NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19. TIDAK SUKA

Pintu kafe didorong ke arah dalam, pandangan mata Aruna mengedarkan menatap ke segala penjuru kafe. Tangan yang terangkat di pojok kafe, senyum yang mengembang terlihat jelas. Aruna mengulas senyum tipis, melangkah kembali menuju meja yang terletak di sudut ruangan kafe.

"Maaf, Mbak. Tadi aku harus ngurusin Mentari dulu sebelum nganterin ke sekolah. Mbak Mia nggak nunggu lama 'kan," tutur Aruna, tidak enak pada sahabat dekat almarhumah kakaknya satu ini.

Kepala Mia mengeleng sekilas, "Duduk, Run. Mbak baru aja nyampek, lihat aja belum ada minuman di atas meja 'kan."

Aruna menarik bangku ke belakang, duduk perlahan di hadapan Mia. Mia tersenyum lembut, menatap intens wajah Aruna. Ah, Mia jadi rindu sang sahabat tersayang. Kematian Kinanti membuat Mia sedih bukan main, diperparah ia tidak bisa datang ke pemakaman mengingat ia bekerja di luar kota.

"Mbak! Mbak Mia baik-baik aja?" tanya Aruna, melihat cara Mia menatapnya lekat.

Mia menghela napas berat, ada kesedihan dan kerinduan di manik mata Mia.

"Mbak cuma..., merindukan Kinanti, nggak nyangka sampai detik ini pun masih merasa ini seperti mimpi. Rasanya, Kinanti masih ada di sini, berada di rumah sakit bekerja. Bedanya hanya dia nggak lagi menghubungi Mbak," ujar Mia terlihat jelas sekali kehilangan.

Aruna menunduk perlahan, bukan hanya Mia saja yang merasa kehilangan. Aruna sebagai adik kandung Kinanti merasa sangat kehilangan, kakak paling menyayanginya pergi untuk selama-lamanya. Aruna hanya mampu menelan sendiri kesedihannya, diperparah Hana-sahabatnya mengkhianatinya. Jari jemari lentik Aruna saling bertautan dan diremes, Aruna membuang muka.

"Ah, maafin Mbak, Run. Mbak cuma merasa sedih, Mbak sampai lupa kalo Aruna pasti lebih sedih lagi," sambung Mia saat sadar perempuan di depan ini pasti tidak kalah berdukanya.

Aruna kembali membawa atensinya ke arah Mia, mengeleng sekilas berusaha menarik kedua sisi bibirnya ke atas memaksakan senyum.

"Aku baik-baik aja kok, Mbak," sahut Aruna lirih, "ah, iya. Kapan Mbak balik ke Jakarta? Apakah kali ini dapat cuti?"

"Ah, iya, Mbak udah mau empat hari di jakarta. Mbak sibuk ngurusin surat-surat kepindahan kerja ke sini lagi. Sebenarnya Mbak ke Jakarta lagi karena kemungkinan kembali bekerja di rumah sakit di Jakarta lagi," kata Mia mejelaskan.

"Eh, iyakah?" Aruna terlihat senang.

"Ya, Mbak balik ke sini lagi. Menempati apartemen yang dulu," ujar Mia lembut.

Kata dulu membuat jantung Aruna berdebar, ekspresi Aruna yang sempat tegang membuat Mia mengulum bibirnya. Ia sempat mendengar dari teman di kampung halaman, jika Aruna dinikahi oleh Jakson setelah kepergian Kinanti.

"Mbak dengar kalo kamu dinikahi sama Jakson, kalian baik-baik aja 'kan?" tanya Mia hati-hati.

Desahan berat diembuskan melalui mulut, Aruna mengulum bibirnya yang mendadak kering.

"Gimana ya, Mbak. Aku sama sekali nggak punya perasaan apapun dengan Mas Jakson, begitu pula sebaliknya. Aku mau menikah dengan Mas Jakson karena keterpaksaan, untuk Mentari. Aku nggak mau sampai Mentari menderita tanpa kehadiran sosok Ibu, apalagi punya Ibu tiri yang nggak akan pernah menyayanginya seperti halnya Mbak Kinanti yang menyayangi Mentari," jawab Aruna jujur tanpa kebohongan apapun.

Mia paham apa yang dimaksud oleh Aruna, wanita berparas ayu satu ini banyak menderita diusia remaja. Menjalin kehidupan normal tidaklah mudah, apalagi mendapatkan trauma pelecehan di masa lalu, Mia bangkit dari posisi duduknya melangkah untuk duduk di samping Aruna.

