NovelToon NovelToon
War Of The Gods

War Of The Gods

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri / Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:35.3k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Di langit berbintang, seorang pria misterius bertopeng perunggu duduk di atas perahu kecil, membawa rahasia yang mampu mengguncang alam semesta. Ia telah kehilangan segalanya. ayah, ibu, sahabat, dan Yin’er, wanita yang tak tergantikan di hatinya. Demi memenuhi janji pada Yin’er, ia mengorbankan setengah sumber kehidupannya untuk menciptakan sebuah Klon Dao, wujud sempurna dari gabungan hidup mereka.
Namun, keputusannya menimbulkan kemarahan Zingtian, pria berjubah merah yang memanggilnya bajingan dan memperingatkan bahaya besar yang mengintai. Terlepas dari peringatan itu, proses penyatuan berlangsung selama sebulan, melahirkan jiwa janin istimewa yang bahkan disentuh oleh Kitab Takdir.
Kini, jiwa itu akan dikirim ke dunia kecil ChangYuan, disegel kekuatannya, agar tumbuh merasakan pahitnya dunia kultivator. Di balik keputusan itu tersembunyi rencana besar, rahasia para dewa, dan masa depan yang akan mengubah seluruh tatanan langi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Membawa Kemenangan.

Lautan kesadaran Chen Yu mulai bergetar liar. Di dalam kabut energi yang tak berbentuk, duduk seorang wanita agung berselimutkan cahaya lembut. Wajahnya tenang, rambut panjangnya mengalir seperti sungai cahaya, dan matanya tertutup seolah dia sedang bermeditasi abadi.

Retakan segel kedua mulai merekah seperti kaca pecah.

Namun wanita itu perlahan mengangkat tangan dan menjentikkan jarinya.

"Clink—"

Seketika segel kedua berhenti retak. lalu menyatu kembali meski meninggalkan jejak retakan halus. Wanita itu membuka mulutnya, suaranya lembut namun penuh wibawa surgawi:

“Kau belum boleh menggunakannya Chen Yu. Tubuhmu belum siap, dan janin jiwamu akan hancur jika dipaksakan.”

Usai berkata demikian, ia kembali menutup matanya.

Dan kesadaran Chen Yu pun tersadar kembali pada kenyataan.

Di dunia nyata.

Chen Yu berdiri dalam kondisi sangat kacau.

Bajunya hancur, tubuhnya penuh luka, dan darah terus mengalir dari dada dan pundaknya. Namun wajahnya tenang, bahkan sedikit tersenyum.

“Langit cerah sekali hari ini.”

“Bintang di atas seakan tersenyum padaku.”

“Ruang kekosongan pun ikut bersorak.”

Ucapnya dengan lirih, seperti orang yang telah mencapai pencerahan menjelang ajal.

Wen Taishan mengernyit jijik, lalu tertawa sinis.

“Hmph, orang yang akan mati sering bertingkah seperti penyair bodoh.”

Ia perlahan mengangkat tombak panjang hitam yang diselimuti Aura Iblis kental dan menggema. Tombak itu tampak hidup, meraung seperti makhluk buas dari neraka.

“Tombak Iblis Jiwa Pemusnah, senjata pusaka klan Wen...”

“Hari ini, bahkan jika seorang ahli dari alam Tongtian turun dari langit, dia tidak akan mampu menyelamatkanmu.”

Langit menghitam.

Aura Iblis menyelimuti langit dan bumi. Hewan-hewan berlarian, pepohonan meranggas, dan pohon layu di klan Wen berubah menjadi abu.

Energi itu terasa hingga ke Klan Mu.

Di kediaman Klan Mu.

MuWan berdiri di bawah langit kelam.

Aura iblis dari kejauhan terasa seperti menyayat jiwanya.

Dia menggenggam erat kain lengan bajunya, dan mata beningnya gemetar.

“Chen Yu, jangan mati. Jika kau mati lagi…”

“Aku... aku takkan bisa memaafkan diriku sendiri.”

Namun dia tetap tidak melangkah keluar.

Karena dia sudah berjanji akan menunggu.

Kembali ke pertempuran.

Tombak Iblis melesat seperti meteor hitam menuju Chen Yu.

Udara terkoyak, ruang terdistorsi.

Chen Yu, meski tubuhnya sudah nyaris habis, mengumpulkan seluruh kekuatannya.

“Teknik Pemecah Kekosongan...!”

Ia berteriak, tinjunya meluncur seperti komet emas ke arah tombak itu.

Dua kekuatan bertabrakan.

BOOOOOMMMM!!!

Ledakan itu menimbulkan fluktuasi energi yang menyapu ratusan meter.

Bangunan-bangunan runtuh, tanah terangkat, dan beberapa tetua klan Wen di sekitar berubah menjadi mumi kering, tubuh mereka diserap energi iblis.

Namun itu belum akhir.

Wen Taishan berteriak:

“KAU HARUS MATI, KARENA KAU ANAK DARI ORANG ITU!!”

