Leticia Hanggono, merupakan perempuan dewasa yang terjebak di dalam situasi rumit yang membuat dirinya harus melakukan hubungan terlarang antara dia dan calon suami adiknya.
Semua keluarga merasa kecewa akibat kelakuan fatal yang dilakukan oleh keduanya, bahkan kedua orang tuanya pun sangat membenci Leticia akibat kejadian ini.
"Kau puas Letti sudah membuat adikmu menderita, aku membesarkan mu dengan penuh kasih sayang tapi apa yang kami dapatkan, kami mendapatkan malu akibat ulah yang kau lakukan," ucap Sandra dengan penuh kekecewaan.
"Mam, tolong percaya padaku, kalau ini semua bukan keinginan kami berdua, kami berdua dijebak meminum obat sialan itu Ma," jelas Letti yang tidak dihiraukan oleh mamanya.
Saat ini hidup Letti benar-benar hancur bahkan tidak ada satu orang pun yang mempercayainya, semua orang beranggapan kalau kejadian ini merupakan keinginan Letti.
akankah Letti sanggup menerima takdir pahit yang menimpanya ini. saksikan selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah sarapan, Leti pun langsung mengajak semuanya untuk pergi ke taman raya menggunakan mobil, tak lupa Leti juga membawa Walker atau yang disebut alat bantu jalan.
Sesampainya di taman raya, Leti pun langsung menggeser tubuh Asraf lalu mulai mendudukkan tubuh tersebut di kursi roda sedangkan Emely turut membawa Walker untuk membantu ayahnya belajar berdiri.
"Mam, kita cari tempat yang sejuk saja ya," pinta Emely.
"Ok Cantik, terserah kamu saja," sahut Leti.
"Papi harus semangat ya," ucap Dante sambil berjalan di samping papinya.
Di sepanjang perjalanan tangan Dante tidak melepas genggaman tangan Asraf, anak lelaki ini begitu sayang, dan tidak mau kehilangan papinya itu, yang menurutnya begitu berarti dalam hidupnya.
"Papi nanti Papi belajar berdiri dulu, pegangan kukuh sama alat yang di pegang oleh Akak tadi," ucap Dante yang diangguki oleh Asraf.
Saat ini mereka berempat sudah sampai di tempat yang menjadi tujuannya, dibawa pohon rimbun seorang ayah mulai mencoba untuk belajar berdiri demi keluar dari lingkaran yang membuat dirinya tidak bisa bebas melakukan aktivitas sehari-hari.
"Papi, ayo fokus, ingat apa yang aku cakap tadi," pesan Dante yang menjadi penyemangat tersendiri bagi Asraf.
"Papi, pegangan yang kokoh ya, agar tidak mudah jatuh," timpal anak perempuannya itu.
"Abang, fokus pandangan kedepan, tidak usah memikirkan bagaimana hasilnya nanti, yang terpenting untuk saat ini Abang sudah berusaha untuk keluar dari situasi rumit ini," nasehat Leti.
Asraf mulai memegang kokoh Walker yang ada dihadapannya itu tatapannya pun mengarah kedepan tanpa menunduk ke bawah, karena Asraf tahu kelemahannya ada pada kedua kakinya.
Sambil meringis kuat, Asraf pun mulai belajar untuk menginjakkan kakinya ke tanah dengan kuat meskipun masih menggunakan alat bantu tersebut.
"Auuuuu!" pekik Asraf yang memang terasa sakit jika dipaksa untuk berdiri.
Akan tetapi jika dirinya tidak melawan rasa sakitnya itu, maka selamanya kakinya akan lumpuh tidak ada kemajuan sama sekali.
Asraf mulai melangkah sedikit demi sedikit, suara dukungan yang keluar dari mulut keluarganya menjadi penyemangat tersendiri untuk Asraf terus melangkah dan melangkah.
"Good job Papi, ayo terus lakukan itu hingga selesai," ucap Dante yang paling heboh diantara Akan dan mamanya.
