Sienna Blair, seorang wanita mandiri dan kuat, dikhianati oleh kekasihnya Landon Pierce dan adik tirinya, Sabrina Horison. Setelah insiden tragis di Hotel Savoy yang mengguncang hidupnya, ia melarikan diri ke luar negeri dalam keadaan hamil. Lima tahun kemudian, ia kembali ke London bersama kedua anak kembarnya, Hunter dan Hazel, dengan tekad untuk membalas dendam dan membangun kembali kehidupannya.
Tanpa disadari, jalan hidup membawanya bertemu dengan Sebastian Cole, CEO dingin Cole Group, yang ternyata ayah kandung anak-anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Saat melihat berita gosip pagi ini, sang kakek begitu gembira sampai matanya berkaca-kaca.
Selama bertahun-tahun, Sebastian bahkan tidak memiliki Wanita di sekitarnya. Hidupnya hanya diisi dengan pekerjaan.
Setiap kali ada wanita yang mencoba mendekat, Sebastian hanya akan menatap mereka dengan dingin hingga ketakutan. Padahal kakeknya sudah repot-repot mengatur begitu banyak kencan buta untuknya semuanya sia-sia.
Akibatnya, tidak hanya orang-orang di London, bahkan para orang tua mulai mencurigai bahwa Sebastian, Presiden Cole Group, mungkin saja gay.
Awalnya, sang kakek hampir menyerah. Tapi kini, ia tidak menyangka cucunya yang selama ini dingin ternyata punya pacar!
Sebastian memegangi pelipisnya yang mendadak pusing.
"Kakek, jangan percaya berita gosip itu. Semuanya omong kosong. Tolong jangan dibaca," katanya, berusaha menjelaskan.
Ia berharap jika berita itu bisa dihapus lebih dulu, kakeknya tidak akan tahu. Tapi tetap saja, itu terbongkar.
Dan kini, Sebastian punya dugaan kuat bahwa semua ini adalah rencana dari wanita itu sendiri, dia mendekatinya demi bisa menjadi Nyonya muda Cole.
Memikirkan itu, semuanya mulai masuk akal. Wanita itu benar-benar licik!
"Kamu pikir aku sudah tua dan pikun? Berita mungkin bisa dibuat-buat, tapi foto itu tidak bisa dibohongi" kata Alfred dengan bangga. "Aku sudah menyuruh seseorang memverifikasi keaslian fotonya. Itu bukan hasil editan, jadi jangan coba-coba membohongiku."
"Aku bahkan sudah minta fotonya diperbesar, dicetak, dan siap digantung di kamar tidurmu," tambahnya dengan penuh semangat.
Sang kakek memutuskan untuk memperingati momen ini dengan serius.
"Kakek, biar aku perjelas: aku tidak punya pacar. Dan wanita dalam foto itu bukan pacarku. Jadi jangan terlalu senang dulu," ucap Sebastian dengan nada tak berdaya. "Aku masih ada urusan, aku tutup dulu teleponnya."
Sebastian sangat mengenal karakter kakeknya. Semakin dia menjelaskan, semakin rumit jadinya. Satu-satunya cara adalah menunjukkan bukti langsung di hadapan kakek.
Melihat telepon sudah ditutup sepihak, Alfred tampak kesal. "Dasar anak keras kepala Masih berani membohongiku. Kalau kamu tidak membawanya pulang, maka aku sendiri yang akan menyuruh orang untuk menjemputnya."
"Butler Thompson" panggilnya. "Cari tahu siapa wanita dalam foto itu, lalu bawa dia ke sini. eh, maksudku, tolong jemput dia dengan sangat sopan"
Tuan Cole tiba-tiba merasa satu foto saja tidak cukup. Masih banyak lagi yang bisa dicetak. Ia pun memutuskan untuk mencetak beberapa foto tambahan.
Akan digantung di ruang tamu, di kantor, bahkan di toilet Semakin banyak, semakin baik, Luar biasa.
***
Sementara itu, Sienna tiba di ruang rapat dengan langkah tergesa-gesa. Setelah rapat selesai, waktu sudah hampir memasuki jam makan siang.
Saat hendak pergi ke kantin, Lena tiba-tiba menyelinap mendekat.
"Nona Sienna, aku punya gosip mengejutkan buatmu!" katanya sambil mengayunkan ponsel dengan ekspresi misterius. "Kamu mau tahu ga?"
"Gamau!" jawab Sienna cepat. Ia sangat lapar dan tak ada niat membaca gosip apa pun.
"Ah, Nona Sienna, kamu ga seru!" protes Lena sambil membuka galeri ponsel. "Lihat ini! Ini gosip besar hari ini. Meski beritanya sudah dihapus, untung aku sempat screenshoot duluan."
"Nona Sienna, kamu tahu ga? Selama ini kan banyak rumor kalau Presiden kita, Tuan Cole, suka sesama jenis. Tapi ternyata, dia berciuman dengan seorang wanita misterius di bar Dan itu bar tempat kita pesta kemarin malam!"
"Aku nyesel deh. Seandainya aku ikut kamu ke kamar mandi saat itu, mungkin aku bisa lihat langsung kehebatannya Presiden Cole" lanjut Lena dramatis.
Awalnya, Sienna tak tertarik sama sekali. Tapi saat Lena menyebut bar tempat mereka berpesta kemarin, ia terdiam. Wajahnya menegang. Ia langsung merebut ponsel dari tangan Lena, memperbesar foto, dan memperhatikannya dengan saksama.
Meskipun wanita di foto itu hanya terlihat dari belakang, dan wajah pria hanya tampak setengah, ada sesuatu yang terasa sangat familiar.
Punggung wanita itu...
Beberapa potongan adegan dari malam sebelumnya tiba-tiba melintas di benaknya bayangan samar, pelukan, dan kehangatan aneh.
Hati Sienna mulai berdebar kencang.
Wanita dalam foto itu.. sepertinya adalah dirinya sendiri.
makasih Thor dah up buanykkk semoga besok up lagi
pls Sienna jangan ada rasa deh untuk sekarang ,,be strong woman ok jangan lembek