NovelToon NovelToon
TERJERAT CINTA DUDA

TERJERAT CINTA DUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Alana Shaabira Dewantara harus menelan pil pahit tak kala Calvin lebih memilih di jodohkan dengan pilihan orang tuanya daripada bersama Alana.
Ditengah kegalauan Alana, masa lalunya muncul kembali. Teman semasa kecilnya yang dulu Alana cintai sebelum Calvin.
"LEPASIN KAK!" Alana terus menghindari pria masa lalunya itu.

Tangan kokoh seseorang menarik tangan Alana "Jangan sentuh milikku! Alana tunanganku!" Ucap Erlando Agathias dengan gentle.

Seketika itu hati Alana berdesir dia menatap lekat Erlando dan berlindung dibelakangnya. "Tenang ada aku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencarian Alana

"Kita kehilangan mereka, Mil." Ucap Ray yang sangat panik. Matanya masih mencari kemana perginya Jessica dan Alana.

"Sepertinya Jessica sengaja membawa non Alana pergi jauh. Aku hubungi bos Erlan dulu." Emil menghubungi bossnya.

Ketika mendengar kabar Alana hilang, Erlando sangat marah sekali. Emil dan Ray memutuskan kembali ke Villa dan laporan pada Erlando juga ke pak Jaka. "Bagaimana bisa mereka hilang?" Ucap pak Jaka yang khawatir.

Emil menceritakan kejadian tadi. Ray sedikit menjauh menghubungi anak buahnya untuk mencari Alana. Dia juga terpaksa memberi kabar pada tuan besarnya.

-

-

-

Dua hari berlalu sudah Alana gathering bersama tim para dokter. Namun ada kejadian yang tak menyenangkan selama disana.

"APA? KAMU JANGAN BERCANDA RAY?" Papih Al sudah emosi mendapat kabar dari Ray dengan nafas tersengal.

"Kenapa pih?" Mamih Aleesya penasaran. Papih Al melihat istri dan anak anaknya yang sedang berkumpul. "Alana hilang di hutan, mih."

"APA PIH? HILANG? HILANG GIMANA PIH? ALANA DIMANA?" Teriak mamih Aleesya dan air matanya sudah menggenang.

"Kita harus kesana pih." Athala sudah berdiri bersiap siap. Namun papih Al melarangnya. Karena kandungan Zena baru masuk 8 bulan, takutnya Zena akan melahirkan lebih cepat.

Mamih Aleesya juga di larang ikut. Biarlah papih Al dan yang lain mencari Alana. Papih Al juga menghubungi Erlando. Ternyata Erlando sudah lebih dulu mencari Alana.

Papih Alarich menghubungi Evan dan Bastian untuk mencari Alana. Sedangkan Zena, Athar dan Anna menenangkan mamih Aleesya yang hampir tumbang. "Athar ikut kok mih, Anna jaga mamih yah."

"Iya kak hati hati disana."

Athar siap siap packing. Tak berselang lama om Bastian dan om Evan datang. "Kita pergi sekarang." Ucap om Bastian.

"Tenang boss, Alana pasti di temukan. Erlando juga tak akan tinggal diam." Sahut Evan. Siang itu mereka pergi ke Bandung bersama. Papih Al nampak stress saat tahu Alana hilang.

"Pih, tenang. Athar juga sama khawatir. Pasti ada yang enggak beres disana! Jangan jangan cewek itu lagi berulah." Geram Athar.

"Cewek siapa?" Tanya om Bastian.

"Itu loh om, di rumah sakit tuh ada dokter cewek namanya Jessica. Dia tuh julid banget sama kak Alana. Malah waktu Athar jemput kak Alana, si cewek itu dorong kak Alana. Ya aku marahlah! Kakak aku di dorong." Jawab Athar dengan emosi.

Papih Al nampak berpikir memang ada benarnya juga. Sewaktu di rumah sakit, Jessica sering sekali membuli anaknya. Entah ada dendam apa wanita itu berbuat kasar pada Alana.

"Kita cek dulu bagaimana kejadiannya disana." Timpal om Evan. Menenangkan Atharya yang emosi.

"Kalau sampai ulah si ular itu, lihatin aja! Aku enggak akan tinggal diam." Geram sekali Athar.

"Kita enggak bisa menyimpulkan sekarang. Kita harus tahu jelas bagaimana Alana bisa hilang." Lanjut om Bastian. Athar menuruti kedua omnya itu. Papih Al masih termenung syok dengan kehilangan anaknya.

-

-

Papih Al dan yang lainnya sudah sampai di lokasi. Di sana juga sudah ada tim sar. Erlando nampak kelelahan mencari Alana. "Lebih baik kamu istirahat, biar orang orang saya yang mencari Alana." Ucap papih Al.

"Saya khawatir, om. Nanti Alana kedinginan di sana. Sebentar lagi gelap. Dia alergi dingin. Alana juga hanya pakai cardigan bukan jaket tebal." Lirih Erlando.

Papih Al terharu bagaimana Erlando sangat mencintai dan perhatian pada anaknya. Akhirnya setelah di bujuk, Erlando bersedia istirahat dulu. Walaupun hatinya masih sangat khawatir.

Dia akan mencarinya lagi malam nanti tanpa sepengetahuan yang lain. Erlando bukannya istirahat, dia mempersiapkan segala sesuatunya untuk nanti malam. Bahkan dia sudah memesan pizza kesukaan Alana yang akan dia bawa.