Satu langkah dua langkah dan tiga langkah, Asraf pun sudah merasa lelah dan berhenti sejenak dengan nafas yang sudah ngos-ngosan akan tetapi semangat itu nampak kembali, apalagi ucapan semangat dari Dante yang terngiang-ngiang di bayangannya.
"Papi pasti bisa Dante, ini semua Papi lakukan untuk mu agar supaya bisa bermain bersama Nak," ucap Asraf yang masih terdengar di telinga Leti.
"Semangat Abang, lihat anakmu begitu bahagia melihatmu berusaha seperti ini, kau tahu dia begitu menaruh harapan besar untuk mu," sahut Leti.
Setetes air keringat dan juga air mata menjadi saksi perjuangan seorang ayah, yang ingin kembali hidup normal demi bisa menjaga dua orang anaknya, meskipun satu anak bukan terlahir dari benihnya, akan tetapi kasih sayang seorang Asraf begitu besar terhadap bocah laki-laki tersebut.
"Dante, Emely dan juga Leti, lihatlah perjuangan ini untuk kalian bertiga," ucap Asraf sambil berusaha mengayun langkahnya, dan mulai menginjakkan kembali kakinya ke permukaan tanah dengan begitu kuat.
Sudah satu putaran, Asraf berhasil mengitari lingkaran yang sudah di buat oleh anak perempuannya itu, bahkan pria itu nampak semangat agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
"Sudah-sudah Papi istirahat dulu ya," ucap Emely.
"Mama, mana biar Dante saja yang memberikan minumannya kepada Papi," pinta anaknya itu.
"Ini Sayang," sahut Leti.
"Papi, makasih ya udah mau mencoba, jujur saja Dante sangat bahagia melihat Papi belajar seperti ini, semoga Papi segera mendapatkan kesembuhan," ujar Dante yang membuat Asraf langsung mengelus kepalanya.
"Sayang, makasih ya, sudah semangatin Papi, jujur saja Papi ingin sembuh itu semua karena kalian bertiga Dante, Kak Emely dan juga Mama," jelas Asraf yang membuat Dante bahagia.
"Yeh ...! Sebentar lagi papiku sembuh lihat ya, yang suka katain Papi Dante lemah sebentar lagi dia akan sembuh dan aku akan menjadi orang pertama yang bahagia atas kesembuhan mu itu Papi," ucap anak kecil itu yang membuat Asraf semakin semangat dalam kesembuhannya itu.
Asraf pun melihat kebelakang, betapa bersyukurnya dia memiliki anak seperti Dante, rasanya baru kemarin dia menimang-nimang anak itu karena ibunya yang masih belum pulang bekerja, setiap malam Asraf selalu jaga malam sampai-sampai di tempat kerjanya dia tertidur karena lelah, akan tetapi lelahnya itu serasa dibayar lunas melihat anak tersebut tumbuh dengan cinta kasih yang begitu besar.
'Sayang, kau memang anak yang berhati mulia, lihatlah caramu menyayangiku, melebihi semuanya aku bangga memiliki anak seperti mu Dante,' batin Asraf.
Tidak terasa waktu siang mulai menghampiri matahari sudah mulai terik sehingga membuat mereka berempat harus pulang ke rumah, akan tetapi di tengah-tengah perjalanan tanpa di sengaja keluarga Leti berpapasan dengan Arkan yang baru saja mengecek proyeknya.
"Leti," gumam Arkan sedangkan Leti berusaha untuk menghindar apalagi di sini ada Dante.
Bersambung ....
ngene di tinggal di Bali sendiri Suami pulang sendiri ke jakarta Arkan nikmati aja penyesalanmu dan hancurnya hatimu yg km lihat buruk ternyata dua wanita baik sayang nya km perkosa paksa.dan yg km lihat baik ternyata buruk tu 5 th di bodohi Latu.
Yee Tuan Ali sdh merestui Leti dan Asraf menikah semoga kalian hidup bahagia krn Asraf dan Leti berhak bahagia setelah kesakitannya.Tuan Ali sendiri yg akan pisahkan Leti Dante dg Arkan.