Sarah merupakan seorang gadis yang cantik, Sarah merasa kehidupannya sangatlah tidak adil, selain bibi yang sangat baik dan sangat menyayangi nya, Sarah tak memiliki siapa siapa lagi. Bahkan suami sang bibi dan keluarganya sangat membenci Sarah, dan selalu saja memperlakukan Sarah secara tidak adil. Sedari kecil dia di rawat oleh wanita yang kini menjadi bibinya, meskipun tak ada hubungan darah namun sang bibi sangat menyayangi nya. Tanpa mereka ketahui bahwa Sarah adalah anak pewaris yang telah lama di cari oleh pamannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uang bonus
" Bu kita shopping yuk, sekalian kita ke salon, malam ini suami dan mertuaku mau datang Bu. Adam sudah ngasih uang ke ibu kan? Soalnya tadi malam aku bilang ke Adam kalo hari ini ibu mau perawatan jadi gajinya untuk ibu aja dulu" ucap mbak Vika melirik kepadaku
" Iya Adam udah ngasih uang ke ibu, tapi sepertinya masih kurang banyak, kamu tambahin uang ibu ya " pinta ibu mertuaku
" Siap Bu, tenang aja soal uang aku banyak kok, berapa pun kurangnya uang ibu pasti aku kasi "
" Kamu memang anak ibu yang paling baik, anak anak ibu memang paling terbaik, masih selalu ingat orang tua nya, gak kayak kamu Adel uang gaji suami malah di pake buat beli pakaian si Sarah itu, bukannya kasi ke ibu "
" Kan ibu udah punya bagian sendiri Bu, lagian aku gak pernah beliin pakaian buat Sarah dengan menggunakan uang gaji mas Adam kok Bu"
" Lalu kamu ambil uang dari mana kalo bukan uang gaji Adam?" Tanya mbak vika
" Udahlah Vika, cape ibu ngomong sama si Adel ini, selalu aja ada jawaban kalo di kasi tau, lebih baik kita berangkat sekarang"
" Iya Bu, sama aku juga pusing kalo ngomong sama si Adel ini " ucapnya berjalan beriringan
" Mamah sama nenek mau kemana?" Tanya Rian yang kebetulan berpapasan dengan mereka
" Kita mau shopping, kamu di rumah aja ya, nanti mamah bawain makanan buat kamu"
" Tante Adel di ajak juga kan mah?" Tanya Rian kembali
" Gak dong, cuma mamah sama nenek aja, kalo dia di ajak trus siapa yang jagain kalian?, bersihin rumah siapa? Nyuci piring siapa? Dan yang masak siapa? Itu kan tugasnya Tante Adel, kan kamu tau sendiri papah, omah sama opah mau datang jadi rumah itu harus bersih dan harus udah ada makanan buat mereka" ucap mbak Adel yang membuat hati ini semakin bersedih
" Tapi Tante Adel kan bukan pembantu mah, Tante Adel itu butuh jalan jalan juga kayak mamah sama nenek"
" Udah deh Rian, di kasi makan apa sih kamu sama si Adel itu sampai sampai kamu selalu aja belain si Adel dan Sarah itu. Mana adek kamu ?"