"Kamu yakin baik-baik aja nikah dengan Jakson, Run?" Mia menyentuh bahu Aruna lembut, tatapan matanya tersirat kekhawatiran mendalam.

Mendengar pertanyaan lembut dari Mia, membuat kedua mata Aruna berembun. Saat kepalanya tertunduk air matanya berderai, Mia menarik beberapa lembar tisu di atas meja mengusap air mata yang jatuh di pipi Aruna. Tangan kirinya mengusap-usap lembut punggung belakang Aruna, kedua sisi bahunya bergetar. Tidak ada yang bertanya dengan lembut bagaimana perasaan Aruna, termasuk kedua orang tuanya.

Kepala Aruna mengeleng, sekuat tenaga ia mengontrol perasaannya. Rasa sedih yang tidak terkendali, tidak ada tempat bercerita membuat Aruna semakin tertekan. Derap langkah kaki waiters membawa dua minuman pesanan Mia sebelumnya, Aruna mengusap matanya dan menghela napas kasar.

...***...

"Siapa yang nganterin kamu pulang?" tanya deep voice Jakson mengalun saat kaki Aruna dan Mentari baru dua langkah memasuki ruang tamu.

Aruna dan Mentari berhenti mendadak, serentak melirik ke arah Jakson yang berdiri di jendela dengan kedua tangan di lipat di dada. Tatapan matanya terlihat mengintimidasi, dahi Mentari berkerut melihat ekspresi wajah ayahnya yang tampak seram.

"Mentari ganti baju seragamnya dulu, nanti Tante nyusul ke kamar." Aruna menyentuh bahu Mentari dengan lembut, Mentari mengangguk.

Ia melangkah mendekat ayahnya, mengulurkan tangan dengan ekspresi takut. Jakson mendesah lelah, menerima uluran tangan putrinya. Punggung telapak tangan Jakson dikecup, Mentari melepaskan tangan Jakson dan melangkahkan menuju kamarnya.

Kini tersisa di ruangan tamu kedua pasangan suami-isteri yang terlihat saling menatap tajam, dengan jarak yang terbentang cukup jauh.

"Itu Mbak Mia, sahabatnya Mbak Kinanti," balas Aruna pada akhirnya.

Sebelah sisi alis mata tebal Jakson ditarik tinggi ke atas, tatapan matanya terlihat serat akan ketidak percayaan.

"Mia," gumam Jakson, "dia 'kan ada di Surabaya."

Sebagaimana yang Jakson ketahui Mia pindah tugas ke Surabaya satu 3 tahun yang lalu, membuat istrinya terus mengeluh karena merindukan Mia.

"Iya, Mbak Mia balik ke Jakarta empat hari yang lalu. Mbak Mia ngakak ketemuan di kafe, setelah dari kafe. Karena Mbak Mia rindu dengan Mentari, kita langsung ke TK-nya Mentari. Sekalian dianterin balik sama Mbak Mia," tutur Aruna pada akhirnya menjelaskan, "puas!"

Aruna terlihat jengkel menghadapi Jakson, ia melangkah kembali menuju kamar.

"Kenapa dia nggak turun dari mobil kalo emang itu Mia," kata Jakson seakan tidak percaya.

Aruna mengerang tertahan, menghentikan langkah kakinya. Ada apa dengan pria satu ini, apa urusannya Mia turun atau tidak. Meskipun tadinya sempat ditawari oleh Aruna untuk turun, Mia menolaknya.

Aruna menoleh ke belakang, "Ya, terserah Mbak Mia dong. Mau turun atau nggak, apa ada masalahnya sama Mas Jakson. Toh, kalo Mbak Mia ke sini itu ketemunya sama Mbak Kinanti. Sekarang Mbak Kinanti udah nggak ada, dia nggak ada kepentingan dengan Mas Jakson jadi ngapain dia mampir."

Jakson melotot mendengar sahutan Aruna yang kelewatan ketus, Aruna tidak peduli bagaimana ekspresi Jakson-suaminya. Ia kembali melangkah, Jakson berdecak kesal. Entah itu Aruna maupun Mia keduanya sama saja, sering kali kedapatan meliriknya dengan ekspresi tak suka.

Jakson sangat tidak paham dengan apa yang ada di otak keduanya, rasa-rasa dulu Jakson tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Hingga pantas mendapatkan tatapan tidak suka entah itu dari adik iparnya saat itu, maupun Mia.

"Dasar aneh," gumam Jakson kesal.

Bersambung ...

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!