Arlena dan Dominus telah menikah lebih dari enam tahun. Tahun-tahun penuh kerja keras dan perjuangan untuk membangun usaha yang dirintis bersama. Ketika sudah berada di puncak kesuksesan dan memiliki segalanya, mereka menyadari ada yang belum dimiliki, yaitu seorang anak.
Walau anak bukan prioritas dan tidak mengurangi kadar cinta, mereka mulai merencanakan punya anak untuk melengkapi kebahagian. Mereka mulai memeriksakan kesehatan tubuh dan alat reproduksi ke dokter ahli yang terkenal. Berbagai cara medis ditempuh, hingga proses bayi tabung.
Namun ketika proses berhasil positif, Dominus berubah pikiran atas kesepakatan mereka. Dia menolak dan tidak menerima calon bayi yang dikandung Arlena.
》Apa yang terjadi dengan Arlena dan calon bayinya?
》Ikuti kisahnya di Novel ini: "Kualitas Mantan."
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Kualitas Mantan 11
...~°Happy Reading°~...
Pengacara Amarta pergunakan kesempatan untuk menasehati Dominus, karena melihat Selina tidak keluar bersamanya. Dia berharap bisa bicara empat mata dengan Dominus.
"Lebih baik Pak Domi fokus untuk perbaiki perabot rumah itu. Jangan berpikir untuk minta ganti rugi, apa lagi melapor ke polisi." Pengacara Amarta melanjutkan.
"Saya yakin, di hati kecil anda juga menuduh Bu Arlen yang lakukan pengrusakan. Namun apakah dengan begitu, anda mau menuntutnya? Anda mau mengambil lagi harta gono-gini yang diberikan secara tidak adil kepada beliau?"
"Pikirkan lagi dan ingat karakternya. Kalau Bu Arlen yang lakukan pengrusakan, beliau lakukan dengan perhitungan yang matang. Jadi kalau anda salah bertindak, beliau akan ambil semuanya dari anda."
"Dengan bukti yang dipegang oleh Bu Arlen, angin akan berbalik arah. Anda dan istri baru anda akan terhempas keluar dari rumah ini, dan soal perabot Bu Arlen tidak peduli."
"Mengapa saya katakan begini, anda pasti tahu penyebabnya. Saya tidak perlu jelaskan, karena kesalahan ada di pihak anda dalam proses perceraian."
"Jika masuk dalam ruang sidang, publik akan tahu siapa anda dan istri baru anda. Publik akan mengulik dan menguliti anda berdua, tanpa peduli pada rana private."
"Imbasnya, bukan saja anda berdua dipermalukan, tapi bisnis anda pun akan kena dampaknya. Kepercayaan dan nama baik mempengaruhi bisnis anda."
"Saya sudah bekerja sebagai pengacara keluarga dalam hitungan tahun, bukan baru kemarin. Saya sangat mengenal Bu Arlen, karena untuk strategi pemasaran dan hukumnya Bu Arlen yang berkonsultasi dengan saya. Anda hanya tinggal tanda tangan."
"Bu Arlen yang menentukan baiknya lakukan tindakan hukum apa, untuk mencegah rekan bisnis bermain curang dan kotor. Sehingga kalian tidak alami kerugian saat adakan kerja sama dengan pihak-pihak tertentu."
"Beliau yang memutuskan strategi apa yang cocok sebagai pencegahan. Agar kalian bisa fokus pada kreasi mendesain produk, karena di awal kerja sama sudah sudah berpayung hukum ketat."
"Anda tidak pikirkan itu saat membaca syarat sebelum beliau tanda tangan surat cerai?" Dominus menggeleng. "Kolaborasi pengacara Samuel dan Bu Arlen akan membuat anda gulung tikar, tanpa anda sadari."
"Saya bicara ini, bukan tidak mampu membela. Tapi posisi anda sangat lemah. Saya sudah mencari tahu tentang pengacara Samuel. Beliau memberikan beberapa syarat itu, karena desakan Bu Arlen."
"Tapi jika anda mengusik clientnya, Bu Arlen tidak bisa menahannya. Pengacara Samuel akan berjuang dengan senjata yang anda berikan sendiri, selain bukti yang mereka miliki."
Pengacara Amarta menarik nafas kuat. "Saya kira, Bu Arlen terima begitu saja pembagian harta gono-gini yang tidak adil, karena kalian benar tidak cocok dan sering cekcok. Tapi dengan melihat anda sudah menikah lagi setelah satu hari bercerai, hakim mana pun akan membela Bu Arlen."
"Apa lagi kalau netizen +62 sudah ikut campur dan membela Bu Arlen. Anda tidak akan bisa berbisnis di mana pun. Dan yang paling menyakitkan, komentar para netizen terhadap perilaku kalian yang tidak.... Anda pasti tahu." Pengacara Amarta tidak meneruskan.
"Jadi pikirkan baik-baik dan amankan yang bisa di amankan. Bersyukurlah, Bu Arlen ikhlas meninggalkan mobilnya dalam keadaan mulus." Pengacara Amarta terus menberikan nasehat terakhir, lalu menunjuk mobil Arlena yang sedang parkir dalam keadaan baik.
Dominus yang diam mendengar dan mulai pening, jadi melihat ke arah mobil. "Tidak ada yang mulus. Pak Amrta lihat sendiri." Dominus mengajak pengacara Amarta menuju mobil Arlena lalu membuka kap.