Dia mengeluarkan seluruh kekuatannya, aura Rongjing meledak dan tombak itu berubah menjadi naga iblis yang menderu.

Chen Yu terpental ke langit.

Dalam sekejap tombak iblis menembus dada Chen Yu.

Tubuhnya terhempas turun seperti boneka tanpa daya. dan tertancap ke tanah bersama tombak tersebut.

Darah mengalir deras…

Udara jadi hening…

Tak ada yang bergerak.

Chen Yu tertancap tombak iblis di tengah medan perang.

Angin malam bertiup lembut, seolah menonton dari balik tirai langit yang kelam. Di tengah reruntuhan dan tubuh-tubuh hangus dari klan Wen, Chen Yu berdiri goyah, dadanya robek parah oleh tombak iblis. Darah menetes dari ujung bibirnya, tapi matanya masih memancarkan sinar kehendak yang tak bisa dipadamkan.

Wen Taishan: “Sia-sia sudah perlawananmu, anak dari orang itu. Meski aku harus mengorbankan banyak orang di klan ku, jika bisa membunuhmu itu sepadan.”

Chen Yu terbatuk, darah menyembur keluar, tapi senyum dingin tersungging di wajahnya.

Chen Yu yang sangat lemah, tertawa ringan. “Kau mengucapkan orang itu berulang kali. Kalau tidak ingin memberitahu ku, seharusnya kau diam.”

Dengan penuh usaha, Chen Yu mencengkeram tombak iblis yang masih menancap di tubuhnya. Suara tulangnya retak, tapi dia terus menariknya keluar. Darah menyembur, namun dia tak menjerit. Dan saat tombak itu lepas, secara otomatis kembali melayang ke tangan Wen Taishan.

Chen Yu tersenyum tipis. Matanya menatap langit malam.

Chen Yu: “Aku tidak menyangka bisa terluka separah ini. Dunia kultivasi betapa kejamnya. Luka luka ini sangat sakit sekali, tapi aku tidak boleh menyerah.”

Dia mengangkat tangan, menunjuk ke depan. Meski tubuhnya penuh luka, kekuatan dalam dirinya mulai menggumpal. Aura yang aneh dan dalam menyelimuti dirinya.

Chen Yu: “Ayo... mari kita akhiri.”

Wen Taishan mendengus dan melepaskan tombaknya kembali. Aura iblis menyelimuti seluruh wilayah. Udara menghitam, dan para tetua klan Wen yang tersisa mundur, merasakan tekanan luar biasa.

Chen Yu menatap tombak yang melesat ke arahnya.

Chen Yu (berteriak): “PUKULAN PEMECAH KEKOSONGAN!”

Saat itu telapak tangan Chen Yu menghantam udara kosong. Ruang di sekitarnya retak seperti kaca, dan suara BOOM menggelegar. Energi destruktif menyebar ke segala arah. Tombak iblis bergetar hebat, berteriak seolah memiliki jiwa yang tersiksa, sebelum pecah menjadi debu di udara.

Wen Taishan terbatuk keras, darah menyembur dari mulutnya. Retakan-retakan muncul di seluruh tubuhnya sebuah efek dari serangan balik ikatan jiwa dengan tombaknya.

Wen Taishan (terkejut dan gemetar): “T-Tidak mungkin…”

Chen Yu masih berdiri. Tubuhnya compang-camping, napasnya berat, tapi matanya menyala seperti bara api.

Chen Yu (pelan tapi tegas): “Hari ini Klan Wen harus musnah dari dunia.”

Tubuh Wen Taishan mulai retak seperti porselen. Sebelum sempat mengatakan apapun, tubuhnya berubah menjadi serpihan dan hancur ditiup angin malam, lenyap seperti debu karma.

Chen Yu menatap diam, lalu membalikkan tubuh. Dia berjalan perlahan keluar dari wilayah kediaman klan Wen. Setiap langkahnya terasa berat, tapi pasti.

Sesampainya di batas kota kecil tempat Klan Wen berada, Chen Yu berhenti. Ia menatap langit.

Chen Yu (berbisik): “Kau ingin aku mati. Maka aku juga ingin kematianmu.”

Lalu dia mengangkat tangan, meninju udara sekali lagi.

PUKULAN PEMECAH KEKOSONGAN.

Retakan muncul di ruang angkasa. Dalam sekejap, seluruh kediaman klan Wen berguncang, lalu meledak, hancur menjadi partikel abu yang tersebar ke langit malam.

Malam itu, legenda baru lahir.

Seorang pemuda bernama Chen Yu, dengan tubuh penuh luka, memusnahkan klan Wen dari permukaan dunia kecil ChangYuan. Dan di kejauhan, suara gemetar mereka yang menyaksikan menyebut satu nama:

“Chen Yu Penantang langit.”

Saat ini...

Chen Yu muncul perlahan dari balik pepohonan. Tubuhnya penuh luka. Kulitnya robek, darah mengering di sekujur tubuhnya, dan hanya sehelai celana robek yang menutupi tubuh yang kini seperti karung daging yang dipaksa tetap berdiri.

