Aldo mengangguk. "Jadi kamu memang menjadikan Kinara alat untuk balas dendam pada Kamelia?" tanya Bastian tak percaya.

Aldo menghela nafas, "Sebenarnya itu tidak ku rencanakan. Ide itu muncul begitu saja dikepalaku. Aku tak menyangka Kinara merasa tersinggung dengan caraku itu," jawab Aldo dengan wajah bersalah menatap Kinara yang terpejam di pelukannya. "Bagaimana kamu membawanya dengan motor?" tanya Bastian. "Mobilku sudah selesai sore tadi, aku membawanya." Bastian mengangguk. Perlahan Aldo meletakkan Kinara dikursi samping kursi pengemudi. Ia pasangkan sabuk pengaman dan mengambil tas dan sepatu Kinara dari Bastian." Terima kasih ya bro, maaf membuat kalian terganggu." Bastian menyalami Aldo, " Tak perlu sungkan, aku justru senang kamu sudah membuka hati meskipun belum sepenuhnya berhasil. Kinara berbeda dari Sheila, aku tak banyak bisa membantumu. Yang penting usahakan untuk menyentuh hati nya." Aldo mengangguk lalu masuk ke mobilnya.

Diperjalanan ia menatap Kinara yang tertidur lelap. Rambut ikalnya menutup seluruh wajah. Aldo menyisihkan rambut Kinara hingga wajahnya terlihat. "Maafkan aku Kinara, ternyata aku tidak mengerti apa yang kamu rasakan selama ini," gumam Aldo sambil menarik nafas dalam.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!