"Ooh... Astaghfirullah...!" Pengacara Amarta menyebut, untuk mengalihkan rasa terkejut dan hampir tertawa melihat lembaran putih bertuliskan dooorrr...
'Bu Arlen melukis dengan indah.' Pengacara Amarta yakin, isi kap mobil seperti usus sapi yang dipotong-potong adalah perbuatan Arlena. Karena tulisan dorrr yang ditulis dalam gelembung keluar dari pistol, merupakan karya seni.
'Kalau tidak dalam kondisi ini, aku pasti akan minta untuk dibingkai.' Pengacara Amarta membatin sambil tersenyum dalam hati.
"Sekarang saya serahkan keputusannya kepada Pak Domi. Dan saya minta maaf, ini terakhir kali saya menjadi pengacara keluarga anda. Saya minta resign."
"Bukan karena saya membela Bu Arlen. Tetapi saya menjadi pengacara keluarga karena Bu Arlen. Sekarang anda sudah punya pendamping yang lain. Istri anda sepertinya tidak cocok, kalau saya pengacara keluarga anda."
"Berhati-hatilah ambil keputusan untuk membawa ini ke rana hukum. Jangan sampai anda masuk jebakan dan Bu Arlen, hingga keluar dari ruang pengadilan tanpa membawa apa pun." Pengacara Amarta berkata cepat, sebab melihat Selina sudah keluar dari rumah dan berjalan cepat ke arah mereka.
"Sudah lihat itu, kan? Masih mau bilang dia tidak lakukan pengrusakan?" Selina langsung berkata sambil berjalan mendekat, karena melihat Dominus dan pengacara Amarta sedang berbicara dan kap mobil terbuka.
"Cukup, Selin... Kepala saya sedang sakit." Dominus mencegah Selina berkata lagi untuk mendesak pengacara Amarta.
"Saya pamit, Pak Domi." Pengacara Amarta tidak menanggapi ucapan Selina. Dia langsung pamit, agar tidak terjadi perdebatan.
Hal itu membuat Selina makin kesal dan emosi. "Kalian tidak mau dengar? Anda sedang menghindari fakta?" Selina berkata sambil menahan pengacara Amarta yang hendak berlalu.
"Selin, aku bilang cukup. Kita juga pulang. Ini tunggu di mobil" Dominus memberikan kunci mobil, lalu berjalan masuk ke rumah untuk bicara dengan para pelayan.
Pengacara Amarta langsung berjalan menuju mobilnya, tanpa pamit kepada Selina. Dia tidak ingin berlama-lama di tempat itu.
Selina yang ditinggal sendiri dekat mobil, langsung menutup kap mobil dengan kuat untuk menyalurkan emosinya. Kemudian dia berjalan cepat ke arah mobil pengacara Amarta yang belum menjalankan mobil, sedang mengotak-atik ponsel.
Dia mengetok kaca mobil, membuat pengacara Amarta terkejut dan heran, lalu menurunkan kaca. "Anda bilang apa sampe suami saya sakit kepala? Jangan sampe saya bikin anda dipecat." Ancam Selina dengan wajah galak
"Silahkan, nyonya..." Pengacara Amarta langsung menaikan kaca lalu menjalankan mobil dan membunyikan klakson saat melihat Dominus keluar dari rumah.
"Apa lagi yang kau katakan pada Pak Amarta? Jangan tambah masalah. Mana kuncinya..." Dominus mengulurkan tangan untuk mengambil kunci. Selina berikan dengan kasar ke dalam tangan Dominus, lalu berjalan ke mobil.
Selina masuk dalam mobil, lalu duduk diam, ngambek. "Apa yang ada di rumah ngga kau pikirkan? Kau ngga mau pindah ke sini?" Dominus coba menetralkan suasana yang mulai tidak kondusif.
"Sebelum pikirkan rumah, tuuh, bereskan dulu. Mas ngga curiga, kalau pengacara itu berpihak kepada dia?"
"Berpihak bagaimana?"
"Dia sengaja bikin kita menyerah sebelum berjuang. Bukti-bukti beterbangan di dalam rumah dan mobil, kalau diselidiki. Dia saja yang tidak mau selidiki, karna tahu kebenarannya."
"Apa yang kau ingin kau peroleh, kalau Arlen yang lakukan pengrusakan?"
"Ya, ganti rugi. Apa lagi? Kalau ngga bisa ganti rugi, ya, penjarakan." Dominus tidak jadi menghidupkan mobil. Semua yang dikatakan pengacara Amarta bermunculan dan menghujam saraf halus dalam kepalanya.
...~*~...
...~▪︎○♡○▪︎~...
semoga lancar dan gampang yg arlena.. ❣️
semoga debay dan mama nya sehat selalu.. dilancarkan sampe halnya..
aamiin🤲 ❣️
terimakasih outhor. Sehat sehat ya..
aduh untung pas urgent bnyk org baik termasuk polisi yang bantu kasih jalan
ahhh ayoo gass lagi penasaran sama si baby pas launching.
duh tari untung cepet ngabari jadi bisa ikut nyonyamu lagi .
waduhh makin ga sabar nunggu ponakan online yang kutunggu lewat kuota launching