" Shellaaa..." Teriak ibu mertuaku memanggil cucunya
" Iya nek "
" Sini sayang cucu kesayangan nenek"
" Mamah sama nenek mau kemana?" Tanya Shella
" Kita mau shopping, Shella di rumah aja ya, nanti nenek bawain oleh oleh buat Shella"
" Aku mau ikut nek, aku gak mau di rumah kalo ada di Sarah itu "
" Ya udah kalo gitu kamu ikut aja sama mamah, takutnya di rumah nanti kamu malah di celakaian sama mereka"
" Tapi Tante Adel gak ikut kan mah? Aku gak mau kalo dia ikut "
" Gak dong sayang, mamah gak mungkin ngajak dia mamah malu "
" Iya mah aku juga malu, lihat saja pakaian mereka sangat jelek dan kelihatan miskin banget"
" Shella, kakak udah bilang kamu gak boleh ngomong kayak gitu" ucap rian
" Emang benar kan yang di katakan adikmu? " Ucap mbak Vika memandangku dari atas ke bawah
" Udah.. lebih baik kita jalan sekarang, dari pada buang waktu di sini " ucap ibu mertuaku melangkah lebih dulu bersama Shella
" Adel, begitu aku pulang rumah harus dalam keadaan yang bersih, makanan harus udah ada, ingat ibu mertuaku sangat menyukai rendang jengkol jadi kamu harus membuatnya kali ini " ucapnya menyusul sang ibu
Setelah mereka pergi Rian pun segera menghampiriku bersama Sarah
" Bibi gak apa apa kan? Maafkan mamah, nenek dan adikku ya bi, mereka udah terlalu jahat pada bibi dan Sarah " ucap anak SMP yang sudah berpikir dewasa itu
" Iya nak Rian bibi gak apa apa. Oiya kamu udah makan? Kalo belum ayo makan dulu nak, abis itu baru bibi dan Sarah "
" Gak bi, kita makan bersama saja, aku gak biasa makan sendiri bi "
" Ya sudah bibi juga udah lapar banget soalnya nak Rian, Sarah juga belum makan"
" Ya udah Bu ayo kita makan"
Aku sangat kagum kepada anak itu sebab dia sangat baik padaku dan Sarah, bahkan dia selalu saja membela Sarah meskipun harus melawan kepada mamah nya
******
" Mas gimana kalo kita ngontrak aja, aku capek mas di sini " ku beri saran pada mas Adam kala itu
" Ngapain ngontrak segala sih, rumahnya ibu kan kosong lagian kalo ngontrak tuh buang buang uang aja"
" Tapi aku capek mas, aku juga butuh waktu istirahat"
" Ya resiko numpang di rumah orang "
" Makanya aku saranin kita ngontrak aja ya mas "
" Aku gak mau, kasihan ibuku gak ada yang menemani nya di rumah"
" Jadi kita selamanya numpang sama ibu? "
" Nanti kalo ada uang aku pasti beli rumah"
" Kamu mau beli rumah Adam? Kamu ada uang?" Tanya mbak Vika yang mungkin tak sengaja mendengar pembicaraanku dan mas Adam
" Gak mbak, aku bilang nanti kalo ada uang"
" Uang? Ada apa ini kok bicara soal uang segala?" Tanya ibu mertuaku yang juga gabung bersama kami
" Ini Bu Adam mau beli rumah kalo udah da uang " jawab mbak Vika
" Ngapain beli rumah kan ada rumahnya ibu "
" Nah itu dia Bu, Adel mau agar kami bertiga ngontrak saja tapi aku bilang mending tinggal di rumah ibu aja"
" Ngapain sih ngontrak segala buang buang uang tau, lebih baik uangnya kasi ke ibu aja biar bisa perawatan dan kelihatan awet muda kayak besannya ibu "
" Bener tuh kata ibu, masa ibu mau kalah sama mertuaku sih. Coba deh lihat teman teman ibu sekarang cantik cantik kan? Yah karena mereka itu perawatan, bisa jaga penampilan gak kayak si itu " ucap mbak Vika melirik ku
" Iya dam biar kamu juga gak malu kalo ketemu ibu di jalan"
" Iya Bu, kan Adam udah ngasih sejuta buat ibu sebulan, belum lagi bonus atau gaji yang lain kan, itu semua buat ibu perawatan "
Terasa teriris hati ini mendengar dan mengetahui fakta bahwa selama ini mas Adam memberi semua bonus dan gaji lainnya kepada ibu tanpa sepengetahuan ku
Ku lihat mas Adam nampak gugup setelah membongkar soal uang bonus nya selama ini, dan juga ibu mertuaku serta mbak Vika segera berlalu dengan terburu buru meninggalkan kami
" Mas, boleh ikut aku ke kamar bentar gak? Aku mau ngomong" Pintaku yang sudah mulai merasa sedikit emosi
" Ngomong di sini aja deh"
" Mas, tolong ikut aku sebentar, ada hal yang harus kita luruskan " ucapku kemudian melangkah lebih dulu ke dalam kamar yang aku tempati bersama sarah..
smg Shella tdk tahu
lnjt Thor semangat 💪
thor buat yg suka membully kena karmanya kasihan tuh anak yg di bully
semangat Thor 💪 lanjut
trimakasih Thor semangat up lagi 💪👍❤️🙂🙏