Napasnya berat, kakinya bergetar. Namun tekadnya mendorongnya terus maju menuju satu tempat. kediaman klan Mu.

Orang-orang di kota memandang dengan mata terbelalak. Bisik-bisik mulai terdengar.

“Itu...itu Chen Yu menantu klan Mu!”

“Oh Dewa, dia masih hidup?”

“Tubuhnya terluka parah. bagaimana dia masih bisa berjalan dalam keadaan seperti itu?”

Namun tak satu pun yang berani mendekat. Mereka hanya menatapnya lewat jalanan, membiarkannya lewat dengan raut penuh kasihan dan takjub.

Langkah demi langkah, Chen Yu semakin limbung. Dunia di sekelilingnya mulai kabur, suaranya seperti berputar dalam pusaran. Tapi satu nama tetap terukir jelas di pikirannya:

MuWan... istriku... aku harus pulang.

Sementara itu, di kediaman klan Mu, suasana tegang.

MuWan, dengan rambut panjangnya diikat rapi, mondar-mandir di depan gerbang utama. Wajahnya pucat, matanya sembab karena terlalu sering menangis. Tangannya mengepal kuat, menahan kekhawatiran yang menggerogoti hatinya.

“Kau... kau pasti baik-baik saja, kan Chen Yu...?” bisiknya lirih, nyaris seperti doa yang putus asa.

Tiba-tiba—

Pintu gerbang utama berderit terbuka.

Seorang penjaga berseru, “Ada seseorang datang!”

Semua kepala menoleh.

Bayangan seorang pria, berjalan tertatih, tubuhnya merah oleh darah, rambutnya kusut tak terurus, matanya setengah tertutup.

Itu Chen Yu.

“Chen Yu!” teriak MuWan, air mata langsung jatuh dari matanya.

Tanpa pikir panjang, dia berlari, gaunnya melambai tertiup angin. Orang-orang dari klan Mu hanya bisa menyaksikan dalam keheningan.

MuWan memeluk Chen Yu begitu erat, tubuhnya gemetar. Pelukannya begitu kuat, seperti ingin menahan dunia agar tak merebutnya kembali.

“Kau bodoh. kenapa kau tidak mendengarkanku.?” isaknya, suaranya pecah di sela tangisan.

Chen Yu dengan senyum lemah menatapnya. Lalu berkata dengan suara yang lemah.

“Istriku... aku menang.”

Dan seketika itu pula, matanya tertutup. Tubuhnya jatuh dalam pelukan MuWan.

“CHEN YU!!!” teriak MuWan, memeluk tubuh suaminya yang tak bergerak, namun masih hangat.

Seketika, kediaman klan Mu menjadi gaduh. Tetua-tetua berlari keluar, tabib dipanggil dengan tergesa-gesa. Namun tak ada yang bisa menyentuh Chen Yu sebelum MuWan mengangguk pelan, air mata masih mengalir di wajahnya.

“Bawa dia ke kamarku. sembuhkan dia. Dan selamatkan dia.”

Malam itu, satu nama kembali menjadi pusat cerita dunia kecil ChangYuan:

Chen Yu, pemuda yang pulang sebagai pahlawan berdarah.

1
WaViPu
Suhan ini agak sengklek/Facepalm/
YAKARO: iyakan
total 1 replies
HUOKIO
ngakak liat puyou/Facepalm/
HUOKIO
anjayy. ada Xu Hao.
apakah Xu Hao yang di novel satu lagi Thor?
YAKARO: Mungkin bro
total 1 replies
WaViPu
gass terus
WaViPu
hahaa ada ada Chen Yu
HUOKIO
wait². apa ni?
tekejut awak Ruoying hamil. berarti yang malam dihutan itu Ruoying beneran kikuk kikukin Chen Yu yang lagi tidur/Plusone//Facepalm/
HUOKIO
bangke. ngakak lihat chen yu/Facepalm/
Don Pablo
Menarik/Chuckle/
HUOKIO
chen yu. ngapa lu bgil/Facepalm/
HUOKIO
ngakak banget. chen yu agak bdoh ternyata/Facepalm/
HUOKIO
Gass ke sekte biar kuat💪
HUOKIO
semakin mantap👍
HUOKIO
Muwan kasar juga ya😄
HUOKIO
Mantap untuk awal.
WaViPu
wkwkwkwk ngakak thor 🤣
WaViPu
mantap thor. cukup menarik.
Nanik S
Waduh Istrinya tambah lagi... nanti berapa lagi perempuan yang dinikahi
Nanik S
Bikin bosen saja Tor
YAKARO: Hahaa. sabar kakak. Nanti kakak juga tau kenapa Chen Yu begitu ke MuWan. Takdir yang terikat akan selalu tarik menarik/Proud/
total 1 replies
Nanik S
Chen Yufei begitu lemah dihadapan Mu Wan
Nanik S
Pergi saja ke Sekte Tianmang di Kekaisaran Zhou.. lupakan semua dan hidup di Dunia baru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!