Bayinya tak selamat, suaminya tega berkhianat, bahkan ia diusir dan dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Ibu mertua.
Namun takdir membawa Sahira ke jalan yang tak terduga. Ia menjadi Ibu Susu untuk bayi seorang mafia berhati dingin. Di sana, Sahira bertemu Zandereo Raymond, Bos Mafia beristri yang mulai tertarik kepadanya.
Di tengah dendam yang membara, mampukah Sahira bangkit dan membalas sakit hatinya? Atau akankah ia terjebak dalam pesona pria yang seharusnya tak ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1 | TIDAK SELAMAT
Gaun tidur sutra berwarna champagne membalut lembut tubuh Sahira Anderson, yang kini kian berisi. Lima tahun penantiannya dan sang suami, Rames Andreas, seorang CEO tampan dari keluarga terpandang, akhirnya berbuah manis. Di depan cermin, Sahira mengusap perutnya yang membesar, sebuah senyum tipis penuh harapan terlukis di wajahnya, menandakan kebahagiaannya sebagai calon ibu.
Namun, di balik kesempurnaan hidupnya, keraguan mulai menyusup. Rames semakin sering pulang larut, dengan alasan urusan bisnis yang semakin sering ia dengar. Malam ini, Sahira berencana memberikan kejutan makan malam romantis untuk menyambut Rames dari perjalanan dinas luar kota. Pesan yang ia kirim tak berbalas, memaksa Sahira menghubungi asisten Rames, Rani.
Jantungnya berdebar kencang saat sambungan terhubung.
“Mbak Rani, apa Mas Rames sudah sampai di Jakarta?” tanyanya.
Jawaban Rani menghempaskan dunia Sahira. “Oh, Nyonya tidak tahu? Pak Rames sudah di Jakarta sejak kemarin. Saya lihat dari laporan pengeluaran, beliau menginap di apartemen pribadi di kawasan downtown.”
Firasat buruk yang selama ini ia tepis, kini datang menghantamnya. Sahira segera pergi, mengikuti alamat yang diberikan Rani. Di dalam lift yang membawanya menuju Unit 33B, jantungnya berdebar kencang, dipenuhi ketakutan dan secercah harapan bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman.
Langkah Sahira terhenti di ambang pintu Unit 33B yang tak terkunci. Dari dalam, tawa seorang wanita terdengar. Di ruang tamu yang dihiasi bunga-bunga, Rames duduk di sofa bersama wanita hamil lain. Wanita itu, yang tak lain adalah Juliana, dokter yang pernah menangani Sahira, mengusap kepala Rames dengan lembut. Rames membalasnya dengan kecupan di bibir. Realitas pahit itu terbentang di depan mata Sahira.
“Ma-mas?” panggil Sahira, suaranya bergetar.
Rames tersentak, sementara Juliana tersenyum penuh kemenangan. “Kebetulan kau ada di sini,” ujar Juliana dengan dingin.
“Hubungan kami berdua lebih spesial darimu. Dan anak yang aku kandung ini adalah anak Rames.”
Dunia Sahira hancur. Juliana adalah mantan kekasih Rames, dan ibu mertua Sahira ternyata sudah mengetahui rahasia ini. Marah dan kecewa, Sahira menampar Rames. “Tidak perlu ada lagi yang dijelaskan. Aku sudah mengerti,” murkanya, “Aku akan bilang ke Mama kalau kau berselingkuh!”
“Bilang ke Mama?” Juliana tertawa terbahak.
“Ibu mertuamu itu juga sudah tahu hubungan rahasia kami dan dia tidak keberatan dengan anak yang aku kandung ini.”
Sahira mendorong Juliana karena kebencian yang meledak. Juliana terjatuh lalu menjerit kesakitan, dan darah mengalir dari bawah tubuhnya. Rames segera memarahi Sahira, mencercanya tanpa ampun. “Dasar wanita sinting, bodoh! Apa kau mau membunuhnya dan anak kami?! Jika terjadi sesuatu padanya, aku tidak akan pernah memaafkanmu!”
Rames mendorong Sahira menjauh, lalu mengangkat tubuh Juliana. “Rams, kita harus ke rumah sakit sekarang,” mohon Juliana.
Rames mengangguk, namun langkahnya terhenti saat Sahira menangkap kakinya.
“Mas… tolong… bawa aku juga…” pinta Sahira lirih, merasakan sakit yang sama. Darah menetes di antara kedua kakinya. Namun, Rames dan Juliana tetap meninggalkannya, menuruti desakan Julian.
Beruntung, Rani, asisten Rames, menemukan Sahira di lorong dan segera membawanya ke rumah sakit. Sahira melahirkan dua bayi kembar yang indah, satu perempuan dan satu laki-laki. Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Sementara Rames dan ibu mertuanya berada di sisi Juliana yang keguguran, bayi laki-laki Sahira tiba-tiba mengalami kejang-kejang. Kabar duka pun datang. Bayi laki-lakinya tidak selamat.
“Tidak mungkin! Bayiku tidak mungkin mati!” jerit Sahira, meraung histeris hingga jatuh tak sadarkan diri.
Tak lama setelah itu, Rames datang dan melihat istrinya tergeletak tak berdaya. Ia tahu semuanya, namun ibu mertua Sahira marah besar, merasa Sahira telah membohongi dan membunuh cucunya dari Juliana. Sahira dikirim ke rumah sakit jiwa bersama putri kecilnya yang dibenci oleh sang ibu mertua.
Seolah takdir mempermainkan mereka, Rames akhirnya menikahi Juliana dan menceraikan Sahira. Namun, sehari setelah pernikahan, Juliana kabur membawa bayi laki-laki Sahira yang ternyata masih hidup.
Rames merasa dikhianati dan sadar bahwa Juliana hanya ingin balas dendam. Menyesal, ia pergi ke rumah sakit jiwa untuk meminta maaf dan menjelaskan kebohongan tentang kematian bayi laki-lakinya. Namun, Sahira sudah tidak ada di sana.
“Dia kabur juga? Jangan-jangan Sahira pura-pura gila agar dia bisa bercerai dariku?” batin Rames. Saat itu, panggilan telepon dari ibunya datang.
“Rames, pulang sekarang, Nak! Perusahaan kita bangkrut!”
"APA?!" teriak Rames. Semua yang ia bangun, kini hancur lebur.
_____
Novel kedua ku, jangan lupa komen, subscribe, agar aku semangat sampai ceritanya selesai. Terima kasih ^^
nanti tuh cebong berenang ria di rahim istri mu kamu ga percaya zan
Duda di t inggal mati rupa ny... 😁😁😁
makaberhati2 lah Sahira
fasar hokang jaya