Perjodohan

Pagi ini Violet terlihat lincah dengan stelan kemeja putih dan celana kain berwarna krem. ia mengikat rambut panjangnya sedikit keatas agar terkesan profesional.

Violet menghampiri Frans yang sudah lebih dulu duduk di ruang makan. Frans menatap istrinya dengan tatapan datar.

"Pagi pak Frans" sapa Violet.

Frans hanya diam tidak menjawab seolah ia tidak mendengar suara Violet yang menyapanya.

"Di mana kau akan melamar pekerjaan?" tanya Frans..

"Di salah satu stasiun tv swasta Oke One"

Frans tidak peduli, ia melanjutkan sarapannya lalu pergi ke kantor seperti biasa. Ibas sudah menunggu Frans di dalam mobil. saat mobil melaju meninggalkan halaman rumah Frans teringat Violet.

"Ibas hubungi pemilik Oke One"

"Pemilik Oke One tuan? apa anda ingin ada konferensi pers?"

"Tidak, hari ini Violet melamar pekerjaan di stasiun tv itu sebagai reporter lapangan aku ingin dia lolos dan di terima bekerja"

Ibas tersenyum senang, setidaknya meski Frans selalu galak pada Violet ia juga mempedulikan istrinya itu.

"Apa ini semacam previlage tuan?" sindir Ibas sembari tersenyum.

Frans ikut tersenyum samar,

"Oh ya lupakan Violet, kau urus mami akan datang dari Toronto"

"Nyonya besar akan pulang?"

"Iya aku jadi pusing, bagaimana nanti jika mami berinteraksi dengan Violet, apa gadis itu bisa menangani mami"

"Tuan jangan cemas saya yakin nona Violet pasti bisa mengambil hati nyonya besar"

"Kenapa kau seyakin itu?"

"Nona Violet itu terlihat tulus dan baik tuan, karena masih muda saja makanya ia terlihat sedikit susah di atur"

Frans melempar pandangannya keluar kaca mobil mengamati pemandangan kota pagi ini. wajah Violet yang ia abaikan selama beberapa hari ini diam-diam menyelinap di pikirannya.

***

Kantor Oke One Tv

Violet tiba di kantor tv swasta Oke One ia akan interview dengan petinggi Oke One.

"Silahkan duduk Violet" kata seorang pria yang terlihat berwibawa.

"Terimakasih pak"

"Kau ingin menjadi reporter lapangan?"

"Benar sekali pak"

Pria itu membaca VC yang di buat Violet, cukup menarik dan sesuai dengan kriteria yang di butuhkan perusahaan.

"Baiklah kau mulai bekerja besok"

"Benarkah pak?" Violet tidak percaya, semudah ini ia mendapatkan pekerjaan impiannya. Violet pikir ia akan mengalami tahap interview lalu menunggu berhari-hari apakah di terima bekerja atau tidak. tapi ini dalam hitungan jam Violet langsung di terima bekerja.

"Baiklah pak, terimakasih saya janji akan bekerja sebaik mungkin"

Pria itu mengangguk.

Setelah Violet pergi meninggalkan ruangannya, si atasan menghubungi Ibas sekretaris utama PT Wijaya Mandala Putra.

"Halo, tugas sudah beres tolong sampaikan pada tuan Frans"

"Baiklah, kapan Violet mulai bekerja?" tanya Ibas.

"Besok pagi"

"Oke terimakasih, jangan sampai Violet tahu jika tuan Frans yang melobi anda"

"Rahasia aman Ibas"

Telepon di tutup.

Rupanya violet lolos dengan mudah karena Frans yang meminta langsung pada pemilik tv swasta itu. tapi tentu saja Violet tidak tahu perhatian kecil yang Frans berikan ini.

Di kantor Wijaya Mandala Putra,

Ibas memasuki ruang kerja Frans membawa beberapa file dokumen yang sudah di print out dan harus segera di tandatangani Frans.

"Silahkan tuan, sudah saya periksa isinya dan ada beberapa pin yang telah saya koreksi" kata Ibas meletakkan dokumen itu di hadapan Frans.

"Hmmm, bagaimana kau sudah menelpon stasiun tv?"

"Sudah tuan, baru saja pemiliknya mengatakan Violet...maksud saya nona Violet telah di terima dan bisa masuk kerja besok pagi"

"Bagus"

Frans tersenyum kecil sembari meraih pena dan menandatangani dokumen di hadapannya.