"Air udah, makanan udah. Jaket juga udah. Apalagi yah?" Gumam Erlan pelan nampak berpikir.

"Boss, lebih baik serahkan sama tim sar. Kita enggak tahu keadaan di dalam hutan sana." Ucap Emil yang sangat mengkhawatirkan bossnya itu.

"Ingat! Jangan sampai ada yang tahu saya pergi. Alana butuh saya, dia pasti kedinginan disana. Oh iya, korek api mana?"

"Ini boss ada 5 takutnya kena angin. Boss kabarin saya yah." Kata Emil dengan nada khawatir.

"Pasti tenang aja."

-

-

Athar mendorong Jessica dengan keras. Semua orang sontak terkejut dengan perlakuan Athar. "Ada apa ini?" Tanya papih Alarich.

"Athar sudah! Kita fokus mencari kakak kamu." Om Bastian menarik Athar.

"Pasti dia pih pelakunya yang udah buat kak Al tersesat di hutan." Teriak Athar sambil menunjuk Jessica.

"Ka-kamu nuduh aku? Om aku enggak mungkin celakain Alana. Dia anak yang baik om." Rengek Jesica dengan manja pada papih Al.

"Lepaskan tangan kamu dari saya." Ucap papih Al dengan suara beratnya. Jessica menciut dibentaknya.

Maya asisten Alana berlari ke arah mereka. "Itu benar pak, tadi kan bu Alana sama kamu! Kalian kan jalan paling belakang! Kamu itu memang enggak pernah suka sama bu Alana. Padahal dia enggak pernah nyakitin orang!"

"Sudah cukup! Ayo bubar! Dan kamu Jessica, kita selesaikan ini setelah Alana di temukan." Ucap om Evan dengan tegas.

-

-

Malam pun tiba, disinilah Alana berada. "Ya Allah gimana ini? Mana dingin, cuma pakai cardigan lagi." Alana mengusap ngusap lengannya. Dia duduk dibawah pohon menunggu ada yang menolongnya.

"Harusnya aku enggak ikutin Jessica tadi, ahh syalan!"

"ALANAAAA....ALANAAAA...ALANAAAA"

Alana samar samar mendengar suara yang memanggilnya. Dia sedikit merinding. "Itu orang bukan sih? AKU DI SINI... SIAPA DISANA?" Alana berteriak membalas teriakan orang itu.

BRAK

Alana melongo ketika ada yang jatuh di depannya. Dia melihat dengan samar samar apakah itu manusia atau setan.

"Aduh pakai jatuh lagi...sayang ini aku." Ucap Erlando yang nampak repot membawa 2 ransel besar. Akhirnya setelah menelusuri tiap sudut hutan itu, ia berhasil menemukan Alana.

"Tunggu! Jangan mendekat! Kamu manusia kan?" Alana sudah menodongkan kayu yang dia pegang.

"Ini aku sayang, Erlando."

"Bohong! Coba sebutin tanggal lahir aku? Nama lengkap aku siapa?" Masih dengan mode jaga jaga, Alana melototi Erlando.

"Hahaha iya sayang, nama kamu Alana Shaabira Dewantara, lahir tanggal 1 oktober. Calon istrinya Erlando Agathias." Jawab Erlando sambil merentangkan kedua tangannya.

Alana menangis dan berhambur ke pelukan kekasihnya. Dia menangis histeris. "Ini bener kamu kan mas? Aku takut mas..."

"Ini aku sayang...aduh berat. Sini duduk dulu, aku bawa jaket sama makanan." Erlando sudah menurunkan tasnya dan membuka tas itu. Dia memakaikan jaket tebal ke Alana. Juga memberi Alana minum.

"Kok cemong mas?" Alana malah tertawa.

"Hahaha iya nih aku udah 2 kali jatuh. Aku buat api unggun dulu yah." Erlando menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh Alana. Dia juga menyiapkan makanan dan minuman.

"Kita pulang aja mas, aku takut." Lirih Alana.

"Kita enggak bisa pulang sekarang sayang. Di pinggir sana jurang, nih aku pakai tali jalan kesini, udah aku ikat ke pohon di ujung sana. Besok sesudah subuh kita pulang aku janji. Ini Emil bawain aku tali 50 meter kayaknya panjang banget."

Alana menangis lagi, dia benar benar ingin pulang. Namun dia juga tak ingin egois. Dia mengangguk pelan.

"Hei sayang lihat sini, jangan nangis. Kan ada aku sekarang."

"Iya mas...aku takut mas."

Erlando menangkup wajah cantik itu dan mencium bibirnya mungkin dengan cara itu Alana bisa sedikit lega. Dia menarik Alana ke pangkuannya. "Hmmpt mas...!"

Ciuman itu semakin menuntut, Erlando terus menyesap bibir Alana, dan satu tangannya memeluk pinggang Alana. "Udah mas aku enggak mau kebablasan." Alana melepas ciuman itu.

"Sepulang dari sini aku akan melamarmu, tidak ada penolakan! Kita akan menikah." Ucap Erlando tegas.

"Aku menerima mu mas, jadi calon suamiku."

Keduanya berciuman lagi dibawah pohon dan di temani api unggun malam itu. Alana juga terlelap dipelukan Erlan.

1
Rian Moontero
lanjuuuttt/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!